Kisah Kyai Pamungkas: TUMBAL TIGA PESUGIHAN
Demi kekayaan yang didambakannya, dia menjalankan ritual tiga jenis pesugihan sekaligus. Dia harus bersetubuh dengan Siluman Kera dan Siluman Ular. Dia juga harus memberikan tumbal manusia kepada Siluman Buto Ijo….
Sejak kecil sampai dewasa persahabatan kami tidak pernah renggang. Sudah menjadi kebiasaan di antara kami kalau menemui masalah selalu dipecahkan bersama. Bukan saja masalah keluarga bahkan masalah pribadi sekalipun. Pada intinya kami berdua masing-masing bisa berkeluh kesah, bisa menyimpan rahasia, juga saling percaya.
Seminggu sebelum maut merenggut nyawanya, sahabatku membuka tabir rahasia itu. Ia menceritakan ini semua karena merasa yakin rahasianya bisa aku simpan.
“Jika aku meninggalkan dunia ini, aku titip anak-anakku agar kelak kemudian hari anak-anakku menjadi orang yang sholeh,” ujar sahabatku memberikan amanat.
Abbas, Itulah nama panggilan sahabatku. Saat menikah dengan gadis satu desanya hanya berbekal tekad dan nekad. Dari buah perkawinannya ia dikarunial empat orang anak, dua lelaki dan dua perempuan. Karena tidak mempunyai penghasilan tetap, ekonomi keluarganya morat-marit. Kemelaratan bagian dari detak jantung kehidupan sehari-harinya. Berbagai ikhtiar ditempuh demi mendongkrak roda ekonomi keluarga, tetap saja melarat.
Dalam keadaan ekonomi terjepit, datang ujian dari Tuhan. Anak perempuannya nomor tiga sakit keras divonis mengidap penyakit paru-paru. Semua membutuhkan biaya tidak sedikit untuk pengobatan. Selain pengabatan medis, pengobatan alternatif pun ditempuh, yang penting anak perempuannya sembuh. Tapi bukannya sembuh malah semakin hari penyakitnya kian kritis.
Dengan tekad penuh, jalan apapun anaknya harus sembuh, perabotan rumah tangga dan gubuk tempat berteduh milik keluarga satu-satunya dijual hingga ludes tak bersisa. Namun kesehatan anaknya belum ada titik terang yang berarti. Abbas sebagai orang tua menyaksikan kondisi anaknya merasa sedih, tak tega melihat penderitaan berkepanjangan selama satu setengah tahun hidup anaknya dihinggapi penyakit paru-paru basah.
Aku sebagai sahabat dekatnya hanya bisa menyarankan, agar Abbas meminjam uang kepada tetangga dan kerabat, demi keselamatan nyawa anaknya. Walau Abbas tidak mempunyai penghasilan tetap masih bisa bersyukur dipercaya diberi pinjaman uang guna biaya pengobatan. Tak terasa dari hari ke hari utang semakin menumpuk hingga mencapai jutaan rupiah, tetap saja anaknya tak kunjung sembuh.
Manusia merencanakan, Tuhan menentukan. Anaknya akhirnya meninggal secara menyedihkan. Abbas dan keluarganya terpukul saat anak yang dicintai pulang ke alam kelanggengan.
Semenjak ditinggal kematian anaknya, Abbas banyak melamun. Utang menumpuk, Abbas nyaris gila. Oleng oleh cobaan hidup keimanannya rapuh, dengan petunjuk dari seorang temannya, Abbas bertekad untuk bisa mengembalikan harta yang dijual dan membayar utang walau ia menggadaikan aqidah sekalipun.
Diantar temannya, Abbas berangkat tanpa memberitahukan isteri dan anak-anaknya, juga aku sebagai sahabatnya. Ia pergi ke suatu daerah tepatnya di Propinsi Jawa Timur. Tempat tersebut dikenal dengan nama Tiga Pesugihan. Di tempat ini Abbas mengikat perjanjian dengan iblis.
