Featured Kisah Kyai Pamungkas Uncategorised Uncategorized

Panggonan Wingit: MEMBURU TUAH GAIB PRABU DASAMUKA

Panggonan Wingit:

MEMBURU TUAH GAIB PRABU DASAMUKA

 

Sebuah petilasan yang kini diubah bentuknya sehingga menyerupai sebuah makam oleh masyarakat Kandang Sapi, Sragen sangatlah dikeramatkan. Berbagai kejadian gaib terjadi di tempat ini. Dalam desas-desus yang ada di kalangan masyarakat tempat tersebut merupakan petilasan dari Buto Keraton. Namun, banyak pula yang mengatakan bahwa tempat tersebut merupakan petilasan dari Prabu Dasamuka.

 

Tempat yang diyakini sebagai petilasan Prabu Dasamuka ini ramai diburu oleh para pengalab berkah. Mereka umumnya memburu kewibawaan, kekayaan dan sekaligus umur panjang.

 

Mengenai adanya kepercayaan yang ini tentu saja tidak dapat dipungkiri karena dalam cerita pewayangan baik dalam versi India ataupun versi Jawa. Sosok Prabu Dasamuka ini diceritakan sebagai raja yang bergelimang harta dan memiliki umur panjang. Di dalam salah satu versinya, sosok Prabu Dasamuka adalah sosok yang memiliki wibawa luar biasa.

 

Bahkan tiga dunia mengakui akan kebesarannya. Tiga dunia tersebut adalah dunia siluman, dunia manusia, dan dunia para dewa. Tentang kewibawaannya ini sendiri tidaklah diperoleh dengan cara yang gampang. Meskipun dalam kisah Ramayana sosok ini dikisahkan sebagai sosok antagonis. Namun, jika ditelusuri lebih jauh Rahwana merupakan sosok raja pemuja Dewa Siwa yang sangatlah taat.

 

Dengan ketaatannya memuja Dewa Siwa itulah yang membuatnya memiliki kewibawaan yang sangat terkenal di tiga dunia. Di samping itu selama Prabu Dasamuka memegang kendali atas kerajaan Alengka bisa dibilang membawa kerajaan alengka memasuki masa keemasaannya. Hal ini bisa dilihat dalam serat-serat klasik yang menyebutkan bagaimana keadaan kerajaan alengka sewaktu dipimpin oleh Prabu Dasamuka.

 

Dalam serat-serat klasik itu disebutkan bahwa kerajaan alengka merupakan sebuah kerajaan yang penuh dengan kemilau emas. Di kerajaan yang mayoritas penduduknya adalah bangsa raksasa semua bagian rumahnya terbuat dari emas terbaik dan tiada duanya di muka bumi.

 

Meski dalam kitab Ramayana karangan Walmiki diceritakan bahwa sosok Prabu Dasamuka merupakan sosok yang antagonis. Akan tetapi apabila dikaji lebih jauh ada beberapa keunggulan Rahwana jika dibandingkan dengan Rama sosok yang dalam kitab karangan Walmiki dimasukkan dalam sosok protagonis yang menjadi musuh utama dari Prabu Dasamuka sendiri.

 

Di dalam Kitab tersebut dituliskan bahwa dalam perang besar antara Prabu Dasamuka dengan Rama dikisahkan bahwa Prabu Dasamuka dibantu oleh seluruh prajurit Alengka dan penduduk alengka yang kesemuanya merupakan raksasa. Sedangkan rama yang notabene merupakan pangeran dari Ayodya tidak dibantu sosok manusia kecuali Laksmana adiknya dan Wibisana adik bungsu Prabu Dasamuka. Dalam perang tersebut Rama dibantu oleh tentara kera.

 

Dengan adanya pembelaan mati-matian dari bangsa raksasa kepada Prabu Dasamuka dapatlah diambil kesimpulan bahwa bagi masyarakat raksasa atau bangsa Alengka sosok Prabu Dasamuka memang sangatlah dicintai oleh rakyatnya. Mengenai kecintaan bangsa raksasa kepada Prabu Dasamuka ini salah satunya dikarenakan wibawa yang dimiliki oleh Prabu Dasamuka.

 

Tentang kewibawaan dan kesaktian Prabu Dasamuka atau yang juga dikenal dengan nama Rahwana ini sendiri juga bisa dilihat dari garis keturunannya. Ia merupakan putra dari resi Wisrawa dan Dewi Sukesi. Resi Wisrawa merupakan seorang resi yang memiliki ilmu sastra jendara hayuningrat pangruwating diyu. Dengan ilmu ini ia mampu meruwat anaknya yang memiliki wujud raksasa menjadi seorang raksasa yang kemampuannya jauh di atas manusia pada umumnya.

