Cerita Featured Kisah Kyai Pamungkas Uncategorised Uncategorized

Kisah Kyai Pamungkas: SANTET DARI TANAH KARO

Kisah Kyai Pamungkas: SANTET DARI TANAH KARO

Karena santet ia harus terkapar tak berdaya. Ada ratusan jarum pentol sudah dikeluarkan dari dalam tubuhnya. Tapi, sakitnya tak pernah sembuh…

 

Bagi mayarakat Sumatera Utara, Tanah Karo dikenal sebagai daerah yang paling subur bila dibandingkan kabupaten lainnya. Mayoritas penduduknya hidup makmur dari bertani sayur-mayur dan buah-buahan. Sebenarnya, ada dua hal yang menyebabkan Tanah Karo sangat terkenal di Sumatera Utara. Di samping karena tanahnya yang subur, juga karena ilmu hitamnya yang sangat ditakuti. Biasanya, orang yang terkena ilmu hitam seperti santet selalu mengalami sakit yang berkepanjangan, yang tak jarang berakhir dengan kematian. Berikut ini, penulis akan menuangkan satu kisah tentang sebuah keluarga yang terkena santet dari Tanah Karo. Sampai saat ini musibah itu. belum berakhir, karena belum ada yang berhasil menemukan obat penawarnya.

 

Untuk menghindari segala hal yang tidak diinginkan, semua nama yang terkait dalam cerita ini sengaja kami samarkan. Ada pun kisah selengkapnya adalah sebagai berikut:

 

Waktu sudah menunjukkan pukul dua sore. Awan hitam yang sejak siang tadi berarak di langit menjatuhkan gerimis renyai-renyai. Hujan pun turun dengan lebat. Semilir angin yang membadai dari balik kerimbunan pohon akasia laksanagerombolan raksasa yang sedang menari.

 

Stasiun Kereta Api Kisaran tampak sepi. Tak ada antrian panjang di loket. Tak ada hiruk pikuknya suara penumpang. Sore itu, memang tidak ada jadwal keberangkatan kereta api baik jurusan Medan maupun.Rantau Prapat.

 

Di tengah kesunyian itu, yang ada hanyalah sekelompok tukang becak yang terlihat masih asyik kongkow-kongkow sambil membolak balik buku tafsir mimpi, diiringin alunan merdu lagu dangdut yang terdengar. sayup-sayup dari balik gubuk reot yang berjajar di sepanjang pinggir rel.

 

Sesekali, di antara penarik beca itu ada yang suka menjahili tangan Bi Lasih, janda penjual sate yang sudah lima tahun berpisah dengan Ronggo, suaminya yang pemabuk dan doyan main perempuan. Tak jauh di depan pintu gerbang stasiun tampak seorang pria paroh baya tengah berdiri dengan wajah gelisah. Berulang kali ia melirik arloji di tangannya sambil menatap langit yang masih gelap.

 

Lelaki itu tak lain adalah Bambang Cahyono, Bendahara PT. Perumka yang dalam beberapa bulan ini terpaksa harus pulang lebih awal daripada jadwal seharusnya. Soalnya, ia harus buru-buru menemui Dina, isterinya yang sudah hampir dua tahun ini menderita sakit dan hanya bisa tergolek lemas di atas pembaringan. Setiap hari, wajah Dina terlihat semakin memucat, berat badannya semakin menurun. Rambutnya yang panjang tergerai kini kusut masai. Bila memandang kondisi tubuhnya, ia kelihatan jauh lebih tua daripada umur yang sebenarnya.

 

Sudah puluhan dokter dan paranormal yang memberikan pengobatan untuk menyembuhkan penyakit Dina. Namun, tak satupun dari mereka yang bisa membuat ia tersenyum. Jangankan untuk sembuh. Berkurang saja juga tidak. Begitulah keadaan Dina yang malang. Nasibnya kini bagaikan telur di ujung tanduk.

 

Sebelum kenyataan tragis itu menimpanya, kehidupan rumah tangga Dina boleh dikatakan cukup makmur. Sejak ia menikah dengan Bambang Cahyono, suaminya yang kini memegang jabatan empuk di PT Perumka ESU cabang Kabupaten Asahan, nyaris sepertinya tidak ada lagi kesulitan ekonomi yang menyertai kehidupan mereka.

 

Puluhan tahun Bambang menjalani pekerjaannya demi untuk menghidupi kelima orang anaknya. Walau hanya sebagai penjual tiket, tapi pekerjaan itu selalu ia geluti dengan penuh kejujuran. Sebenarnya, wajar saja jika Bambang hanya. memiliki jabatan rendah. Soalnya, ia cuma karyawan yang pendidikannya hanyalah berbekal Ijazah SLTP. Namun, berkat kesabaran dan kejujurannya dalam mengemban tugas, seiring dengan berputarnya sang waktu, akhirnya ia bisa memangku jabatan sebagai orang nomor tiga di perusahaan angkutan milik pemerintah itu.

 

Dalam lingkungan pekerjaan Bambang memang terlihat sebagai karyawan yang amat disegani oleh rekan-rekannya. Bukan karena sifatnya yang angkuh, tapi ia memang tipe manusia yang tidak mau banyak bicara, apalagi usil terhadap urusan pribadi orang lain. Ia juga selalu tegas dalam mengambil tindakan, terutama terhadap karyawan yang bermasalah.

 

Sementara dalam lingkungan kantor Bambang dipandang sebagai sososk karyawan yang patut diteladani, ditengah keluarga ia terlihat bagaikan seorang raja yang memimpin satu kerajaan. Bagi kelima anaknya ia adalah bapak yang amat ditakuti. Nyaris, seiisi rumah tak ada yang berani membantah ucapan maupun perintahnya.

