Panggonan Wingit:
PESUGIHAN GUNUNG KABA
DI PUNCAK GUNUNG INI ADA SEBUAH RITUAL PESUGIHAN YANG PROSESINYA AMAT UNIK. PELAKU RITUAL DIHARUSKAN MEMBAWA BURUNG MERPATI PUTIH MULUS, YANG HARUS DILEPASKAN DARI TEMPAT PROSESI PESUGIHAN. JIKA BURUNG TERHISAP MASUK KE DALAM LUBANG PESUGIHAN, MAKA PERMOHONAN PELAKU RITUAL AKAN TERKABUL. BERIKUT PAPARAN LENGKAPNYA…
NAMA Gunung Kaba memang relatif masih asing di telinga kita. Dalam peta provinsi Bengkulu, maka kita akan melihat dengan jelas keberadaan gunung yang biasa disebut Bukit Kaba. Letaknya di daerah Curup, Kabupaten Rejang Lebong. Semenjak tahun 2004 nama Bukit Kaba berganti menjadi Gunung Kaba, sebab diketahui bahwasanya bukit ini sebenarnya merupakan gunung api aktif. Untuk menuju ke Gunung Kaba, tidaklah semudah membalikkan telapak tangan.
Pasalnya, tak ada jalur resmi pendakian di gunung ini. Karenanya, di samping harus memiliki fisik yang sehat dan kuat, juga kita harus sepenuhnya percaya pada berbagai kekuatan gaib yang bersemayam di sana. Salah satu yang aneh dan misterius, ada sebuah larangan tak tertulis bagi warga Curup Dalam berkunjung ke kawasan gunung ini. Apabila larangan itu dilanggar, maka dipercaya mereka akan hilang seolah di telan bumi.
Pantangan yang berlaku turun-temurun itu nyatanya memang bukan sekadar isapan jempol semata. Menurut informasi yang berhasil dihimpun penulis, peristiwa misterius itu telah tiga kali terjadi. Akibat ada warga Desa Curup Dalam yang tidak percaya dengan mitos yang berlaku sejak nenek moyang mereka, maka tiga orang warga pun dinyatakan hilang di Gunung Kaba. Hingga kini jejak mereka tidak diketahui rimbanya.
Ikhwal pantangan tersebut berawal karena di zaman dahulu kala ada nenek moyang orang Desa Curup Dalam yang bermusuhan dengan para lelembut yang menghuni kawasan Gunung Kaba. Sejak itulah berlaku sumpah bahwa siapa pun warga asal Desa Curup Dalam berani menginjakkan kakinya ke Gunung Kaba, maka, mereka akan diambil oleh kerajaan siluman yang ada di sana.
Saat mendaki Gunung Kaba, memang dibutuhkan perjuangan ekstra keras. Rute perjalan menuju puncak dipenuhi semak belukar yang kalau kita tidak hati-hati onak durinya siap merobek tangan atau bahkan wajah.
Dari satu titik yang disebut sebagai Simpang Bukit Kaba, jarak ke terengnya kira-kira 30 Km. Setelah sampai di kaki bukit, maka kita akan menaiki tangga yang namanya sangat unik, yakni Tangga Seribu.
Siapa pun yang akan mendaki Gunung Kaba, pasti harus melewati Tangga Seribu. Kebanyakan para pendaki yang ingin ngalap berkah di Gunung Kaba selalu menghitung banyaknya undakan anak Tangga Seribu. Ada semacam kepercayaan, apabila kita menghitungnya dan jumlahnya genap seribu, atau saat pulang dan saat pergi kita menghitungnya dan jumlahnya sama, maka kehidupan kita akan lancar. Konon, semua yang kita inginkan pada saat mendaki gunung itu akan terwujud menjadi kenyataan.
Walau sekedar mitos, mungkin karena sugesti yang kuat, kabarnya banyak peziarah yang telah membuktikan kebenarannya. Yang unik, amat jarang pendaki yang bisa genap menghitung hingga undakan Tangga Seribu yang berjumlah 1000. Demikian pula, jarang ditemukan orang yang menghitung undakan dengan jumlah bilangan yang sama, yakni ketika dia mendaki dan saat dia pulang. Entah apa yang terjadi. Mungkin karena kurang konsentrasi akibat kelelahan, atau mungkin juga karena faktor lainnya.
Pengalaman tersebut setidaknya dibuktikan sendiri oleh penulis. Saat mendaki undakan Tangga Seribu penghitungannya juga meleset, Banyak undakan tangga ternyata hanya berjumlah 490. Bingung
penulis dibuatnya, sebab katanya undakan tangga itu jumlahnya 1000.
