Cerita Featured Kisah Kyai Pamungkas Uncategorised Uncategorized

Kisah Kyai Pamungkas: ISTERIKU TERKENA SANTET BATIN TAMIANG

Kisah Kyai Pamungkas: ISTERIKU TERKENA SANTET BATIN TAMIANG

Entah karena apa tiba-tiba isteriku mendadak lumpuh. sahkan, dari ujung-ujung jarinya keluar benda-benda tajam yang mengerikan…

 

Malam itu, aku baru saja hendak pergi memenuhi undangan salah seorang relasi ketika telepon tiba-tiba berdering. Ketika kuangkat ternyata dari Jakarta, dari adik iparku, Dr. Ruslan. Dia mengabarkan bahwa isteriku, Yuli, tiba-tiba jatuh sakit.

 

“Sudah dibawa ke dokter?” tanyaku dengan perasaan was-was.

 

“Tentu saja sudah. Ia diberi suntikan dan beberapa macam obat, namun panasnya sampai sekarang belum turun juga. Kami sekeluarga merasa sangat cemas menyaksikan penyakit yang diderita Kak Yuli. Karena itu, kalau bisa sebaiknya kak Ramli pulang dulu,” jawab adik iparku di seberang sana. Dari suaranya jelas sekali ia sangat tercekam kerisauan.

 

Mendengar itu aku mengernyitkan kening. “Kenapa rupanya Yuli? Apakah benar-benar gawat?”

 

“Ilmu kedokteran kelihatannya tidak berhasil menemukan sebab musabab penyakit Kak Yuli,” kata Ruslan.

 

“Karena itu, sebelum segalanya terlambat, sebaiknya kita segera meminta bantuan orang pintar atau paranormal.”

 

“Jadi, Yuli akan dibawa ke dukun?” tanyaku ragu-ragu.

 

“Tidak ada jalan lain,” kata Ruslan.

 

“Dari hasil konsultasi dengan profesorku, beliau juga menganjurkan agar kita mencoba memeriksakannya ke ahli pengobatan tradisional.”

 

Aku bingung juga. Mengapa Yuli tiba-tiba menderita penyakit yang tak mampu diobati oleh kedokteran? Penyakit apakah gerangan yang diderita Yuli? Apa sebenarnya yang telah terjadi dengan dirinya?

 

Esok harinya, dalam kesempatan pertama, aku terbang dari Surabaya ke Jakarta. Saat aku temui isteriku itu, Yuli praktis sudah lumpuh. Ia tak mampu menggerakkan tangan atau kakinya. Dan yang paling menyedihkan, dari alat vital Yuli keluar bau yang sangat busuk. Aku jadi sangat sedih melihatnya. Di samping sedih, aku juga benar-benar tak habis pikir dengan penyakit aneh yang dialaminya.

 

Beberapa dukun kemudian didatangkan untuk menyembuhkan Yuli. Namun diantara mereka belum ada yang berhasil. Sementara semakin lama keadaan isteriku semakin bertambah mengkhawatirkan. Akhirnya, atas anjuran salah seorang relasiku, aku dan Ruslan membawa Yuli ke seorang lelaki tua yang dikenal sebagai dukun Banten tua. Yang mengherankan, begitu berada di hadapan dukun satu ini, Yuli menjerit-jerit ketakutan.

 

“Ampun, ampun!” pekik Yuli. “Tobat! Aku tidak kuat lagi”

 

“Kalau begitu, pergilah segera!” bentak dukun Banten tua itu.

 

Dukun Banten tua itu tampak manggut-manggut sambil mulutnya komat-kamit. Bersamaan dengan itu Yuli kembali menjerit-jerit.

 

“Aku tak bisa. Aku telah dilepas, tak mungkin pulang kembali. Aku tobat! Bantulah aku!” Kemudian Yuli kedengaran merintih-rintih, seperti sangat kesakitan.

 

“Baik, aku akan menyingkirkanmu,” kata dukun Banten tua mantap.

 

Kemudian, sang dukun tampak mengambil sesuatu yang bentuknya seperti akar bahar yang mengkilat, namun terjalin-jalin bagaikan tali. Benda tersebut ia ikatkan pada mata kaki Yuli. Sejenak ia mengurut-urut mata kaki isteriku, mengarah ke jari-jari kakinya. Sementara diurut, Yuli terus berteriak. teriak kesakitan. Wajahnya pucat, namun matanya merah menyala-nyala penuh dengan dendam dan amarah.

 

Aneh, tak lama kemudian, dari ibu jari kaki Yuli keluarlah sejengkal lidi atau semacam lidi kalam yang hitam legam. Aneh sekali kelihatannya. Lidi yang kaku itu, bisa keluar dari ujung ibu jari kaki Yuli.

 

“Malam ini, cukup dulu sampai di sini,” kata dukun Banten tua. “Mungkin selama empat malam lagi, baru seluruhnya bisa diselesaikan.”

 

Pada malam kedua, dari jari telunjuk kaki kanan keluar beberapa helai rambut yang panjang dan berpintal-pintal. Malam ketiga, dari jari tengah kaki kanan keluar pecahan kaca yang sangat tajam. Pada malam keempat, dari jari manis kaki kanan Yuli keluar biji-biji hitam. Dan akhirnya pada malam kelima, dari jari kelingking kaki kanan Yuli, keluar beberapa buah jarum perak yang sudah patah-patah. Aku benar-benar bergidik melihatnya. Kalau saja tidak melihat secara langsung, mungkin aku akan sulit mempercayainya.

