Kisah Kyai Pamungkas: SANTET, ANTARA ADA DAN TIADA
Kontroversi ilmu santet hingga kini masih menjadi pembicaraan banyak orang. Mereka mengatakan santet itu ada dengan berbagai ragam dan akibat yang ditimbulkannya. Sementara ada juga yang mengatakan santet itu omong kosong, mana ada santet di jaman modern seperti sekarang ini.
Keyakinan orang yang mengatakan santet itu nyata diperkuat dengan banyaknya penderita sebuah penyakit tanpa dapat didiagnosa secara medis. Misalnya, Solihin, 45 tahun, ayah beranak 2 ini mengalami perut buncit sejak Juni 2002. Beberapa dokter dan rumah sakit telah didatangi Solihin yang tinggal di Selabintana, Sukabumi. Tapi setiap diagnosa yang diberikan pada Solihin dan keluarganya selalu berbeda. Satu dokter mengatakan Solihin kena tumor biasa, daging jadi kata orang Sunda. Namun dokter lain mengatakan Solihin mengalami infeksi perut. Bahkan ada dokter yang terang-terangan tidak dapat menentukan apa penyakit yang diderita Solihin.
Sementara itu, seorang dukun di Jampang, Sukabumi yang didatangi Solihin mengatakan ia kena santet. Maka wajar jika tak ada dokter yang dapat mendiagnosa dengan tepat, apalagi untuk menyembuhkannya. Menurut sang dukun, penyakit Solihin dibuat orang dari “Wetan”, untuk menyembuhkannya Solihin harus berobat ke “Kulon”. Jika dibiarkan berlarut-larut, bukan hanya perut yang membuncit tapi kaki dan tangan Solihin akan menjadi lumpuh. Bahkan perlahan-lahan penglihatan dan pendengaran Solihin akan kabur, alhasil Solihin tersiksa antara hidup dan mati.
“Itulah kejamnya ilmu santet,” tutur sang dukun pada keluarga Solihin.
Sesungguhnya Solihin tidak mempercayai 100 persen perkataan dukun itu. Ia adalah seorang yang cukup terpandang di Sukabumi, ia juga punya intelektual cukup lumayan. Selain itu, Solihin memang tidak mempercayai hal-hal mistik, bahkan menurutnya ia tidak pernah bersentuhan dengan dunia mistik kecuali saat ia berobat ke Jampang tempo hari itu. Tapi desas-desus tetangganya santer mengabarkan Solihin kena santet lawan bisnisnya. Adapula yang mengatakan Solihin disantet bekas istrinya yang sakit hati lantaran dicerai.
“Saya juga bingung, apa kena santet atau penyakit apa. Yang jelas saya ingin cepat sembuh,” tutur Solihin saat ditemui penulis.
Mereka yang diduga sebagai korban ilmu santet tentu bukan cuma Solihin. Masih banyak orang yang menurut pengakuannya telah menjadi korban ilmu hitam ini. Bahkan dari beberapa orang responden yang dihubungi penulis, rata-rata mereka terkena dampak ilmu santet yang lebih parah dibandingkan Salihin.
Sebut saja Badrudin, bapak 4 orang anak Ini menghembuskan napas terakhirnya setelah tersiksa selama 6 bulan lebih. Menurut pengakuan Sarah, anak sulung Badrudin, ayahnya mengalami penyakit yang amat aneh. Jika malam tiba, ia sering meraung-raung kesakitan sambil memegang perutnya, seperti ada yang menusuk-nusuk, katanya. Tapi beberapa jam kemudian, sakit yang dialami almarhum Badrudin pindah ke paha kanan atau kiri. Sementara hari berikutnya, penyakit itu pindah ke bagian kepala, dada, leher dan seterusnya pindah-pindah tempat. Namun hal yang dirasakan Badrudin tetap sama, ia merasa seperti ada yang menusuk-nusuk dengan paku.
Sebenarnya keluarga Bagrudin telan berusaha berobat hingga ke Ciomas, Banten. Di sana, sang dukun berhasil mengangkat beberapa buah paku berkarat dari perut Badrudin. Lain dari itu dengan kekuatan ilmu gaibnya dukun Ciomas ini juga berhasil menarik 3 lembar silet dari paha kanan Badrudin. Menurut dukun Ciomas ini, ilmu hitam yang menimpa Badrudin dikirim seseorang dari dukun ilmu santet di Banyuwangi. Kekuatan dukun Banyuwangi ini sangat tinggi, ia menggunakan jin kafir untuk menyiksa Badrudin sebelum ia meninggal. Terbukti ilmu dukun Ciomas ini tidak sanggup menyembuhkan Badrudin hingga ia meninggal.