 

Barangkali, ucapan dan prilaku Bambang yang tegas terhadap siapapun inilah yang menyebabkan musibah berkepanjangan yang kini harus diterima Dina, wanita yang sudah puluhan tahun hidup seatap dengannya.

 

Mungkin, diantara warga yang tinggal sekampung dengan Bambang, pernah ada yang tersinggung dengan ucapan dan tindakannya dalam menyelesaikan satu masalah sehingga menimbulkan dendam. Soalnya, dari semua orang pintar yang ditemui Bambang berpendapat, kalau sakit yang diderita Dina akibat santet yang dikirim oleh salah seorang yang hidup pernah dekat dengan keluarga Bambang. Kedekatan keluarga Bambang dengan orang tersebut bukan hanya sebatas tempat tinggal, tapi kedua belah pihak laiknya sudah seperti keluarga yang terlahir dari satu keturunan.

 

Suatu hari, ketika Bambang sedang sibuk di kantor, Dina terlibat cekcok dengan Sekarwati. Hanya karena batas kebun. Wajah Dina mengalami cacat karena terjadi adu fisik antara keduanya. Bambang yang mendapat khabar di rumahnya sedang terjadi keributan siang itu langsung pulang. Wajah Bambang kala itu terlihat merah padam. Terlebih ketika dilihatnya Dina yang berulangkali memegangi pipinya yang terluka karena goresan kuku.

 

Sore itu juga, Bambang membuat laporan kepada pihak. kepolisian atas tindakan kriminal yang dilakukan oleh Sekarwati. Oleh pihak yang berwajib Sekarwati dinyatakan bersalah karena telah melakukan tindak pidana ringan menganiaya Dina. Dan, untuk menunggu proses pengadilan, Sekarwati terpaksa harus menjalani hidupnya di balik terali besi.

 

Akan halnya Nugroho. Melihat kenyataan ini rasanya ia tak sanggup kalau harus berpisah dengan Sekarwati, iste’rinya yang kini mendekam di dalam sel. Karena tak tahan melihat Sekarwati harus mendekam di dalam penjara, akhirnya Nugroho pulang ke kampung halama untuk menceritakan peristiwa ini kepada seluruh sanak famili. Tujuannya hanya satu, agar ia bisa mendapatkan bantuan materil untuk meloloskan Sekarwati dari jerat hukum.

 

Begitulah. Dengan berbekal seekor kerbau warisan keluarga akhirnya Nugroho bisa mengeluarkan isterinya dari dalam penjara setelah sebelumnya meminta maaf dan membuat perjanjian damai dengan pihak keluarga Bambang. Namun, peristiwa ini rupanya melahirkan dendam bagi pasangan suami isteri itu terhadap keluarga Bambang. Lewat bantuan seorang dukun sakti dari Tanah Karo, mereka mengirim santet kepada Dina hingga keadaannya semakin kritis.

 

Suatu hari, ketika Dina hendak ke dapur tiba-tiba saja tubuhnya terjerembab di lantai. Ia menjerit sekuatnya karena terasa seperti ada ribuan jarum yang menusuk tubuhnya. Sejak kejadian pada hari naas itu, Dina kini hanya bisa tergolek di atas pembaringan seperti orang lumpuh. Seluruh persendiannya terasa kaku untuk digerakkan. Untunglah, segala aktifitasnya sebagai ibu rumah tangga bisa diambil alih oleh Riyona, putrinya yang paling sulung.

 

Pernah, suatu ketika Bambang membawa Dina kepada seorang paranormal wanita. Paranormal itu berhasil mengeluarkan ratusan jarum pentol yang sudah berkarat serta buah merica dari sekujur tubuh Dina. Selain itu, ia juga menemukan sebuah botol yang berisi ramuan akar hutan yang sengaja ditanam di halaman rumah. Ada sedikit perasaan lega di hati Bambang melihat kehebatan si paranormal itu. Walau kondisi isterinya sedikitpun belum terasa pulih. Rupanya, hanya dua minggu saja paranormal itu mampu membantu pengobatan Dina.

 

“Maaf, saya sudah tidak sanggup lagi membantu isteri Bapak, karena dukun yang mengirim santet ini ilmunya lebih tinggi daripada saya,” katanya dengan nafas berat saat akan permisi dari kediaman Bambang.

 

Sejak saat itu, Bambang Cahyono yang asli keturunan Banten ini seperti orang yang tidak mengenal putus asa. Ia terus melakukan perjalanan panjang di berbagai kota untuk mencari tabib atau pun orang pintar yang mampu menyembuhkan penyakit isterinya. Walau pengobatan’ alternatif dari berbagai orang pintar yang ditemuinya telah menguras harta benda yang cukup banyak, namun belum ada satu pun yang berhasil membuang santet ganas itu dari tubuh Dina, isterinya yang malang.

 

Melalui penulis, seluruh keluarga berharap agar kiranya ada diantara pembaca beriman yang sudi berbaik hati untuk memberikan obat penawar demi kelangsungan hidup seorang ibu yang selalu diratapi anak-anaknya. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: bomoh.online
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)


Related posts

Sanur: Kota Penuh Misteri

adminbomoh

Ngaji Psikologi Bersama Kyai Pamungkas: SUMBER ENERGI KERJA

KyaiPamungkas

Ngaji Psikologi Bersama Kyai Pamungkas: MERAIH KEAGUNGAN

KyaiPamungkas
error: Content is protected !!