Saat pulang, penulis coba menghitung kembali. jumlah tangganya. Tetapi kali ini jumlahnya malah 590 buah. Pusing penulis dibuatnya.
Dalam kekalutan dan pertempuran batin, tiba-tiba penulis dikagetkan dengan kemunculan seorang pria berpenampilan yang cukup tampan.
“Jangan kaget kalau sampai salah hitung,” katanya dengan suara lantang.
Seketika juga penulis memukul tangan dan mencubit pipi sendiri. Sakim rasanya, Berarti penulis tidak sedang berhayal.
“Maaf, siapa sampean ini?” Tanya penulis.
“Saya adalah Adi Mas Cokro Menungso. Saya ditugaskan untuk menjaga keselamatan orang yang mendaki tangga ini dari kebuasan makhluk, yaitu dua ekor harimau putih dan hitam yang menginginkan tumbal,” jawabnya.
Tak disangka, sosok yang menyebut namanya sebagai Adi Mas Cokro Menungso ini ternyata makhluk yang berasal dari alam gaib. Buktinya, setelah melakukan sedikit perbincangan dengan penulis, pria tampan tum melangkah ke balik pohon. Anehnya, tubuhnya langsung lenyap saat terhalang kerimbunan daun. Penulis mengejarnya. Namun dia sungguh-sungguh telah hilang bagai ditelan bumi.
Untuk menghimpun ketenangan, beberapa kali penulis menggumamkan Istighfar, Syukur penulis masih dapat mengingat informasi yang diberikan oleh Adi Mas Cokro, yang menyebutkan bahwasanya Tangga Seribu itu sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Meski jalurnya tidak sama. Bahkan Mas Cokro menjelaskan bahwa mitos masyarakat tentang Tangga Seribu itu memang benar adanya. Sudah banyak orang yang membuktikan hal tersebut.
Ada sebuah kisah menarik sekaitan dengan keangkeran Tangga Seribu yang terjadi baru-baru ini. Ceritanya ada satu tim pemantau aktifitas kegempaan dari Badan Vulkanologi yang ingin memasang alat pendeteksi gempa di puncak Gunung Kaba. Saat mau mendakaki Gunung Kaba, seorang sesepuh masyarakat setempat mengingatkan agar berhati-hati dan waspada, sebab kawasan Gunung Kaba masih dipenuhi dengan hal-hal mistis.
“Kalau soal mistis itu biasa. Umumnya hanya mitos yang dibesar-besarkan. Gunung-gunung di Jawa pun yang sudah saya daki dengan mudah juga dipenuhi dengan cerita-cerita mistis. Nyatanya tidak ada masalah. Apalagi hanya gunung setinggi Gunung Kaba ini.” Demikian kata salah seorang dari mereka.
Mereka kemudian mendaki Gunung Kaba. Apa yang terjadi? Saat berada di tengah Tangga Seribu, tanpa lantaran yang jelas beberapa dari mereka jatuh tergelincir.
Entah bagaimana peristiwa naas bisa menimpa anggota Badan Vulkanologi yang sudah barang tentu sudah sangat terlatih itu. Yang pasti, karena kejadian ini beberapa dari mereka ada yang meninggal. Juga terjadi keanehan. Konon, di sekitar tubuh mereka ada bekas yang menyerupai cakikan, tepatnya seperti diterkam oleh binatang buas. Memang, kematian petugas Badan Vulkanologi tersebut tidak di tempat kejadian, tapi saat sampai di rumah sakit.
Kejadian menghebohkan itu semenggegerkan para peziarah yang mendaki Gunung Kaba untuk men keberkahan. Sebelum kejadian tersebut, peristiwa naas juga dialami oleh alam dari daerah Kepahiang.
MARKAS PESUGIHAN
Untuk menginvestigasi kepekaan Gunung Kaba, dalam penjelajahan sengaja didampingi oleh seorang asal Lubuk Linggau yang akrab dipanggil Abah Johan.
Dengan bermodalkan kemenyan kami mendaki Gunung Kaba. Karena ingin membuktikan hal-hal gaib yang ada bersama anggota tim lainnya, penulis memutuskan untuk bermalam di gunung. Dan kami memang mendi di atas sana.
Malam itu, sekitar pukul 01 dini hati, kami menggelar ritual ubo rampe di puncak Tangga Seribu. Kemenyan putih pun dibakar oleh Johan. Setelah itu, dia membaca doa keselamatan dan kami melihat 2 harimau, harimau. Mereka berbicara panjang lebar dengan Abah Johan, sampai akhirnya penulis memukul bahu Abah Johan untuk mengajaknya pulang.