Dua kasus korban ilmu santet di atas ditanggapi serius oleh seorang paranormal asal Sukabumi. Menurutnya, kasus serupa sering terjadi di kehidupan sehari-hari dan rata-rata menimpa kalangan yang kurang kuat iman. Menurut Pak Dedi, 49 tahun, ilmu santet yang menimpa Badrudin dan Solihin pasti menggunakan kekuatan jin. Pada tarap tertentu ada orang yang sanggup memerintah jin untuk melakukan apa saja, termasuk menyakiti orang, menyantet, Tentu saja orang itu punya perjanjian khusus dengan jin peliharaannya, misalnya dengan membuat ritual tumbal secara berkala dan korbannya bisa hewan atau manusia sekalipun.
Ditambahkan Dedi, dukun ilmu hitam akan sangat senang jika diperintah untuk menyantet atau menyakiti orang dalam bentuk lain. Sebab hal ini bisa pula dijadikannya sebagai ajang untuk memberikan tumbal bagi setan peliharaannya. Tumbal semacam ini, menurut Dedi, akan lebih meningkatkan kekuatan ilmu hitam sang dukun, sebab pada akhirnya akan lebih banyak orang yang tersiksa. Selain korban ilmu santet yang rohnya akan gentayangan pemberi order pun diakhir hayatnya akan tersiksa, sebab ia akan dituntut menjadi budak di alam jin.
Sementara itu, proses pengiriman santet dijelaskan Dedi bisa beragam bentuknya. Tapi diingatkan Dedi bicara ilmu gaib bukan bicara rasional, maka kita tidak bisa terlalu mengarahkannya untuk bisa dijangkau akal manusia. Menurut Dedi lagi, proses pengiriman benda-benda material ke dalam tubuh korban adalah dengan dibawa jin. Seperti kita ketahui jin adalah salah satu makhluk Tuhan yang tak terbatas oleh ruang, ia terbuat dari api.
Sebuah contoh digambarkan Dedi, ketika kita menyalakan api di satu tempat lalu kita berdiri di sampingnya dengan dibatasi oleh tembok, besi atau kayu. Meski dibatasi, lama-lama panas api itu akan terasa juga lantaran ia sanggup menembus batas meski tak terbakar. Begitulah ketika jin mengubah material paku, jarum, silet atau apapun ke dalam tubuh manusia, Walau tak berbentuk, ngilu tusukan paku, jarum atau sayatan silet tetap akan dirasakan korban sebagai sebuah siksaan.
Lain dari itu Dedi punya pengalaman pada sebuah ilmu santet dari Cidaun, Cianjur Selatan. Ini adalah salah satu ilmu santet yang tergolong kejam, prosesnya memang cukup sederhana tapi akibatnya sangat fatal. Mula-mula sang dukun minta sehelai rambut serta data-data lengkap korbannya. Dengan mantera-mantera khusus sang dukun memanterai rambut korban dalam sebuah baskom yang penuh dengan umbo rampe. Setelah ritual ini selesai, dukun akan menyerahkan kembali rambut korban pada pengirim order.
Kemudian tugas pengirim order adalah mengikatkan rambut korban pada sebatang pohon palanding/pete cina, sambil membuat sedikit lubang di dekatnya. Lalu pada setiap hari Jumat tepat jam 12 siang saat adzan, ia harus menyiram rambut dan lubangnya dengan cuka yang telah dimantera-manterai dukun santet. Hasilnya, korban di seberang sana akan terkena penyakit panas. Sedikit demi sedikit rambut di kepalanya akan rontok seiring dengan rontoknya daun palanding tersebut. Kemudian jika palanding itu mati, maka mati pulalah korban yang disantet itu.
“Ini namanya membunuh secara perlahan,” tutur Dedi.
Sementara itu Ki Gendeng Pamungkas, orang yang sempat memproklamirkan diri sebagai dukun santet menolak jika kasus Badrudin dikategorikan sebagai korban santet. Menurutnya, pada kasus Solihin atau Badrudin harus ada diagnosa dokter yang sanggup membuktikan bahwa mereka seratus persen terkena penyakit medis. Sejujurnya Gendeng memang mengakui bahwa santet itu ada, tapi tidak dalam bentuk kasus Badrudin atau Solihin yang terlalu didramatisir.
“Tidak ada jin, setan, iblis atau makhluk halus apapun yang bisa memasukkan benda material ke dalam tubuh manusia. Itu semua cuma trik yang dibuat dukun supaya meyakinkan,” jelas Gendeng.
Ditambahkan Gendeng, manusia dan makhluk halus memiliki alam yang berbeda. Secara fisik mereka tidak mungkin bersentuhan apalagi menyakiti satu sama lain. Jika pun ada, seperti digariskan Tuhan, interpensi makhluk halus pada manusia sebatas mempengaruhi hati nurani, nafsu, bukan fisik. Jadi tidak ada makhluk halus yang bisa menyentuh benda material seperti paku, jarum, garpu, sendok atau apapun untuk dimasukan ke dalam tubuh manusia.