 

Kegenturan tapa dan bakat alam yang dimilikinya telah membuat Rahwana menjadi sosok yang sangatlah luar biasa. la merupakan sosok raja yang sangat dicintai oleh rakyatnya. Kecintaan rakyat Alengka yang mayoritas merupakan sosok raksasa kepada Rahwana ini dikarenakan karena semasa kepemimpinannya mampu mengangkat derajat bangsa raksasa. Selama Rahwana memerintah di Alengka tidak ada satu pun manusia yang berani merendahkan harkat dan derajat bangsa raksasa.

 

Sebelum Rahwana memerintah di Alengka bangsa raksasa dianggap sebagai bangsa rendahan dan tidak berpendidikan. Banyak di antara bangsa raksasa yang hidup liar di hutan. Oleh karena ia tinggal di hutan, maka untuk mereka menggantungkannya kepada hasil hutan dengan cara berburu binatang. Di dalam hutan para raksasa itu membentuk kelompok-kelompok tertentu dengan pembagian wilayah yang telah disetujui masing-masing oleh para raksasa yang bersangkutan.

 

Sayangnya pembagian wilayah tersebut pada waktu sering dijamah oleh manusia. pada jaman itu manusia memiliki kegemara berburu binatang. Dan karena manusia memburu binatang yang menjadi sumber makanan dari bangsa raksasa. Maka bangsa raksasa pun merasa terusik dan berganti menyerang manusia yang dianggapnya telah merusak wilayannya.

 

Mengetahui manusia diserang oleh bangsa raksasa ini tentunya tidak membuat bangsa manusia tinggal diam. Dan perang antara keduanya sering terjadi. Oleh karena memiliki akal pikir yang lebih jika dibandingkan dengan bangsa raksasa banyaklah bangsa raksasa yang tewas di tangan manusia. Di samping itu banyak pula bangsa raksasa yang menjadi tawanan manusia. Raksasa yang menjadi tawanan manusia ini mengalami nasib yang sangatlah mengenaskan. Mereka disiksa dan disuruh untuk membangun bangunan megah milik manusia.

 

Melihat perlakuan manusia yang tidak adil inilah yang kemudian membuat Rahwana, sosok raksasa yang keluar dari rahim manusia memiliki tekad untuk mengangkat derajat bangsa raksasa. Setelah menginjak masa remaja dan sebelumnya memiliki bekal pengetahuan dari sang ayah, rahwana muda pun melakukan pengembaraannya.

 

Tujuan dari pengembaraan yang dilakukan oleh putra mahkota dari kerajaan Alengka ini adalah untuk mencari guru-guru sakti guna menambah kesaktiannya. Dengan kesaktiannya yang diperolehnya itu ia ingin menjadikan Alengka menjadi sebuah kerajaan yang menjamin bangsa raksasa hidup secara merdeka dan tidak diperbudak oleh bangsa manusia lagi.

 

Nasib mujur diterima Rahwana dalam pengembaraannya. Hal ini dikarenakan tidak hanya guru yang bisa diguruinya. Bahkan Dewa Siwa yang dianggap sebagai dewa tertinggi mau menerima Rahwana sebagai muridnya Diantara sekian banyak guru yang pernah dijadikan Rahwana guru, Resi Subalilah yang paling terkenal. Oleh karena belajar berbagai ilmu kepada resi yang memiliki wajah seperti monyet inilah yang kemudian membuat Rahwana memiliki ilmu Pancasona, yakni ilmu yang mampu membuat pemiliknya mampu hidup lagi setelah terbunuh selama tubuhnya menempel bumi.

 

Oleh saran dari resi Subali inilah Rahwana bertapa di atas sebuah gunung selama bertahun-tahun lamanya. Selama bertapa itu ja membaca sebuah syair yang isinya memuja Dewa Siwa. Dalam bertapanya itu berbagai ujian diterimanya. Namun, semua ujian itu tidak ada satu pun yang berhasil menggodanya. Dan kerena kesigihannya menjalankan tapa itu telah membuat Dewa Siwa terkesima dan kemudian menemuinya untuk memberikan sebuah anugerah kepada Rahwana.

