Cerita Featured Kisah Kyai Pamungkas Uncategorised Uncategorized

Kisah Kyai Pamungkas: JODOHKU JIN CANTIK

Kisah Kyai Pamungkas: JODOHKU JIN CANTIK

Makanan lezat dan buah-buahan segar yang dikemas secara apik bak layanan restoran profesional tersedia di atas meja belajarku. Siapakah yang menyediakannya? Ternyata menu tersebut datang dari alam jin sebagai konsekwensi dari amalan yang telah kujalani…

 

Jalanan Malioboro penuh sesak dengan anak-anak muda yang sengaja mencari hiburan disore hari. Kebanyakan dari mereka berpasang-pasangan. Kadang aku merasa iri terhadap mereka. Karena di usiaku yang sudah beranjak dua puluh tujuh tahun aku belum juga mendapatkan seorang kekasih. Entahlah, padahal tampangku tidak terlalu jelek. Aku mempunyai body yang bagus karena aku suka berolahraga. Alisku tebal, rahangku kokoh, dan aku mempunyai kulit yang kuning langsat. Bahkan sekarang aku kuliah di unversitas terkemuka di kota ini mengambil Fakultas Kedokteran.

 

Beberapa kali aku mendekati gadis tapi selalu saja hasilnya nihil. Terakhir aku mendekati seorang gadis bernama Santi. Ia kuliah di tempat yang sama denganku dan mengambil fakultas yang sama. Banyak waktu yang aku buang bersamanya. Kami sering belajar bersama, makan bareng di beberapa tempat lesehan yang ada di Yogyakarta. Bahkan hampir setiap malam kuhabiskan waktu bersama dirinya mengunjungi tempat-tempat romantis yang selalu dijadikan ajang kencan untuk kawula muda. Sampai kemudian aku merasa yakin bahwa Santipun mencintaiku.

 

Suatu hari ketika telah usai mengerjakan tugas di kamar kosnya, aku memberanikan diri untuk mengutarakan hasrat hatiku yang sebenarnya. “Santi, sejujurnya… selama ini aku telah menaruh hati padamu. Aku cinta kamu, San!” cetusku dengan suara bergetar.

 

Gadis dari Sragen itu tampak terkejut. Tapi kemudian ia menatapku dengan tatapan sayu. Ia kemudian membuka rahasia pribadinya. Bahwa selama ini sebenarnya ia telah bertunangan dengan seseorang yang kini melanjutkan studinya di Universitas Wisconsin, Amerika Serikat. Selama ini karena ia merasa kesepian, Santi menerimaku ketika aku hadir sehingga ia menyambutku buat isi hari-harinya. Aku rupanya hanya dijadikan pelarian. Sial! Tapi, itulah kenyatannya cintaku yang harus kandas…

 

Aku masih berjalan-jalan di keramaian Malioboro sambil merenungi nasibku. Sementara senja semakin merambah alam sekitar, kemudian kakiku menapak sampai Kantor Pos Pusat. Aku duduk di pohon beringin yang tumbuh di satu gedung penerimaan tamu. Aku memperhatikan setiap orang yang lalu lalang. Sampai kemudian aku mendapati sahabatku Maryono sedang memilih-milih batu akik yang dijual di pelataran depan Kantor Pos

 

Melihat tampangku yang berantakan Maryono merasa iba dan meringankan segala beban yang membebani perasaanku selama ini. Tentang bagaimana kekhawatiranku di usia yang hampir mendekati tiga puluh, tapi untuk memikat seorang gadis saja aku tak mampu. Apakah aku tidak mempunyai jodoh? Pertanyaan seperti itu yang belakangan ini menggangguku.

 

“Mungkin kamu jodoh jin!” kata Maryono berseloroh.

 

“Seorang jin? Mungkinkah seorang manusia bisa berjodoh dengan seorang jin?” aku menegaskan pertanyaanku.

 

Maryono yang tadinya berseloroh, melihat keseriusanku dalam menanggapi selorohnya malah merubah sikapnya yang tampak mulai serius. “Lho, kenapa tidak? Banyak contohnya orang yang menikahi jin. Raja-raja zaman dulu juga banyak yang menikahi jin. Apakah kamu belum pernah mendengar cerita semacam ini?” dia tajam menatapku.

 

Sesaat aku merasa kebingungan dengan pertanyaan Maryono tapi kemudian maklum. Memang benar, aku sering mendengar seorang manusia yang menikahi jin. Tapi, gila saja kalau hal semacam itu aku lakukan. Dan lagi, aku tidak akan bisa melakukannya.

 

Hari itu, aku dan Maryono berpisah setelah ba’da Maghrib. Maryono berjanji jika aku penasaran akan alam jin maka ia bersedia menunjukkan orang yang dapat membimbingku memasuki alam itu.