Segala persyaratan dipenuhi, tata cara lelaku ritual dilaksanakan sesuai dengan perintah sang juru kunci. Di lokasi keramat ini konon ada tiga jenis pesugihan. Bila ingin cepat kaya, maka ketiga pesugihan itu harus ditempuh, meski dengan resiko yang sangat berat. Abbas, adalah seorang yang nekad memikul resiko itu. Ia menjalankan tiga pesugihan itu.
Menurut centa Abbas, tengah malam itu, Kurang lebih lima kilometer dari rumah juru kunci ia berjalan kaki menuju gua. Di gua ini ia harus puasa selama tiga hari tiga malam, dan dilarang kembali sebelum mendapat petunjuk gaib.
Kalau manusia hidupnya sudah dirasuki Iblis, keimananpun sirna, rasa sabar lenyap, yang berbicara bukan hati nurani dan akal pikiran, tapi nafsu angkara murka, nafsu mengejar nilai duniawi secara instan agar cepat kaya tanpa memikirkan kehidupan akhirat yang sifatnya abadi sesuai janji Tuhan. Itu semua tidak pernah terbersit dalam hati Abbas. Nauzubillah…!
Tiga hari tiga malam telah berlalu, Abbas pun pulang membawa petunjuk yang diperolehnya saat ia tapa brata di gua itu. Ia menjelaskan perihal petunjuk itu kepada sang juru kunci.
“Sekarang pulanglah! Kasihan anak dan isterimu menunggu, jangan lupa setibanya di sana, sampean harus mencari kontrakan rumah yang mempunyai empat kamar, satu kamar untuk sampean dan tiga kamar lainnya untuk nanti yang akan menginm sampean kekayaan. Segala syarat-syarat harus sampean penuhi juga dilaksanakan dengan baik. Jangan sampai ada yang lupa, sebab kalau sampean lupa, sampean tahu sendiri akibatnya. Nah, sekarang pulanglah!” ujar sang juru kunci memberi penjelasan secara rinci. Abbas menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Tak lama kemudian Abbas permisi kepada juru kunci untuk kembali pulang ke kampung halamannya dengan membawa sejuta harapan.
Setibanya di kampung halaman setelah ritual itu, Abbas meminta bantuanku. “Cep, kau sahabatku sejak kecil. Maukah kau menolongku?” katanya hari itu padaku.
Aku hanya diam, belum mengerti arah pembicaraannya.
“Aku membutuhkan sejumlah uang buat ngontrak rumah,” ucap Abbas memelas.
Aku sebagai sahabatnya tidak mengerti, baru saja datang dari luar kota selama satu minggu, kini tiba-tiba meminta bantuanku. Tapi sebagai sahabat sejati, aku menyanggupinya. Saat aku tanyakan dari mana selama ini pergi tanpa memberitahukanku, la hanya menjawab bahwa kepergiannya mencari usaha untuk menutupi utang-utangnya.
Selang beberapa hari Abbas mendapat rumah kontrakan yang diinginkannya, kebetulan rumah kontrakan tersebut memiliki empat kamar, satu kamar depan Ia tempati sendiri, tiga kamar lainnya guna prosesi ritual sesuai petunjuk dan sang juru kunci. Ketiga kamar Itu diisi dengan persyaratan berbeda, juga prosesi ritual yang berbeda pula. Sejak menempati rumah kontrakan itu Abbas tidak pernah bergaul, begitu juga tidak pernah membaur dalam kegiatan masyarakat. Abbas yang dulu supel dan ramah kini menjaga jarak, yang dulu humoris kini banyak muram. Pentakunya berubah seratus sembilan puluh derajat. Aku sebagai sahabatnya pun tidak pernah menanyakan hal itu. Takut menyinggung perasaannya, sebab aku tahu persis tipikal Abbas.
Abbas mengaku sisa uang pinjaman dariku untuk mengontrak rumah masih tersisa. Uang tersebut ia gunakan sebagai modal dagang kecil-kecilan di depan rumahnya. Sedikit demi sedikit dagangannya berkembang. Padahal warungnya hanya biasa-biasa saja tapi larisnya luar biasa. Mungkin ini semua dibantu oleh ketiga makhluk yang berada di tiga kamar rumah kontrakannya itu.
