Cerita Featured Kisah Kyai Pamungkas Uncategorised Uncategorized

Panggonan Wingit: LADANG BATU LAVENDER SUKOHARJO

Panggonan Wingit:

LADANG BATU LAVENDER SUKOHARJO

 

Maraknya pasar batu mulia beriringan dengan maraknya tambang tambang batu akik di daerah-daerah yang bermunculan di tanah air. Anehnya, tambang-tambang tersebut semula memang tidak pernah ada, namun sejak merebaknya pasar batu mulia, tanpa disengaja banyak tambang batu akik ditemukan di daerah yang bukan merupakan penghasil tambang batu akik.

 

Di Aceh, Batu Giok dengan bobot sekitai 2 ton ditemukan oleh salah seorang warga sekitar di sebuah kebun, penemuan itu menjadi heboh karena nilai harga yang fantastis. Di Wonogiri, tambang batu Fire Opal juga ditemukan oleh penduduk setempat setelah kawasan yang pernah menjadi lokasi pertambangan digali kembali oleh penduduk, dan ditemukan varian baru.

 

Selain di luar Jawa dan Wonogiri, di daerah Pacitan juga ditemukan tambang batu jenis Kalsedon varian Golden Suprime di sebuah ladang jagung milik warga.

 

Tak terkecuali di Kabupaten Sukoharjo, kota administrasi yang berdampingan dengan Kabupaten Wonggiri ini, di akhir bulan Maret lalu juga ditemukan ladang batu Lavender di sebuah perbukitan yang disebut oleh warga sekitar dengan nama Gunung Bapang.

 

“Penemuan tambang batu Lavender pertama kali diketahui oleh Sarimin, warga Dusun Ngemplak RT.01/03 Kalurahan Kedungsono, Kecamatan Bulu Sukoharjo,” terang Supriyadi (42 th), Kepala Desa Kedungsono.

 

saat ditemui di rumahnya di Dusun Ngemplak, Sarimin yang saat itu tengah mencuci bongkahan batu tersebut, lantas menceritakan, berawal saat dirinya tengah merambah kayu di dalam hutan, di sebuah area perbukitan Gunung Bapang. Sarimin menemukan sebongkah batu yang berwarna ungu di dalamnya. Sebagai seorang petani, Sarimin dan keluarganya menggantungkan hidup dari hasil kebun jagung yang ia tanam di kawasan Gunung Bapang. Gunung Bapang memang menjadi lahan perkebunan Jagung milik warga, tak terkecuali Sarimin.

 

Setiap pagi dan sore Sarimin harus keluar masuk ke dalam hutan memotong ranting dan rumput liar yang ada di lahan perkebunanya. Siang itu tanpa disadari, saat dirinya tengah menyabit rumput liar, ditemukan sebongkah batu yang diperkirakan memiliki bobot berkisar 25kg. Batu tersebut tanpa sengaja dipecah dengan menggunakan sabit dan terlihat di dalamnya batu bening transparan warna Lavender.

 

Saat melihat batu yang berada di bagian dalam Sarimin kaget, karena kulit luar batu yang berwarna kuning kecoklatan berbeda dengan wujud asli yang ada di dalamnya berwarna ungu. Belum menyadari dan mengetahui bahwa batu yang ada di tanganya adalah batu mulia jenis Lavender, Sarimin lantas memecah menjadi beberapa batu tersebut kepada para tetangganya. Warga yang tidak mengetahui batu tersebut batu jenis apa, enggan menerima pemberian dari Sarimin. Tetapi tidak semua warga menolak pemberian batu dari Sarimin, beberapa warga lain juga ada yang berkenan menerimanya. Berawal dari sinilah maka penemuan batu Lavender Sarimin akhirnya merebak di masyarakat sekitar. Warga yang mengetahui varian batu pemberian Sarimin jenis Kalsedon.

 

Tak lama setelah dijelaskan lokasi keberadaan ladang batu Lavender, maka warga mendatangi lokasi tempat di mana batu tersebut ditemukan oleh Sarimin. Area yang menjadi tempat penemuan batu berada di atas gunung, dengan letak kemiringan tanah lebih dari 45 derajat, sehingga harus ekstra hati-hati pada saat mendaki ke atas, apalagi melakukan penggalian di lokasi penemuan.