 

Semenjak pertemuanku dengan Maryono di kantor pos pusat Yogyakarta, waktuku banyak tersita untuk memikirkan kebenaran alam gaib. Bahkan kini aku lebih sering memburu buku-buku yang memuat informasi tentang alam gaib ketimbang buku-buku kedokteran. Aku juga banyak mendatangi “orang pintar” untuk sekedar mendengarkan informasi tentang alam gaib. Ada dorongan yang sangat kuat dalam hatiku untuk mengetahui informasi alam jin. Cara berpikirku yang cenderung logis dan sistematik, kini mulai meragukan.

 

Setelah aku merasa siap dan cukup menghimpun informasi tentang alam jin, akupun menemui Maryono. Kebetulan petang itu Maryono tidak mempunyai acara sehingga keinginanku untuk dapat menemui orang pandai yang pernah dijanjikannya disambut dengan baik.

 

Petang itu juga dengan menggunakan sepeda motor aku dan Maryono meninggalkan dusun Mbaturan kawasan Triganggo menuju ke ring road selatan untuk kemudian belok ke kanan mengambil jurusan Purwokerto. Sebelum sampai gerbang tapal batas yang memisahkan daerah Yogyakarta dan Purworejo, motor yang kami tumpangi berbelok ke kiri menyusuri daerah Bantul. Aku membonceng motor Maryono sehingga kau dapat melihat pemandangan malam di sepanjang jalan yang kami lalui. Ternyata tempat yang akan kami tuju begitu jauh dengan melewati beberapa kawasan hutan jati dan dusun-dusun kecil yang ada di wilayah Bantul.

 

Hampir tiga jam kemudian kami sampai di kawasan Pantai Selatan. Kawasan itu bernama Pandan Simo. Orang pandai yang akan kami temui tinggal di Pandan Simo. Kami tiba di sebuah rumah besar dengan arsitek kuno. Seorang pemuda yang mengaku bernama Heri menemui kami. Ia adik orang pandai yang kami maksud. Di dalam ruangan tamu kami disambut oleh orang pandai tersebut. Ia bernama, sebut saja mas Haryo Rantas. Setelah berbasa-basi aku mengutarakan maksudku yaitu ingin menguak lebih jauh tentang alam gaib. Mas Haryo Rantas kemudian memberikan beberapa penjelasan tentang bagaimana memasuki alam gaib dan resikonya. Sebelum memasuki alam gaib aku diminta untuk mengamalkan Surah Jin dan beberapa amalan lainnya yang berguna untuk menangkal kejahatan alam gaib. Barulah kemudian aku diberi amalan khusus dan beberapa persyaratan lainnya. Di antaranya aku harus menjalani Puasa Mutih (tidak makan makanan yang bernyawa) selama 21 hari.

 

Walaupun menurutku terasa sangat berat akhirnya aku berhasil melampaui puasaku yang keduapuluh satu hari. Aku katakan berat karena di samping aku harus menyelesaikan puasaku aku juga harus kuliah dan menyelesaikan praktikum-praktikum yang banyak menyita waktu dan tenaga. Maklum, aku kuliah di Fakultas Kedokteran semester akhir.

 

Sementara itu, ada sesuatu yang aneh menimpa diriku. Hari terakhir ketika aku puasa, aku bermimpi ditemui seorang gadis yang sangat cantik. Ia mengenakan jilbab dan pakaian serba putih. Anehnya, gadis tersebut memintaku untuk menemuinya empat hari lagi persis di bawah pohon beringin kembar yang ada di alun-alun selatan keraton Yogyakarta sekitar jam delapan malam. Sungguh mimpi yang sangat aneh!

 

Hari pertama setelah aku berpuasa, karena waktu itu aku ada praktikum pagi maka aku meninggalkan kamarku dalam keadaan berantakan. Buku-buku dan pakaian yang belum sempat aku cuci berserakan di setiap sudut kamarku. Tapi, betapa terkejutnya aku, ketika aku pulang kuliah mendapati kamarku tertata rapi. Buku-buku yang tadinya berserakan tertata rapi di rak. Pakaian-pakaian kotor sudah ada dalam lemari dan menebarkan bau harum semerbak. Seperti habis dicuci dan disetrika.

 

Siapakah yang melakukan semua ini? Apakah ini perbuatan ibu kosku?. Rasanya tidak mungkin. Selama hampir dua tahun ini aku kos di komplek Baciro belum pernah ibu kosku sebaik ini. Aku tidak dapat berpikir panjang karena aku kecapaian setelah praktikum. Akupun terlelap dalam tidur sore.