Kami Kembali ke dimensi nyata. Nah, di alam nyata ini penulis baru bertanya kepada Abah Johan tentang isi pembicaraannya denganvsiluman harimau tadi.
Dikatakan oleh Abah Johan, beberapa musibah yang terjadi di Tangga Seribu dan telah merenggut nyawa sejumlah orang, adalah ulah atau perbuatan dari kedua harimau siluman yang menginginkan tumbal. Mereka dendam dengan nenek moyang masyarakat Desa Curup Dalam, yang pernah menggangu dan mengusik ketenangan mereka. Disebutkan, peristiwa itu terjadi pada tahun 1827.
“Gunung Kaba juga tempat pesugihan yang ampuh asalkan pelakunya mau menumbalkan nyawa sejumlah orang,” kata Abah Johan.
Setelah malamnya melakukan ritual, pagi harinya penulis dan Abah Johan melanjutkan perjalanan ke atas puncak gunung yang lebih tinggi lagi. Perjalanan ini memang cukup melelahkan. Di samping medannya yang tidak bersahabat, jalan setapak yang jarang dilalui ini pun siap membunuh siapa saja apabila tergelincir.
Sesampainya di puncak gunung tertinggi, Misteri melihat pemandangan yang menakjubkan. Ada satu keluarga yang lagi melakukan ritual pesugihan di sana.
Penulis melihat ritual yang dilakukan mereka dipandu oleh seorang paranormal, atau lebih dikenal dengan dukun. Namanya Mbah Slamet. Proses untuk melakukan pesugihan di gunung ini, tidak terlalu sulit.
Salah satu dari sekian banyak syarat-syaratnya adalah diharuskan membawa burung merpati putih mulus, atau tidak ada belangnya sama sekali. Burung itu kemudian harus dilepaskan dari tempat prosesi pesugihan. Beberapa saat kemudian bisa dilihat, apakah burung merpati yang dilepaskan tadi terus terbang atau masuk ke dalam suatu tempat yang disebut sebagai Lubang Pesugihan. Jika burung terhisap masik ke dalam Lubang Pesugihan, maka permohonan pelaku ritual akan terkabul. Sebaliknya, jika burung terus terbang mengudara, maka berarti ritual itu telah gagal.
Disebutkan, dalam melepaskan burung dimaksud si pelaku ritual membutuhkan bantuan paranormal yang telah memiliki koneksi dengan penguasa alam gaib di sana. Nah, paranormal semacam Mbah Slamet ini yang akan mengantarkan pelaku masuk ke alam gaib, agar hajatnya didengarkan oleh makhluk gaib penunggu Gunung Kaba.
Setelah proses itu dilakukan, lalu kita akan langsung merasakan dampaknya apabila ritual pesugihan diterima dengan pertanda merpati putih tadi.
Konon, banyak orang yang melakukan ritual pesugihan di gunung ini telah terkabul. Contohnya, seorang warga keturunan bernama Budi yang berdomisili di Kabupaten Kepahiang. Dia bersama keluarganya pergi ke Gunung Kaba dan melakukan ritual agar mereka cepat kaya.
Setelah melakukan prosesi sebagaimana dijelaskan di atas, tiba-tiba konsentrasi mereka tersentak sebab dari sebelah kanan tempat mereka duduk ada roda yang menggelinding. Persisnya roda pedati tersebut mendekati Budi yang sedang melakukan ritual.
Dan apa yang terjadi kemudian? Setelah melihat penampakkan gaib tersebut, malamnya Budi bermimpi disuruh untuk membuka usaha bengkel. Bagaimana hasilnya? Setelah tiga tahun berlalu, Budi sudah menjadi kaya sebab usaha bengkelnya menuai kesuksesan yang luar biasa.
Pada saat bertemu penulis di puncak Gunung Kaba, ternyata Budi dan keluarganya tengah memotong seekor kambing di tempat prosesi pesugihan tempat mula pertama dirinya melakukan ritual. Ya, pemotongan kambing inipun adalah merupakan bagian dari ritual apabila telah berhasil. Menurut keterangan Mbah Slamet, kuncen Gunung Kaba, ternyata banyak sekali orang yang telah melakukan ritual nyeleneh di tempat ini. Wallahu a’lam bisaawab. ©️KyaiPamungkas.
KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: bomoh.online
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)