 

Alangkah bahagianya hatiku, ketika akhirnya Yuli benar-benar sembuh. Adik iparku, Dr. Rusian, tidak segan-segan menghadiahi Dukun Banten tua itu dengan beberapa hadiah yang diberikannya dengan penuh keikhlasan. Adapun aku sendiri, meskipun dukun tersebut tidak mengharapkan imbalan apa-apa, menyumbang sejumlah uang untuk membantu membangun beberapa buah kamar, yang nantinya untuk digunakan oleh orang-orang yang terpaksa harus menginap demi pengobatan penyakitnya.

 

Tak sampai sebulan setelah kesembuhan Yuli, aku mendapat kabar dari Erni. Putri tertua paman Mahfudin itu mengabarkan, bahwa ayahnya jatuh sakit dan meminta agar aku segera datang ke Kuala Simpang. Aku buru-buru memenuhi panggilan pamanku itu.

 

“Seluruh tubuhku lumpuh, Ramli. Semua ini salahku. Maafkanlah paman!” kata paman Mahfudin setelah aku berada di hadapannya.

 

“Aku memaafkan paman. Tapi aku tak mengerti, mengapa paman tiba-tiba minta maaf padaku?” ujarku dengan wajah berbalut keheranan.

 

Akhirnya, paman Mahfudin mengakui sendiri, bahwa penyakit yang dideritanya adalah akibat atau resiko dari perbuatan jahatnya sendiri yang telah menggunagunai isteriku.

 

“Aku sakit hati ketika kau kawin dengan anak Betawi, Yuli itu,” ujar paman Mahfudin dengan nafas tersengai-sengal. “Oleh karena itu, kubalaskan dendamku dengan mengirim santet Batin Tamiang tujuan untuk menyingkirkan Yuli dari sisimu, Ramli. Namun nyatanya Yuli tertolong. Dan sebagai akibatnya, aku harus memikul resiko kejahatanku sendiri. Aku diserang penyakit persis seperti yang dialami isterimu,” papar pamanku dengan wajah amat menderita.

 

Mendengar penuturan pamanku, kembali aku teringat kepada masa silam. Sejak kecil, aku dan Erni memang sudah dipertunangkan meskipun hanya dengan seloroh saja. Ketika itu aku sendiri tidak menolak atau mengiyakan. Dan yang jelas, aku sama sekali tidak merasa bersalah ketika akhirnya menikahi Yuli, gadis asli Jakarta itu.

 

“Maafkan paman, Ramli,” tiba-tiba terdengar kembali suara paman Mahfudin, membuyarkan segala lamunanku.

 

“Ya paman, aku memaafkan paman dengan setulus hati,” ujarku sungguh-sungguh. Kemudian kujanjikan kepadanya, bila kembali ke Jakarta, aku akan segera menemui dukun Banten tua untuk membantu kesembuhannya.

 

Namun esok harinya, menjelang keberangkatanku ke Jakarta, tiba-tiba paman Mahfudin menghembuskan nafasnya yang terakhir. Terpaksa kepulanganku ditunda dulu sampai beberapa hari lamanya. Kepada Yuli, yang juga datang setelah kuberitahu lewat telepon, kusembunyikan rapat-rapat apa yang telah diperbuat pamanku padanya, Biarlah kejahatan keluargaku itu kurahasiakan, agar tidak menimbulkan perasaan tidak enak dalam hati isteriku tercinta dan keluarganya.

 

Setelah berada kembali di Jakarta, pada suatu pagi tiba-tiba telepon berdering-dering. Ketika kuangkat, ternyata dari Rengasbitung, dari Dr. Ruslan, adik iparku. “Ada apa, Ruslan?” tanyaku agak gugup.

 

“Dukun Banten tua itu telah meninggal dunia. Apakah kakak tidak ingin melayat dan menyaksikan penguburannya?” kata Ruslan dari seberang sana.

 

Mendengar kabar itu aku sangat terkejut. Lalu kupastikan bahwa aku akan segera datang.

 

Ketika mobil mulai melaju meninggalkan Jakarta, aku memejamkan mata sambil membayangkan kembali sosok dukun Banten tua, yang nama sebenarnya entah siapa. Orang itu begitu sederhana, pendiam, tapi sangat ramah dan murah senyum. Sekilas pandang, tak seorangpun akan menduga, bahwa di dalam tubuh lelaki tua-itu tersimpan suatu kekuatan yang sangat menakjubkan.

 

Seusai menyaksikan pemakaman, kepada keluarga dukun itu aku berjanji akan membuat nisan dan membangun kuburan almarhum dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan yang diinginkan oleh mereka semua. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: bomoh.online
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)


Related posts

Kisah Kyai Pamungkas: GOLEK KENCONO, BIKIN NAFSU TAK TERKENDALI

KyaiPamungkas

Ngaji Psikologi Bersama Kyai Pamungkas: Siap dengan Rencana Cadangan

KyaiPamungkas

Panggonan Wingit: KERAJAAN SILUMAN DI PASAR PAGI

KyaiPamungkas
error: Content is protected !!