Kisah Kyai Pamungkas: SILUMAN KARANG PEUTEUNG, INDRAMAYU
Ada keganjilan yang penulis rasakan saat berjalan melewati lokasi Karang Peuteung. Selama ini, tempat terpencil ini dianggap sangat angker dan wingit. Berbagai kisah menyeramkan bersumber dari lokasi ini. Sulit dipercaya, tapi masyarakat di sekitarnya terlanjur sangat mempercayai bahwa Karang Peuteung memang menjadi markasnya koloni makhluk halus. Di lokasi Karang Peuteung sering terjadi peristiwa aneh yang menggegerkan, lebih mengerikan siluman Karang Peuteung selalu merenggut nyawa manusia.
Beberapa pekan silam, penulis sengaja mengunjungi Karang Peuteung untuk coba menguak tabir keganjilan yang selama ini menjadi sas-sus penduduk setempat. Karang Peuteung berada di Desa Cibereng, Kecamatan Cikedung, Indramayu, berdekatan dengan Sungai Cipanas. Kedua lokasi itu saling terkait antara satu dengan lainnya.
Menurut terawang bathin yang dilakukan penulis, lokasi Karang Peuteung merupakan satu negara yang luas terbagi dalam tiga wilayah negara. Setiap penghuni dan tempat pemukimannya satu dengan yang lainnya berbeda menurut keberadaan setiap negaranya.
Memang sangat aneh. Menurut penjelajahan bathin penulis, kehidupan gaib di sekitar Karang Peuteung ini Sangat ramai oleh orang berlalu lalang manusia dan kendaraan dari sepeda hingga mobil mewah. Semuanya berseliweran nampak unik. Para Penghuni kerajaan itu rata-rata bertampang mengerikan. Ada manusia berkepala anjing babi, ular, kuda dan sebagainya. Bahkan, ada sejenis makhluk berkepala Manusia tapi berjalan dengan perutnya, dengan tubuh dipenuhi oleh sisik berlendir.
Setiap wilayah negara dihuni oleh beberapa jenis makhluk yang mengerikan. Melihat kenyataan seperti ini, pantas kalau selama ini penghuni Karang Peuteung selalu meminta tumbal nyawa manusia untuk ditempatkan di pemukimanpemukiman yang masih kosong.
Menurut informasi yang berhasil dijaring penulis, lokasi ini di masa lalu memang menjadi salah satu ajang untuk mencari pesugihan. Mungkin karena itulah maka secara gaib Karang Peuteung memiliki dimensi kehidupan yang cukup unik dan menyeramkan.
Tidak jauh dari lokasi Karang Peuteung dan sungai Cipanas, tampak tumbuh beraneka jenis rerumputan yang selalu menghijau karena udaranya yang lembab. Karena rumput yang subur ini, maka jelas areal ini merupakan lahan empuk bagi penggembala ternak untuk menggembalakan ternaknya. Tapi, dari lokasi ini penulis mendapatkan cerita-cerita aneh yang mengundang bulu kuduk berdiri.
Dituturkan Kusnan, penduduk Cibereng, setiap harinya ia menggembalakan kambing di lokasi Karang Peuteung. Suatu hari ketika ia sedang asyik istirahat di bawah sebuah pohon rindang sambil sesekali memperhatikan kambingnya tiba-tiba dari kerimbunan pohon ia dikejutkan oleh kehadiran seekor Ula Lembu (ular sebesar sapi). Hewan sebesar batang pohon kelapa itu memangsa anak kambing milik Kusnan.
Melihat peristiwa aneh dan mengerikan yang berlangsung di depan mata nya, Kusnan diam tak bergerak. Sekujur tubuhnya menggigil seolah terkena serangan demam mendadak ia benar benar terkesima melihat kejadian yang sungguh tak masuk akal itu. Apalagi ketika tak lama kemudian sekelompok anak kambing pertama tersebut bisa menyedotnya dalam jarak lima belas meter, setelah merasa kenyang, Ular itu segera pergi dan menghilang ke dalam air sungai yang tiba-tiba bergemuruh hebat.
Dengan sisa-sisa keberaniannya Kusnan berusaha menarik sisa kambing yang ada untuk dipulangkan kekandang. “Gejak peristiwa itu tak seorangpun berani menggembalakan ternaknya di lokasi tersebut,” tegas Kusnan dengan mimik sangat tegang.