 

Hari kedua setelah aku berpuasa, aku kembali dikagetkan dengan adanya buah-buahan segar yang tertata apik di meja belajarku. Kondisi kamar juga tertata sangat rapi. Betulkah ibu kosku yang melakukan semua ini? Sekali lagi aku tidak yakin bahwa ini hasil perbuatan dari ibu kosku. Ataukah ibu kosku mempunyai maksud-maksud tertentu sehingga memanjakanku? Karena sudah berada di kamarku maka buah-buahan segar seperti apel, jeruk dan kurma akumakan dengan tetap berpikir, dari manakah semua buah-buahan ini?

 

Hari ketiga setelah aku menjalankan puasaku, aku kembali dikejutkan oleh beberapa menu makanan yang ada dalam kamarku. Kali ini bukan hanya buah-buahan segar saja yang menghias meja belajarku tapi di sana aku juga mendapati nasi kuning dan ayam bakar yang mengundang selera. Dengan penataan menu yang begitu bagus letak dan posisinya. Seperti layanan restoran professional. Kali ini aku menduga bahwa mungkin saja ini semua perbuatan ibu kos yang akan menjodohkanku dengan Wina, anak semata wayangnya yang kuliah di sebuah Institut Manajemen Swasta yang ada di sekitar jalan Solo. Karena rasa penasaranku yang memuncak maka aku menanyakan kepada ibu kos tentang itu semua. Ibu Kosku menggeleng-gelengkan kepala, bingung. Jelas sekali, ia merasa tidak melakukan perbuatan seperti itu, Lalu perbuatan siapa?

 

Hari keempat setelah aku puasa, aku teringat mimpiku, Aku mengambil keputusan, nanti malam aku harus pergi ke alun-alun selatan untuk membuktikan mimpiku menemuigadis cantik yang hadir dalam mimpiku.

 

Ba’da maghrib setelah aku mematut diri di cermin, dengan sepeda motor bebekku aku meninggalkan komplek Baciro. menyusuri gedung Kuning, menuju jalan Taman Siswa untuk kemudian berbelok ke kanan menuju alun-alun selatan Keraton Yogyakarta.

 

Hatiku bergetar-getar manakala aku melihat samar-samar di bawah pohon beringin kembar, di antara orang-orang yang sedang ritual masangin ada seorang gadis berjilbab hijau dan memakai pakaian serba hijau seperti sedang menunggu seseorang. Setelah memarkir sepeda motorku di depan gedung kesenian, aku memberanikan diri untuk mendekati gadis misterius tersebut. Rasa deg-deganku semakin kuat seiring jarak langkah yang aku tempuh, Dan aku seperti-tersambar petir ketika aku berada persis di hadapannya ternyata gadis tersebut sama persis dengan gadis yang hadir dalam mimpiku. Di keremangan malam aku melihat gadis tersebut tersenyum ketika melihat kehadiranku.

 

Dengan dada yang masih berdebar-debar aku memberanikan diri bertanya, “Apakah….?” Aku tak sanggup meneruskan kata-kataku.

 

“Betul, Mas, Namaku Aisah. Aku yang telah menemuimu dalam mimpi!” gadis itu menjawab pertanyaan yang akan aku utarakan sembari menunjukkan giginya yang rapi.

 

Gadis yang bernama Aisah ini mengakui bahwa dirinya adalah seorang jin. Ia tertarik dengan kesabaranku ketika menjalani ritual dan akhirnya rasa simpati itu tumbuh menjadi cinta. Aisah mengakui bahwa dirinyalah yang telah menata kamarku dan menyediakan berbagai aneka makanan di meja belajarku. Gadis jin itu juga mengaku masih kuliah di universitas jin mengambil jurusan ketabiban. Ayahnya salah seorang pembesar jin setaraf dengan perdana menteri. Untuk dapat memasuki alam jin Aisah meminta syarat agar aku mau menikahinya. Karena aku melihat Aisah adalah seorang jin yang solehah maka aku bersedia menikahinya.

 

Sungguh, episode perjalanan hidupku ini sangat aneh dan pasti sulit diterima akal sehat, Bahkan, kadang-kadang aku pun tak kuasa memecahkan misteri ini. Tapi, itulah kebesaran Tuhan yang diberikan padaku.

 

Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas. Seperti yang dikisahkan Sdri. Retnosari dari salah seorang sahabatnya.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: bomoh.online
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)


Related posts

Solusi Kyai Pamungkas: RITUAL ILMU ANTI SELINGKUH

KyaiPamungkas

Panggonan Wingit: SILUMAN SUNGAI CISANDE KUNINGAN

KyaiPamungkas

Ngaji Psikologi: SUKSES, BAHAGIA, KAYA

KyaiPamungkas
error: Content is protected !!