 

Beberapa warga pun menggali tanah lokasi penemuan Sarimin, dan diketemul banyak batu Lavender dari dalam tanah galian. Tak lama setelah diketahui kalayak ramai, setiap hari warga berbondong-bondong melakukan penambangan di Gunung Bapang. Tidak hanya dari warga sekitar yang melakukan penggalian di lokasi tambang, warga yang berasal dari luar Desa Kedungsono juga turut melakukan penambangan di lokasi ladan Lavender.

 

Lokasi tambang yang berada di tebing dengan kemiringan yang sangat serius, serta letak geografis tanah yang mudah longsor, akhirnya oleh aparatur pemerintah desa setempat didukung aparat kepolisian, dalam hal ini Polsek Bulu, untuk sementara waktu menutup lokasi tambang. Di lokasi pintu masuk kawasan hutan, dan di lokasi tambang batu Lavender diberi garis polisi.

 

Menurut Supriyadi, selaku kepala Desa Kedungsono yang memiliki wewenang dalam hal ini mengatakan, untuk sementara waktu tambang batu Lavender akan ditutup. Kemungkinan akan dibuka kembali untuk warga, apabila sudah ada penambang batu itu sendiri.

 

“Keselamatan tentunya lebih penting, oleh sebab itu para penduduk yang akan menambang batu Lavender akan diberi pengarahan dan pembelajaran perihal tata cara menambang yang baik dan benar,” terang Kades Kedungsono.

 

Diterangkan lagi oleh pak Kades, ditemukannya tambang batu Lavender memang bukan tanpa alasan. Karena lokasi Gunung Bapang memang berdampingan dengan Gunung Gajah Mungkur yang berada di Kabupaten Wonogiri. Kawasan gunung di lokasi ini memang dikenal sebagai kawasan bebatuan kapur, oleh sebab itu tidak mustahil akan ditemukan lagi tambang-tambang lain yang tak jauh dari ladang batu Lavender.

 

Batu lavender dari Gunung Bapang memiliki kekristalan yang lebih bening dibandingkan batu Lavender dari daerah lain. Geografis tanah yang masih perawan, serta banyaknya aliran parit yang mengalir dari atas gunung, membuat batu Lavender yang dihasilkan dari Gunung Bapang memiliki kualitas yang sangat baik.

 

Banyak cerita yang mewarnai saat ladang Lavender tersebut ditemukan oleh Sarimin. Salah seorang anak yang saat itu turut melakukan penggalian di lokasi tambang batu Lavender, sempat mengalami kesurupan, setelah sang anak membawa dua bongkah batu dari lokasi tambang.

 

“Kesurupan terjadi setelah warga yang berasal dari Desa Pule Wonogiri tersebut tiba di rumahnya,” kata Supriyadi.

 

Dikatakan oleh Kades Kedungsono, sang anak yang kesurupan akhirnya dimintakan tolong kepada salah seorang sesepuh desa, dan disarankan untuk melakukan tebusan jajan pasar di lokasi tambang batu Lavender. Setelah ritual tebusan dilakukan, anak yang kesurupan tadi akhirnya sadar kembali seperti sedia kala.

 

Memang, di lokasi penambangan pada jaman dahulu dikenal merupakan daerah angker dan keramat, tak terkecuali Gunung Gajah Mungkur yang letaknya tidak jauh dari lokasi tambang adalah daerah angker yang sampai saat ini masih terus dikeramatkan. Kisah masa lalu keangkeran lokasi tambang batu Lavender lantas diceritakan kembali oleh Kepala Desa Kedungsono, saat ditemui Misteri di Kantor Kelurahan Desa Kedungsono.

 

Dikisahkan oleh Supriyadi, tiga gunung yang berada di lokasi tambang adalah Gunung Plosogarut, Gunung Gajah Mungkur dan Gunung Bapang. Gunung-gunung ini memang tidak begitu tinggi, yang kesemuanya berada di gugusan perbukitan Gajah Mungkur. Salah satu tempat angker di lokasi ini yaitu Goa Macan yang berada di puncak paling tertinggi. Selain goa Macan, Goa Gajah Mungkur yang berada d Gunung Gajah Mungkur diyakini juga adalah tempat keramat.

 

Goa Gajah Mungkur dikenal sebagai tempat untuk ritual ngalap berkah pangkat kederajadan. Hal ini seringkali diketahui oleh Supriyadi jelang pemilihan kepala desa maupun kepala daerah tengah berlangsung. Banyak warga yang mencoba keberuntungan memohon di Goa Gajah Mungkur, dalam rangka ritual ngalap berkah pangkat derajat.