Keanehan lain dialami oleh beberapa orang penduduk Blok Pasar Cibereng saat hujan terus menerus mengguyur. Dalam keadaan hujan tiba-tiba muncul seekor Biawak buntung (biawak tanpa ekor). Hewan ini bersembunyi di bawah kandang ayam milik salah seorang penduduk setempat. Oleh para pemuda Biawak ini ditangkap, dan malamnya dijadikan masakan opor pedesan yang lezat dan dimakan beramai-ramai atau dikenal dengan istilah Mayoran. Lagi enaknya melahap opor Biawak, Gani salah seorang dari sekian pemuda didatangi seorang kakek mengenakan pakaian lusuh. Dari badannya tersebar aroma bau busuk, matanya jalang, suaranya bergetar berat, Saat ditanya oleh Gani, si kakek mengaku sebagai penghuni Karang Peuteung. Herannya, si kakek menanyakan dikemanakan kulit biawak itu.
Gani melihat ada sesuatu yang tidak beres, Dengan tergopoh-gopoh ia segera berusaha mencari serta mengumpulkan kulit biawak yang telah disobek dan berserakan. Setelah terkumpul, langsung diberikan kepada kakek itu. Apa yang terjadi kemudian? Aneh bin ajaib, setelah menerima kulit Biawak, kakek tersebut menghilang begitu saja. Gani tersentak kaget. Ia nyaris pingsan dengan kejadian yang dialaminya.
Lain lagi dengan penuturan Mang Pagol. Ia pernah menjalankan laku ritual puasa putih agar kehidupan keluarganya maju dalam hal ekonomi. Tepat malam Selasa Kliwon, Mang Pagol didatangi sesosok wanita cantik yang mengaku penghuni Karang Peuteung. Wanita bak putri kerajaan itu mengajaknya kawin. Dia menjanjikan harta dan uang apabila Mang Pagol bersedia mengawininya. Mang Pagol menolak secara halus.
“Saya benar-benar takut. Untungnya, setelah saya bacakan Ayat Kursyi, hantu wanita itu segera pergi,” tegas Mang Pagol.
Pada pertengahan tahun 2002 silam, keganasan siluman Karang Peuteung minta tumbal dua nyawa manusia. Kedua korban tersebut adalah kakak beradik penduduk Blok Sabrang Wetan. Tragedi menyedihkan itu berlangsung ketika mereka menyebrang sungai Cipanas. Sampai di tengah-tengah kakaknya seperti ada yang menarik ke dasar sungai. Tahu kakaknya dalam bahaya, tak lama kemudian sang adik berusaha menolong tetapi sia-sia belaka. Adiknya juga ikut terseret ke dalam putaran air hingga dua-duanya tewas seketika.
Menurut orang tua korban sebelum tragedi itu berlangsung, ada kejadian misterius yang dialaminya, yakni kemunculan makhluk aneh yang berdiri di atas air persis di tempat pusaran air tersebut. Makhluk tersebut wujudnya mirip manusia tapi bersisik seperti buaya. Dengan rasa penasaran, akhirnya orang tua itu menanyakan perihal ketidakwajaran kematian kedua anaknya kepada seorang paranormal. Hasilnya benar saja, kedua anaknya diperkirakan tewas menjadi korban keganasan siluman Karang Peuteung.
“Sampai detik ini, siluman Karang Peuteung masih meminta tumbal untuk dijadikan kacung di negeri siluman itu. Salah satu contohnya seperti dialami Pak Usman. Saat sedang memancing di sungai Cipanas pada hari Jum’at siang mati tenggelam terperosok, tiga hari kemudian baru ditemukan mayatnya. Hal ini diketahui bahwa Pak Usman dijadikan kacung di negeri siluman tersebut lewat pengakuan tetangganya yang pernah ketemu dengan Pak Usman di sekitar Karang Peuteung,” cerita Sujono, salah seorang penduduk setempat yang menguasai ilmu kebatinan.
Menurut Sujono, keberadaan Karang Peuteung sangatlah komplit, dari tempat pusaka hingga tempat memuja untuk meraih pesugihan. Asal mau dan siap menanggung segala resikonya. “Saya sendiri dan keluarga sering diganggu apalagi disaat waktu maghrib, makanya penduduk tidak ada yang berani melewati lokasi Karang Peuteung. Takut dijahili dan takut dijadikan tumbal,” tegas Sujono.
Itulah keganasan siluman Karang Peuteung yang hingga kini masih menyimpan sejuta misteri. Tempat yang melahirkan berbagai kontroversi ini hingga sekarang memang masih sangat jarang ada orang yang berani menginjakkan kakinya, terutama ketika kegelapan mulai membungkus alam di sekitarnya. Menurut para pakar dunia hantu, sisi gelapnya memang sangat akrab dengan dunia para hantu. Mungkin, Karang Peuteung, sesuai dengan nama yang berarti “Karang yang Gelap”, maka di dalamnya memang tersembunyi sebuah kegelapan. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: bomoh.online
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)