 

Saat dibangunkan oleh Dewa Siwa dari tapa bratanya alangkah gembira dan senangnya hati sang Rahwana. Ia pun kemudian menerima anugerah dari Dewa Siwa berupa kewibawaan yang terkenal di tiga dunia dan tidak dapat terbunuh dari segala jenis senjata. Usai mendapatkan kewibawaan tersebut sang Rahwana lantas kembali ke Alengka untuk membangun Alengka seperti apa yang diinginkannya dahulu.

 

Dan dalam sekejap setelah tampuk kekuasaan Alengka berada di tangan Rahwana berubahlah keraiaan Alengka yang semula dianggap sebagai negara yang tidak punya menjadi sebuah negara yang kaya raya. Semua raksasa yang hidup di Alengka merasakan hidup yang nyaman. Anak-anak raksasa dapat menikmati kehidupan dan masa kanak-kanak tanpa rasa takut kepada bangsa manusia.

 

Oleh karena dianggap telah mampu memakmurkan negara Alengka maka ketika mendengar Prabu Dasamuka ditantang oleh Rama. Segenap rakyat Alengka pasang badan untuk membela raja yang telah memberikan kejayaan bagi Alengka dan kesejahteraan bagi bangsa raksasa yang hidup di Alengka. Dalam cerita Ramayana memang Prabu Dasamuka atau Rahwana dikisahkan sebagai pihak yang kalah. Namun, dengan adanya pembelaan yang luar biasa dari bangsa raksasa setidaknya memberikan gambaran bagaimana cintanya rakyat Alengka kepada rajanya. Tentu saja kecintaan itu timbul karena kewibawaan Rahwana yang didapatnya dari dewa Siwa saat melakukan tapa brata.

 

Dan tempat tapa brata Rahwana dipercaya berada di daerah Kandang Sapi yang kini termasuk dalam wilayah Kabupaten Sragen. Sedangkan tempat perang besar antara pasukan Rahwana yang berupa raksasa dengan pasukan Rama yang berupa kera ini dipercaya berada di wilayah Sangira yang juga ternasuk wilayah Sragen. Mengenai kepercayaan ini tentunya didukung dengan beberapa bukti. Bukti tempat bertapa rahwana ini berada di sebuah tebing yang menghadap jurang dan hal ini seperti apa yang dikisahkan dalam salah satu versi tentang kisah Rahwana.

 

Sedangkan mengenai bukti bekas perang yang disebutkan di Sangiran itu dibuktikan dengan adanya penemuan fosil-fosil yang ada di wilayah tersebut. Jika dilihat dari kacamata keilmuan fosil-fosil yang ada di Sangiran merupakan fosil dari manusia purba dan binatang purba. Akan tetapi jika dilihat dari mitos dan kepercayaan yang ada di kawasan tersebut fosil-fosil tadi disebutkan dengan Ma sebutan balung buto. Dengan adanya bukti-bukti tersebut tidaklah mengherankan apabila petilasan yang bentuknya mirip dengan makam ini sering digunakan untuk tempat sesirih. “Kebanyakan mereka yang datang ke sini percaya bahwa tempat ini pernah digunakan sebagai tempat Prabu Dasamuka menerima anugrah dari Dewa Siwa,” ujar Sholikin.

 

Lelaki yang menolak untuk wajahnya dipotret ini juga menambahkan bahwa mereka yang datang ke petilasan ini umumnya menginginkan berkah-berkah berupa kewibawaan dan kederajatan. Dan hal ini tidaklah dapat dipungkiri karena tempat ini merupakan tempat Prabu Dasamuka menerima anugrah dari Dewa Siwa.

 

“Selain kerap digunakan sebagai tempat untuk ngalab berkah berupa kewibawaan tempat ini kerap dijadikan sebagai tempat ngalab berkah untuk mendapatkan ilmu kesaktian oleh banyak perguruan silat. Kalau hal ini dikarenakan adanya kepercayaan bahwa kesaktian dari Prabu Dasamuka juga mejadi bertambah berkali lipat setelah bertapa di tempat ini. Kebanyakan mereka kalau ingin ngalab berkah biasanya dilakukan pada malam Selasa Legi,” tegas Sholikin. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: bomoh.online
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)


Related posts

Sex Education with Kyai Pamungkas: MASTURBASI APA BIKIN IMPOTEN?

KyaiPamungkas

Kisah Kyai Pamungkas: Tuyul Gentayangan di Kisaran

adminbomoh

Kisah Kyai Pamungkas: PEKATNYA MISTIK HUTAN TUA

adminbomoh
error: Content is protected !!