Cerita Featured Kisah Kyai Pamungkas Uncategorised Uncategorized

Panggonan Wingit: MISTIK SANG HYANG SIRA PESISIR SELAT BANTEN

Panggonan Wingit:

MISTIK SANG HYANG SIRA PESISIR SELAT BANTEN

 

Selain sangat dikeramatkan oleh kaum spirituralis, goa Sang Hyang Sira, juga Memiliki pemandangan yang begitu Indah, damai, nyaman dan teduh. Sebelum menjadi presiden, Bung Karno dan Pak Harto bertapa di sini. Keduanya dengan sesepuh gaib yang menunjuk mereka untuk menjadi pemimpin bangsa. Sang Hyang Sira, adalah surga mistik dan taman alam yang terabaikan…

 

Entah kenapa, nama Sang Hyang Sira tak terdapat di dalam peta Pulau Jawa ataupun peta Banten. Bukan tak mungkin, karena dianggap sebagai daerah yang tak penting jika ditinjau dari sisi ekonomi, maka, gua batu karang yang terletak di pesisir Selatan Kabupaten Pandeglang ini tidak dicatat di atlas. Tetapi tidak begitu bagi mereka-mereka yang menghayati budaya spiritual atau budaya ketuhanan. Sang Hyang Sira begitu penting, bahkan teramat penting, agaknva itulah yang menyebabkan kenapa pulau kecil yang satu ini tercatat di dalam beberapa babad. Apakah itu Babad Bogor apalagi Babad Sokawayana. Dan Sang Hyang Sira sebenarnya bukan hanya nama sebuah pulau kecil dengan satu-satunya gua di dalamnya, tetapi nama keramat dari dewanya dewa yang membuat petilasan (pertanda) di sebuah batu besar di tengah sumur yang ada di dalam gua di kaki pegunungan Honje, yang memiliki ketinggian 623 meter di atas permukaan laut itu.

 

Walau untuk mencapai daerah yang satu ini tergolong sulit, karena sejak dari Muara Binuangeun, Malingping, Rangkasbitung, harus berayun-ayun di atas ombak dengan perahu selama dua hari dua malam, tetapi, tak mengurangi niat banyak peziarah untuk tetap datang ke pulau kecil yang satu ini. Dari Muara Binuangeun, mereka sengaja menyewa perahu bermesin selama dua hari dengan harga Rp. 2 juta. Dan perahu itu akan menunggu di pantai karang yang letaknya tak begitu jauh dari lokasi pesarean Sang Hyang Sira. Menurut cerita pemilik kapal di Muara Binuangeun, tiap harinya, ada sekitar dua atau tiga rombongan peziarah yang datang dari berbagai daerah ke Sang Hyang Sira. Kebanyakan, mereka datang dari Jakarta, Surabaya, Medan bahkan Makasar.

 

Menurut sumber penulis, para peziarah itu bukan hanya sekedar datang untuk berdo’a ataupun sembahyang. Tetapi banyak diantara mereka yang melakukan ritual penyedotan harta gaib. Dan sudah banyak pelaku yang mendapatkan harta berupa benda dari alam gaib. Ada yang berbentuk sebilah keris, pedang, mata tombak, rompi dan bahkan kepingan uang emas.

 

Dan bukan isapan jempol, ternyata, baru-baru ini ada tim paranormal yang sengaja datang dari Jawa Tengah melakukan penyedotan harta gaib di Sang Hyang Sira. Usaha yang dibarengi dengan ketulusan dan kesucian hati itu, ternyata membuahkan hasil yang gemilang. Dan penguasa alam gaib pun memberi mereka kepingan emas putih sebanyak dua karung goni. Setelah dilakukan transaksi dengan pihak Brunai, mereka mendapatkan mahar sebesar Rp. 68 milyar. Hasil itu langsung mereka sumbangkan pada anak yatim dan ratusan panti asuhan yang tersebar di seluruh Nusantara. Inilah laku terpuji dan patut menjadi teladan bagi yang lain.