 

Goa Gajah Mungkur diyakini oleh penduduk sekitar penunggunya adalah Kyai Glenggang Jati, sosok kakek tua trah Majapahit yang muksa di atas Puncak Gajah Mungkur. Selain Goa Gajah Mungkur, Goa Macan juga dinggap angker. Beberapa penduduk desa menurut Kepala Desa Kedungsono, konon pernah melihat dengan mata kepala mereka sendiri banyak tulang belulang berserakan di dalam Goa Macan. Goa ini diyakini penunggunya adalah harimau jadi-jadian yang biasa dipakai untuk pemujaan pesugihan.

 

Keberadaan tempat keramat di lokasi yang tak jauh dari ladang Lavender menjadi sisi lain yang tidak terpisahkan dengan gaya hidup masyarakat sekitar, yang masih sangat lekat dengan hal-hal yang berbau mistis. Beberapa pelaku ritual menurut Supriyadi juga pernah ada yang mati di atas goa.

 

“Sudah tiga orang mati di atas gunung,” ujar Supriyadi. Satu orang menurut Supriyadi mati di dalam goa saat menggelar ritual.

 

“Tempat nenepi ini memang angker, para pelaku ritual yang memperoleh perlambang diberi gayung pada saat menialani laku di dalam Goa. Perlambang tersebut konon adalah perlambang kematian bagi orang yang memimpikannya. Karena mereka semua yang mati di Gunung Gajah Mungkur, sebelumnya bercerita perihal mimpi yang ia dapat pada saat dirinya menjalani laku ritual,” ungkap Lurah Supriyadi.

 

Di setiap waktu tertentu bertepatan dengan bulan sura, Gunung Bapang dan Gunung Gajah Mungkur selalu ramai dikunjungi orang. Mereka kebanyakan para pelaku ritual yang hendak menggelar tirakat di bulan sura, dalam rangka menghaturkan wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

 

Penemuan ladang batu Lavender tidak hanya membawa angin segar bagi perekonomian warga Desa Kedungsono, tetapi diharapkan mampu membangkitkan sektor ekonomi basi seluruh warga desa. Untuk itu oleh Supriyadi akan dibentuk dan ditata paguyuban-paguyuban para penambang batu di desanya, agar ke depan ekonomi warganya bisa terangkat.

 

Untuk mencegah potensi konflik karena rebutan tambang, Supriyadi menyarankan dalam setiap paguyuban tambang hendaknya diisi sekitar 4 sampai 5 orang penambang, dan dijatah menambang secara bergantian setiap hari. Supriyadi juga berharap, agar pemerintah daerah bisa memberikan bantuan perlengkapan alat tambang yang memadai serta memenuhi standar keselamatan kerja.

 

Dari beberapa pengakuan warga, masyarakat Desa Kedungsono sangat berharap dalam hal ini pihak aparatur desa setempat. Agar hasil bumi yang ditemukan oleh Sarimin bisa mendongkrak penghasilan warga desa, yang sebelumnya hanya berprofesi sebagai petani dan buruh bisa memperoleh tambahan dari hasil tambang dan sektor ekonomi lain yang terkait dengan tambang batu akik di desanya.

 

“Kebijakan tambang batu akik selama ini belum ada regulasinya, hanya mengacu pada tambang galian C,” kata Supriyadi.

 

Oleh sebab itu, kebijakan pemerintah desa setempat akan menjadi tolok ukur kepedulian aparatur pemerintah terhadap kesejahteraan warga masyarakatnya, atau kepada penguasa daerah. Karena penemuan tambang batu akik di berbagai belahan Nusantara selama ini, rupanya buah manis bagi penguasa setempat. Tak jarang para kepala daerah memonopoli hasil tambang dari daerahnya, agar bisa menjadi pemasok tunggal batu mulia yang berasal dari daerahnya. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: bomoh.online
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)


Related posts

Ngaji Psikologi Bersama Kyai Pamungkas: Bersedialah Belajar dari Teman dan Keluarga

KyaiPamungkas

Ngaji Psikologi Bersama Kyai Pamungkas: Pikirkan yang Anda Miliki, Bukan yang Anda Inginkan

KyaiPamungkas

Konsultasi Kyai Pamungkas: FIQIH PERNIKAHAN

KyaiPamungkas
error: Content is protected !!