Waktu terus bergulir. Dan dagang kecil-kecilan itu kini Abbas mempunyat toko ketontong grosiran. Hampir semua toko-toko kecil yang berada di sekitar daerah itu belanjanya dari toko Abbas. Perkembangan dagangnya sangat cepat. Tidak labih satu tahun Abbas sudah dapat membeli rumah lumayan bagus, bahkan utang-utangnya yang dulu menumpuk kini tunas terbayar.
Tahun berikutnya Abbas membeli beberapa mobil truck dan mobil sedan pribadinya keluaran terbaru. Ketiga anaknya diberi fasilitas, satu anak satu rumah dan satu mobil. Luar biasa!
Selain meningkatnya taraf kehidupan keluarga Abbas selama tiga tahun, selama tiga tahun pula nyawa manusia melayang dijadikan tumbal. Mereka semua berasal dari pihak kerabatnya sendiri. Inilah satu keganjilan yang selalu aku pikirkan.
Pada umumnya, orang yang diberi kekayaan tubuhnya sehat dan gemuk dan penampilannya selalu necis. Lain lagi dengan penampilan Abbas. Tubuhnya kurus dan kotor, pakaian yang ia kenakan selalu lusuh, mukanya kusam. Abbas benar-benar tidak menikmati kekayaan yang diraihnya.
Bersekutu dengan makhluk apakah hingga Abbas memperoleh kekayaan begitu cepat? Abbas bersekutu dengan tiga makhluk sekaligus. Ketiga makhluk tersebut yakni Buto Ijo, Siluman Kera, dan Siluman Ular Hitam. Setiap makhluk menempati kamarnya masing-masing yang telah disediakan Abbas.
Lantas, apa saja kewajiban-kewajiban Abbas untuk memenuhi keinginan ketiga makhluk itu? Buto Ijo setiap tahunnya harus memberikan tumbal nyawa manusia, Abbas juga harus mau menyetubuhi Siluman Kera berwujud wanita cantik, dan yang sangat mengerikan isteri Abbas juga harus mau disetubuhi oleh Siluman Kera Jantan. Dan terakhir, Siluman Ular Hitam itu Abbas juga harus bersetubuh dengan ular berwujud putri. Kesemuanya itu prosesi ritualnya waktunya berlainan. Pantas saja Abbas beserta keluarganya sangat kaya. Kekayaannya tidak ada yang menandingi di daerah kami.
Ketika aku tanya kok bisa bersekutu dengan tiga makhluk iblis sekaligus, Abbas manjawab dengan entengnya, “Bukankah di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin, apalagi ini jalur hitam yang bagi golongan iblis memberikan keleluasaan agar manusia mudah terjeremus di jalan salah.”
Komunikasi itu terjadi saat Abbas membuka tabir aibnya sendiri kepadaku, seminggu sebelum maut merenggut nyawanya.
Tahun kesembilan Abbas memang jatuh sakit. Berobat kemanapun tetap saja tidak sembuh. Selasa pagi Abbas meninggal dunia secara tragis. Tubuhnya terbagi tiga, perutnya terkoyak hingga perutnya terburai, mulutnya menganga dan lidahnya menjulur panjang. MeIihat kondisi mayatnya sangat mengerikan, aku baru kali ini menyaksikan kejadian seperti itu, baunya menyebar kemana-mana bikin perut mual.
Sembilan tahun Abbas menikmati kekayaan semu. Istri dan ketiga anaknya meninggalkan rumah. Sementara, rumah dan harta hasil jerih payah Abbas terbakar, entah dari mana sumber apinya.
Kini, Abbas sahabatku pergi untuk selamanya. Terlalu banyak kenangan masa lalu sejak kecil hingga dewasa. Selamat jalan sahabatku, aku akan tetap mendoakan dan menandukanmu! Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: bomoh.online
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)