 

Jauh sebelum masyarakat awam mengetahui adanya pesanggerahan di gua Sang Hyang Sira, ternyata Bung Karno pernah berkhalwat selama tiga hari tiga malam di dalam gua itu. Hal itu dilakukan olehnya pada awal Agustus 1945, tepatnya, sebelum Bung Karno menjadi presiden RI yang pertama. Abah Memed, 114 tahun, juru kunci Sang Hyang Sira asal Pandeglang, adalah orang yang menemani Bung Karno melakukan semedi di gua itu. Dan bukti kedekatan Abah Memed dengan Bung Karno tampak dari berbagai foto yang ada di rumahnya. Dengan gagah ia berdiri bersama Sang Proklamator. Dan di dalam foto itu, tampak dengan jelas betapa intimnya hubungan Bung Karno dengan Abah Memed.

 

Menurut cerita, di dalam gua, saat bersembahyang di batu yang ada di tengah danau, Bung Karno bertemu dengan kakek tua berambut panjang, berjenggot putih dan mengenakan busana serba hitam. Kakek bertongkat itu memegang kepala Bung Karno dan menitipkan Nusantara ini kepadanya. Saat itu, Bung Karno pun langsung mempunyai keyakinan bahwa Nusantara akan segera merdeka dan bahkan dirinya akan dianakat untuk menjadi pemimpin bangsa ini. Bung Karno sudah berhasil bertemu dengan roh gaib yang maujud di gua itu, dan roh yang diduga sosok Sang Hyang Sira itupun telah merestui dirinya untuk menjadi pemimpin bangsa dari negara yang akan segera lahir.

 

Bak gayung bersambut, dua hari setelah pulang dari gua Sang Hyang Sira, tanggal 8 Agustus 1945, Bung Karno, Bung Hatta dan Ketua Komisi Penyelidik, Radjiman berangkat ke Singapura. Dan pada tanggal 11 Agustus berulah ketiganya bertemu dengan Terauchi. Pertemuan itu sendiri berlangsung di Dalat, sebuah kota peristirahatan di luar kota Saigon. Dan pada tanggal 14 Agustus 1945, di bandara, mereka disambut oleh para petinggi pemerintahan Jepang dan massa yang datang ke Kemayoran karena ingin mendengar berita besar dan sekaligus wejangan dari sang pemimpin. Soekarno pun menyampaikan pidato yang teramat singkat. Sebelum meninggalkan Indonesia ia berkata bahwa Indonesia harus merdeka sebelum jagung matang di ladang, sekarang ia berseru kepada penduduk Jakarta yang penuh gairah bahwa kemerdekaan akan di tangan bahkan sebelum tanaman jagung mulai berbunga.

 

“Bung Karno tidak akan pernah menjadi presiden RI jika dia tidak datang ke Sang Hyang Sira dan mendapat restu dari sini. Buktinya, paduka benar-benar tahu kapan waktunya melaksanakan proklamasi Kemerdekaan RI” kata Ki Sarjono, paranormal yang pernah tinggal lama di Sang Hyang Sira. Setelah Bung Karno jatuh, Pak Harto pun datang dan mendapatkan restu dari sosok gaib yang sama di gua ini. Kabarnya, pak Harto datang ke sini pada tahun 1965 dan langsung mendapatkan bisikan gaib. Menjelang tahun 1970 dirinya akan menggantikan pemimpin yang ada dan berhasil membangun Indonesia menjadi ijo royo-royo. Dan bukan hanya itu, ternyata, inspirasi Pak Harto meletakkan dasar-dasar pembangunan nasional dengan repelita dan kebijakan politiknya, juga didapat dari gua ini. Dan konon, Pak Harto mempunyai sebuah tempat untuk bersemedi di puncak Gunung Honje, yang letaknya tak jauh dari gua Sang Hyang Sira.

