Kisah Kyai Pamungkas: TEROR PATUNG KUBURAN CHINA
Karena mencari kerja halal dan bisa menghasilkan uang banyak ternyata sulit didapat, akhirnya Gembor, bukan nama sebenarnya, warga sebuah kampung di kota Yogyakarta, memilih menjadi pencuri patung dan berbagai assesoris yang menjadi penghias di Bong, atau kuburan Tionghoa yang memang banyak di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Apalagi pekerjaan itu tidak terlalu sulit untuk dikerjakan, karena kuburan milik warga keturunan Tionghoa yang sering dia satroni itu luas dan berada di kawasan berbukit, penjaganya juga jarang meronda untuk mengecek setiap kuburan. Dengan begitu Gembor menjadi leluasa untuk melakukan aksinya dan tak pernah ketahuan.
Patung yang ia cari adalah para dewa yang dipercaya menjadi pelindung jenazah, seperti patung Dewi Kwan yang banyak dipuja para warga keturunan. Kalau bukan patung, berbagai benda yang menjadi assesoris hiasan juga bisa. Gembor juga telah mempunyai penadah khusus, dengan imbalan yang lumayan. Konon juragan ini mempunyai jaringan di berbagai kota besar di Indonesia.
“Paling tidak dari kegiatan saya menjadi pencuri di kuburan itu, saya bisa menghidupi anak dan istri,” cerita Gembor satu ketika.
Karier Gembor menjadi pencuri memang cukup lama. Sejak masih jadi anak baru gede (ABG), Gembor sudah menjadi pencopet. la beroperasi di bus-bus antar kota antar propinsi. Gembor sempat juga merasakan hidup di balik terali besi beberapa kali. Karena sering keluar masuk penjara, para polisi dan sipir di rumah tahanan sampai hafal padanya.
Karena merasa kurang lincah dalam hal kerajian tangan alias mencopet. Gembor banting stir menjadi pencuri di kuburan Tionghoa. Apalagi setelah ia kenal dengan para tukang tadahnya, hingga makin mantaplah ia dengan karier baru, dan ia jadi jarang berurusan dengan pihak berwajib.
Hanya saja, yang namanya pekerjaan non halal itu ternyata tidak menghasilkan berkah. Bahkan ia sempat diteror oleh patung dewa yang dia curi dari kuburan Tionghoa.
Alkisah sejumlah patung yang ia dapatkan dari sejumlah kuburan warga keturunan ia kumpulkan dalam gudang. Memang sudah jadi kebiasan patung-patung hasil curian ia kumpulkan dahulu sebelum ia setorkan pada para juragan barang antik. Biasanya patung-patung yang ia dapatkan ia bersihkan terlebih dahulu. Beberapa patung yang cacat dipoles terlebih dahulu. Biar kelihatan lebih klasik Sehingga para pengepul nanti bisa mengira sebagai barang antik dan yang penting harganya lebih mahal.
Dan saat sedang asyik memoles, Gembor dikejutkan dengan munculnya bayangan hantu yang wajahnya mirip dengan patung-patung dewa yang ia curi dalam kuburan. Wajah mereka dingin dan berjalan seperti hantu-hantu dalam film Mandarin. Terdengar kata-kata dalam bahasa Tionghoa. Tangan mereka terjulur dan berjalan pelan-pelan seolah-olah tangan mereka siap untuk mencekik leher Gembor mencoba menjerit, namun tak ada kata yang keluar. Dan hantu-hantu yang tampaknya penunggu patung penghias makam itu terus mendekat.
“Tiiti…. tti… daaakkk!” teriak Gembor keras sekali. Tangannya seolah seperti akan mencekik lehernya sendiri. Istrinya yang tidur di samping pun buru-buru membangunkan. Gembor tersadar. Pada istrinya ia hanya mengaku bermimpi. Agar tak membuat seisi rumah ketakutan, Gembor pun hanya bungkam tidak menceritakan apa yang terjadi. Patung yang tadinya coba dibersihkan dan dipoles sana-sini pun dikembalikan ke gudang.
Namun teror penunggu hantu tak hanya berhenti pada malam itu saja. Karena malam-malam setelah itu, teror kembali terjadi. Bahkan lebih menakutkan lagi. Tidak hanya hantu-hantu penunggu patung hiasan di kuburan, tapi malah muncul ular besar yang menggeliat-geliat memperlihatkan taringnya yang tajam. Teriakan Gembor membuat istrinya malah ketakutan. Ia berusaha membangunkan suaminya yang malah seperti orang kesurupan. Dan berteriak dengan kata-kata yang tidak jelas.
Tiga anaknya yang tidur di kamarnya masing-masing juga terbangun. Mereka semakin panik melihat ibunya yang tidak kuasa untuk menenangkan suaminya. Sementara Gembor terus berteriak. Para tetangga pun berdatangan. Mereka juga sudah kewalahan untuk menangani Gembor yang makin histeris. Dan tangannya malah seperti mencekik dirinya. Untung saja ada salah satu tetangganya yang kemudian mendatangkan Pak Hoho (bukan nama sebenarnya). Warga keturunan yang selama ini menjadi pawang dalam kegiatan kesenian barongsai. Dan berkat Pak Hoho, berbekal mantra dan hio yang dibakar Gembor pun bisa disadarkan.
Gembor dengan gemetar bercerita tentang kegiatan selama ini terutama dalam hal mencuri patung-patung penghias di kuburan warga keturunan Tionghoa. Pak Hoho pun cerita kalau patung-patung di kuburan warga keturunan itu tidak hanya sekadar patung penghias nisan. Ramun tu patung tokoh baik para dewa, atau orang yang disucikan. Pak Hoho hanya minta agar patung-patung yang dicuri dikembalikan saja pada tempat semula. Ia juga berharap agar Gembor bertobat, tidak melakukan kejahatan seperti itu lagi.
Saran Pak Hoho akhirnya dipenuhi oleh Gembor. Sejumlah patung hasil curian di sejumah kuburan warga keturunan Tionghoa dikembalikan. Ajaib, kini teror dari patung kuburan kini tak lagi mendatanginya.
Dan Gembor yang sudah sadar mencoba peruntungan dengan bekerja halal. Ia berdagang nasi bungkus dan minuman hangat yang ia jajakan di rumah sakit daerah yang letaknya tak jauh dari tempat Gembor tinggal. Gembor baru sadar, ternyata kalau pekerjaan halal yang digeluti dengan halal itu malah barokah. Karena dari berjualan seperti itu, sedikit demi sedikit ja bisa menabung. Tak seperti dulu waktu jadi pencuri patung dan benda-benda antik penghias nisan di Kuburan. Walau terkadang pendapatannya lebih banyak, namun hatinya selalu tidak tenteram. Selalu was-was dengan kemungkinan ditangkap oleh pihak yang berwajib.
“Tapi sekarang dengan berjualan, rasanya hati ini jadi tenteram, tidak was-was lagi. Bahkan saya bisa menjalankan ibadah dengan rutin. Doakan agar rezeki yang saya terima benar-benar barokah,” harap Pak Gembor yang baru saja memberi kabar gembira karena anak sulungnya baru saja diterima masuk perguruan tinggi favorit. Ternyata rezeki yang halal itu membuat hati ini menjadi lebih tenang, aman dan tenteram. ©️KyaiPamungkas.

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: bomoh.online
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)