Cerita Featured Kisah Kyai Pamungkas Uncategorised Uncategorized

Kisah Kyai Pamungkas: TARUNG GAIB DI KUBUR BELO

Kisah Kyai Pamungkas: TARUNG GAIB DI KUBUR BELO

Dinamakan Kubur Belo karena kuburan yang ada di Dusun Praba memiliki ukuran tidak wajar. Jika kubur pada umumnya hanya memiliki ukuran 2 x 1 meter maka kubur di Dusun Praba ini memiliki ukuran 30 x 4 meter. Bila orang belum mengetahui, bisa jadi ia mengira gundukan tanah di dekat jalan Dusun Praba hanya gundukan tanah biasa yang ditumbuhi rerumputan. Tapi bagi mereka yang sudah mengetahuinya, tentu tidak berani gegabah. Pasalnya, tanah gundukan inilah yang dikenal dengan sebutan Kubur Belo atau Kubur Anak Kiwo (anak yatim).

 

Penulis pun dibuat kaget ketika mengetahui bahwa tanah yang dipijak merupakan bagian dari kubur belo.

 

“Inag, mbe Kubur Belo no (Ibu, mana kubur panjang itu)?” tanya penulis.

 

“Niki (ini), ” jawab Inag Indrati sambil menunjuk tanah yang dipijak sehingga penulis buru-buru turun dari gundukan tanah Kubur Belo.

 

Menurut sebuah sumber, Kubur Belo ada dua. Satu berada di wilayah Sweta Kecamatan Sandubaya Kota Mataram dan satunya di Dusun Praba. Orang yang dikuburkan di kedua kubur ini, konon masih memiliki hubungan persaudaran. Hanya saja, siapa yang dimakamkan di kedua kubur ini belum ada sumber yang bisa menjelaskannya secara detail.

 

Berdasarkan cerita yang beredar, Kubur Belo di Sweta merupakan kubur seorang petinggi kerajaan di Lombok. Sedang Kubur Belo di Praba merupakan kubur seorang penyebar agama Islam.

 

Seorang spiritualis mengungkapkan, di Kubur Belo terdapat benda-benda pusaka. Namun yang sering berlalu-lalang dua buah pusaka berbentuk keris dan kitab Al-Qur’an kecil (stambul). Kedua pusaka ini sering berganti tempat. Kadang keris yang berada di Kubur Belo Sweta dan stambul yang berada di Kubur Belo Punikan atau sebaliknya.

 

Mengenai kapan kedua pusaka itu berpindah, sang spiritualis tidak bisa menentukan waktunya. Hanya tanda kalau terjadi perpindahan pusaka sering terlihat cahaya yang meluncur dari arah Sweta menuju Punikan atau sebaliknya. Kedua cahaya itu kemudian saling bertemu di udara menuju arah masing-masing.

 

Amag Adi yang berhasil ditemui penulis di seputaran BTN Sweta mengaku kalau dulu Kubur Belo sering didatangi petinggi untuk berziarah. Soal keperluan para pejabat berziarah, Adi tidak mengetahui secara pasti.

 

“Biasanya mereka berziarah pada saatsaat tertentu seperti ada event pilkada atau lainnya. Tapi ada juga yang datang dengan niat sendiri,” jelas Adi yang juga bertanya mengenai keperluan penulis mencari Kubur Belo apakah ingin mencari pusaka.

 

“Tidak. Hanya ingin tahu cerita sejarah,” jawab penulis.

 

Sepengetahuan Adi, kubur belo merupakan kubur seorang petinggi Kerajaan Selaparang maka tak heran jika banyak orang yang ingin mencari barokah dengan berziarah ke kuburnya. Tidak hanya itu, di Kubur Belo juga diyakini banyak benda-benda pusaka.

 

“Ada juga orang yang datang untuk mencari benda pusaka,” jelasnya.

 

Penulis yang penasaran segera melakukan penelusuran sesuai alamat yang didapat. Namun hingga sampai ke tempat sesuai alamat, penulis tidak melihat Kubur Belo. Yang terlihat adalah sebuah pemakaman umum dengan tumbuhan perdu di sana-sini hingga menutupi seluruh area pemakaman.

 

Untuk meyakinkan tempat tersebut yang dimaksud, penulis pun bertanya kepada seorang warga yang rumahnya kebetulan berdekatan dengan area pemakaman.

 

“Memang di belakang ini kuburan, tapi tidak tahu kuburan apa,” jawabnya.