 

Selain merupakan tempat untuk bersemedi bagi para tokoh-tokoh besar Indonesia, disiralir, Sang Hyang Sira juga merupakan suatu tempat yang diincer oleh Amerika guna dijadikan pangkalan armada laut mereka di Asia Tenggara setelah Ouibeck, Filipina. Tetapi pak Harto menolaknya mentah-mentah. Selain Indonesia tidak butuh kerjasama militer dengan Amerika, karena dimensi spiritual atau kekeramatannya, maka, daerah Sang Hyang Sira tidak boleh diganggu gugat untuk kegiatan apapun. Sebenarnya, Amerika mengincer tempat ini karena Sang Hyang Sira dipastikan sebagai laut terdalam ke tiga dunia setelah Pasific dan Banda. Bahkan setelan diteliti geofack, ternyata Kegalaman laut Sang Hyang Sira mencapai 5000-an meter. Dan banyak pula yang meyakini, di dasar laut itu, terkubur 27 kapal perang Jepang yang mengangkut harta karun yang sangat berharga. Kabarnya, pihak Jepang pun amat berminat untuk melakukan ekploitasi reruntuhan kapal itu. Namun, karena sejauh ini belum ada perjanjian kerjasama, maka, niat itu tertunda. Jika matahari sedang terang benderang, lautan ini nampak biru tua dan hitam. Sebagai pertanda bahwa laut di sini memang sangat dalam dan curam.

 

Bahkan salah seorang seniman Prancis yang sempat berbincang dengan penulis, mengungkapkan perasaannya dengan menggambarkan laut Sang Hyang Sira atau laut Selatan Banten ini sebagai surga dunia yang tersembunyi. Ia begitu terpesona melihat keindahan alam laut, perbukitan dan karangnya yang begitu cantik. Tak ayal, seniman Prancis yang bernama Candela Reindamargue, betah berminggu-minggu menginap di sini. Candela merasakan bahwa dia tinggal di suatu surga dunia yang penuh kedamaian dan kenyamanan. Dengan kapal Yacht khas berbentuk belimbing, Candela menghabiskan waktu 20 hari di Sang Hyang Sira sambil memancing dan membuat puisi yang berisikan cinta dan keindahan alam. “Saya berjanji akan kembali lagi ke daerah Ini di tahun depan,” kata Candela.

 

Menurut sumber terpercaya di kalangan supranatural, gua Sang Hyang Sira juga merupakan salah satu tempat petilasan dari kerajaan Nabi Sulaiman, dan tempat sembahyangnya Nabi Khaidir. Dulunya, daerah ini konon bersatu dengan Timur Tengah. Karena terjadi erosi laut dan pecahnya bongkahan es di Kutub Selatan dan Utara ribuan tahun lalu, banyak yang meyakininya sebagai zaman tirta, maka, terjadi proses alam yang menenggelamkan hubungan antara Sang Hyang Sira dengan Timur Tengah. Bahkan Nabi Khaidir yang sering menyamar sebagai pengemis atau orang yang papa itu, hingga sekarang sering melakukan shalat di gua ini. Sosok roh gaib yang maujud dan ditemui oleh Soekarno dan Soeharto itu, diduga Nabi Khaidir yang demikian legendaris. “Saya yakin, yang dijumpai Bung Karno dan Pak Harto di situ, adalah Nabi Khaidir, utusan Allah yang bisa mujud dan mampu berkomunikasi dengan manusia-manusia pilihan Tuhan,” tegas Ki Sarjono, paranormal asal Yogya yang mukim di Pasar Minggu. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: bomoh.online
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)


Related posts

Ijazah kyai Pamungkas: Ilmu Penakluk Sejagad, Silahkan Diamalkan

adminbomoh

Kisah Kyai Pamungkas: Misteri Sungai Ciputri dan Goa Bojong

adminbomoh

Panggonan Wingit: ISTANA GAIB WADUK JATILUHUR

KyaiPamungkas
error: Content is protected !!