“Maka wajar jika saat dirongsen dalam tubuh pasien tidak ada apa-apanya, karena memang tidak ada apa-apa,” tambahnya.
Tentu bukan tanpa alasan kasus di atas dikatakan Gendeng sebagai sebuah trik dukun. Seperti diakuinya, Gendeng pernah melakukan trik-trik semacam itu selama 12 tahun ketika ia masih menjadi dukun di Kebayoran, Jakarta. Kala itu, diakui Gendeng setiap pasien yang datang padanya selalu membawa persoalan yang dikait-kaitan dengan mistik. Ribuan persoalan pasien juga pernah ditangani Gendeng dengan solusi mistik, Uniknya banyak solusi mistik yang disodorkan Gendeng ternyata membawa hasil yang memuaskan, meski tak sedikit pula yang gagal.
“Yang berhasil itu kan cuma kebetulan saja. Semuanya tetap berpulang pada usaha dan kehendak Tuhan,” tutur Gendeng.
Soal santet, Gendeng mengaku telah mempelajarinya dari puluhan dukun santet di seluruh Indonesia. Dari sanalah ia mengenali trik-trik yang kini banyak dipraktekkan dukun-dukun komersial. Inti dari semua ilmu yang diajarkan sang guru santet itu adalah bagaimana Gendeng bisa berbohong dengan meyakinkan, seolah-oleh itu benar.
“Jadi waktu itu puluhan dukun santet yang saya datangi cuma mengajari saya untuk berbohong,” aku Gendeng.
Tapi sebagai orang yang kadung terjun di dunia yang disebut orang hitam, Gendeng tetap mempelajari bagaimana menyakiti orang tanpa harus menyentuh bahkan melihat korbannya. Inilah yang kemudian disebut Gendeng sebagai ilmu Telepsikokinetik, tapi orang-orang menyebutnya santet. Menurut Gendeng, Telepsikokinetik adalah bentuk lain dari ilmu santet yang lebih modern dan rasional. Dengan ilmu ini Gendeng sanggup membunuh seseorang tanpa harus menyentuh atau bahkan melihatnya.
“Ini bukan ilmu santet, tapi kalau orang mau menyebutnya santet terserahlah. Saya tidak menggunakan menyan, apel jin atau setan untuk menggunakan ilmu ini,” jelasnya.
Telepsikokinetik yang diperkenalkan Gendeng untuk menghabisi seseorang memang tergolong rasional. Berawal dari penerimaan order seseorang pada Gendeng untuk membunuh. Diakuinya, Gendeng hanya melayani “order mati” ini dari kalangan elit saja, sebab untuk itu ia minta bayaran dalam bentuk dolar dengan nilai tinggi. Setelah mendapatkan order ini, Gendeng akan menurunkan beberapa anak buahnya yang berpendidikan tinggi, rata-rata S1.
Beberapa anak buah itu mempunyai tugas masing-masing, sesuai kebutuhan informasi yang diminta Gendeng. Misalnya untuk seorang sasaran, Gendeng harus tahu alamat rumahnya, isterinya, anak-anaknya, kendaraan yang biasa digunakan, alamat kantor, nomor HP sampai pada kebiasaan atau hobinya. Untuk mendapatkan informasi ini Gendeng hanya mempercayakan pada anak buahnya, bukan dari pengirim order. Dengan mengetahui semua informasi korbannya, Gendeng baru dapat menentukan kapan dan bagaimana ia menjalankan aksinya.
Dicontohkan Gendeng, Telepsikokinetik lewat HP, ketika sasarannya mengendarai mobil, ia akan mengontak sasaran sambil menceritakan apapun yang bisa mempengaruhi mentalnya. Gendeng juga akan memperhitungkan jalan mana yang sedang ditempuh korbannya, menurutnya ia akan memilih saat korban di jalan tol. Kemudian secara tidak sadar, apa yang diceritakan Gendeng di HP bisa mempengaruhi korban untuk berbuat apa saja, menabrakkan diri misalnya. Hasilnya bisa dilihat, korban mungkin mati atau luka parah, tapi biasanya Gendeng akan memproses agar korban bisa mati di tempat.
Namun diingatkan Gendeng, meski ia sanggup menyantet atau mempengaruhi seseorang di luar sadar, sebaiknya perbuatan itu tidak usah dilakukan. Maka setiap kali ia mendapatkan order untuk itu, Gendeng kerap kali menolaknya dengan halus.
“Saya sudah terlalu lama bergelut di dunia hitam, sekarang saya lebih suka hidup dengan kondisi seperti sekarang ini. Tapi saya tetap bangga, bahwa melihat sebuah masalah akan lebih terang jika dilihat dari dunia hitam,” tuturnya. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: bomoh.online
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)