 

Penulis yang masih penasaran kembali mencoba untuk mengetahui letak Kubur Belo. Setelah longok sana longok sini, dengan rasa kecewa penulis pun harus meninggalkan komplek pemakaman sambil bergumam.

 

“Benar, seperti cerita Amag Adi. Kubur Belo tidak ada yang merawat. Letaknya yang di pinggiran perumahan, sepi dari lalu lalang penduduk hingga orang akan mengalami kesulitan untuk mengetahui di mana Kubur Belo berada. Atau memang penulis yang belum beruntung.”

 

Walau kecewa ada kisah yang dituturkan Amag Adi. Dulu ada seorang warga yang berprofesi sebagai pedagang berziarah ke Kubur Belo. Setelah ziarah, dagangannya semakin laris hingga kini ia menjadi seorang pedagang sukses.

 

Pertarungan Gaib

 

Jika di Kubur Belo ada kisah sukses, lain halnya cerita di Kubur Belo Praba. Berdasarkan penuturan papug Renti yang sudah menginjak usia 100-an tahun. Ia dan warga Praba tidak ada yang mengetahui secara pasti siapa yang dikubur di Kubur Belo. Hanya dulu, tidak sembarang orang bisa melewati kuburan ini.

 

Ketika seseorang akan melewati Kubur Belo, walau ia masih berada di garis depan Dusun Praba tentu tidak akan bisa melewati Dusun Praba jika tidak dibuka oleh Mangku Bayan.

 

“Setelah dibuka oleh Mangku Bayan, barulah orang bisa lewat daerah sini (Praba). Makanya, kalau ada orang yang nanya tentang Kubur Belo ini, ya silahkan ke Mangku Bayan karena hanya beliau yang tahu,” tutur Renti.

 

Mengenai pertarungan gaib antara warga Praba dengan penunggu Kubur Belo yang berupa ular raksasa, papug Renti membenarkan cerita yang dituturkan Inag Indrati.

 

Udin (sebut saja demikian) merupakan seorang warga yang tinggal di Dusun Praba. Sebagai orang yang gemar mempelajari ilmu agama, ia banyak menyerap pelajaran agama mengenai segi kehidupan. Ia pun termasuk orang yang tidak percayan akan cerita di masyarakat, kalau Kubur Belo mempunyai penunggu. Dengan keyakinannya, ia kemudian berencana menantang penunggu Kubur Belo. Setelah menetapkan waktunya, ia kemudian mendatangi kuburan itu.

 

Sesampainya di Kubur Belo, dengan keyakinannya ia mulai menantang penunggu kubur belo. Suasana dusun yang sunyi ditambah lagi suasana mencekam malam hari menambah getaran rasa di hati. la pun mulai melakukan ritual.

 

Sepenuh keyakinannya, Udin mulai memperagakan berbagai gerakan yang terlihat secara kasat mata. Namun sesungguhnya yang terjadi, Udin sudah menghadapi pertarungan dengan penunggu Kubur Belo yang berwujud seekor ular raksasa.

 

Saling serang antara kedua makhluk beda wujud ini berlangsung seru. Saling serang, menghindar dan bertahan bagian yang tak terelakkan. Adu kekuatan batin pun menjadi hal yang harus segera dikerahkan.

 

Kewaspadaan dan kejelian dalam melihat serangan menjadi kunci untuk mencapai kemenangan. Pertarungan antara Udin dan ular raksasa berlangsung cukup lama dan menguras energi. Hingga satu kesempatan diperoleh Udin mendaratkan sebuah tebasan ke badan ular.

 

“Craaak…!”

 

Terdengar suara ketika tebasan tangan berhasil menghajar badan ular. Seketika wujud ular menghilang. Pertarungan pun usai. Namun, setelah itu, Udin mengalami kondisi yang kurang baik. Kesehatannya menurun hingga dalam waktu tidak lama, Udin meninggal dunia.

 

“Kejadiannya kira-kira lima tahun lalu,” jelas Inag Indrati. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: bomoh.online
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)


Related posts

Kisah Kyai Pamungkas: RITUAL MANDI DARAH BURUNG HANTU BUAT KECANTIKAN

KyaiPamungkas

Ngaji Psikologi Bersama Kyai Pamungkas: SMART GOAL

KyaiPamungkas

Kisah Kyai Pamungkas: 16 TAHUN MENDERITA SANTET BISU

KyaiPamungkas
error: Content is protected !!