Cerita Featured Kisah Kyai Pamungkas Uncategorised Uncategorized

Kisah Kyai Pamungkas: PESUGIHAN NYAWA KONTAN

Kisah Kyai Pamungkas:

PESUGIHAN NYAWA KONTAN

 

Banyak masyarakat di tengah kehidupan kita yang hidup di bawah garis kemiskinan. Berbagai upaya telah mereka lakukan untuk meningkatkan tarap hidup mereka agar layak dan bisa sejajar dengan yang lain. Tapi apa boleh buat, upaya mereka selalu kandas dan akhirnya penderitaan itu seperti tak berujung. Sehingga jalan tak wajarpun mereka lakukan agar lepas dari penderitaan itu.

 

Bagi mereka yang gelap hati dan pikirannya akan menjual iman dan ketaqwannya. Sehingga baginya lebih meyakini akan syetan atau iblis laknatullah sebagai sekutu yang bisa diajak untuk menuntaskan permasalahan hidup. Sebenamya apa yang dilakukan itu merupakan salah satu bentuk ketidakberdayaan, keputusasaan serta rasa ferustasi. Disamping itu, bagi mereka para pengagum syetan, berkolaborasj dengannya dalam bentuk pesugihan adalah merupakan jalan instant serta lebih sepektakuler.

 

Walau begitu, ritual pesugihan atau lebih halusnya ngala berkah, sudah mengakar begitu kuat pada masyarakat kita, khususnya Jawa. Sekali lagi kemiskinan adalah alasan utama mengapa mereka melakukannya. Jika hal Ini terjadi, lalu siapa yang harus disalahkan. Padahal mereka melakukan ini demi keluarga dan tuntunan hidup agar bisa selaras dengan masyarakat Sekitar. Bahkan tak jarang demi keluarga kecilnya itu, pelaku pesugihan harus mengorbankan nyawanya sendiri menjadi tumbal. Pesugihan semacam ini disebut uang kontan atau nyawa kontan.

 

Orang yang menganut pesugihan ini rupanya memiliki jiwa besar. Karena dia tak mau menumbalkan orang lain, apalagi saudara dan keluarganya. Akan tetapi nyawa dirinya sendiri yang dijadikan penukaran sebagai konsekuensi harta yang diberikan ibis penghuni tempat tersebut. Walau natinya dia akan dijadikan budak serta piaraan iblis itu.

 

Jenis pesugihan nyawa kontan bisa tak diketahui anggota keluarganya, termasuk istri. Karena hanya dirinya lah yang tahu akan hal itu. Dan nyaris tak terduga oleh masyarakat sekitar. Karena pengikut pesugihan ini dalam kehidupannya selalu bersahaja Akan tetapi setelah kematian Salah satu anggota keluarganya, tiba-tiba hidupnya menjadi berubah total.

 

Bahkan menurut beberapa sumber, pengikut pesugihan ini bisa menegosiasikan dengan iblis mengenai harta yang mereka minta. Dengan kesepakatan, setelah harta atau uang yang mereka minta diterima, nyawanya harus kembali ke tempat tersebut untuk menjadi budak iblis saat itu pula. Sehingga pelaku tak diberi kesempatan untuk menikmati harta dari menjual nyawanya tersebut. Keluarganya lah yang bisa merasakan kenikmatan harta haram penukaran nyawa itu.

 

Sebenarnya hal ini banyak terjadi di tengah kehidupan kita. Akan tetapi kita tak sadar atau bahkan tak tahu tetang itu. Kisah pesugihan yang satu ini dibenarkan oleh sumber kami yang tak mau disebut namanya. Dalam tulisan ini, kami menyebutnya dengan nama Soma, 24 tahun. Soma mengetahu dengan persis niat dari saudara sepupunya itu, yang kebetulan tinggal tak jauh dari rumahnya. Dari dialah sumber penulisan ini kami sajikan untuk pembaca, sebatas pengetahuan dan gambaran dengan berbagai resikonya. Tak ada niat kami untuk mengajak pembaca melakukan praktek sesat pesugihan ini. Jusru dengan gambar serta resiko ini diharap kita menjauh dan tak pernah berpikir tentang hal tersebut.

 

Soma tak menyangka kalu dirinya menjadi saksi. Soma merupakan satu-satunya orang yang harus menyimpan rahasiah besar saudara sepupunya dengan begitu repot, termasuk kepada istrinya sendiri. Pendek kata, Soma orang yang tahu persis mengenai kematian Haryono, bukan nama sebenarnya, dan apa yang menyebabkan dia meninggal begitu tragis. Soma hanya bisa menelan ludah mengenang kenekatan Haryo. Dia masih ingat saat Haryo mengungkapkan niatnya untuk melakoni hal yang bagi dirinya sebuah kegilaan. Itu semua diakibatkan ekonomi keluarganya yang tak pernah bisa teratasi. Malam itu Haryo menemui Soma di rumahnya. Haryo bercerita panjang lebar mengenai keluhan serta niatnya dengan sedikit berbisik.

 

“Benar Mas, semua itu sudah aku pikir dengan baik. Niatku sudah mantap untuk ngalab berkah mencari pesugihan yang instant. Tidak berteletele, tak merugikan orang lain apalagi keluargaku. Dan saya yakin, pesugihan ini tak mengundang kecurigaan tetangga. Yang penting istri dan anakku bisa hidup enak dan bahagia, walau aku harus berkorban nyawa pada ibhs penunggu gunung tersebut. Anggaplah ini takdir yang harus aku jalani demi kebahagian keluargaku untuk selamanya. Aku tak kuasa lagi mehhat penderitan Mami dan anakku akhir-akhir ini,” tutur Haryo saat itu.

 

Haryo memang berjiwa besar. Dia benar-benar pahlawan bagi keluarganya. Dia tahu kalau dirinya akan mati seketika jika mengambil jalan pesugihan ini. Tapi demi uang, dia harus melakukannya. Mungkin baginya ini adalah kesempatan terakhir untuk membahagiakan keluarga tercintanya. Tapi, haruskah jalan ini yang dia tempuh. Menjual nyawanya sendiri kontan atau langsung kepada iblis penunggu Goa Layu yang ada di pegunungan Sumbing.

 

“Rupanya begitu banyak makhluk Tuhan yang tertipu dengan muslihat syetan. Haryo salah satunya. Walau pun niat gilanya itu sudah aku cegah malam itu. Dan saat itu aku sendiri tak begitu yakin dengan kesungguhan ucapannya,” cerita Soma pada penulis seolah penuh penyesalan.

 

“Yang masih terngiang di telinga hingga kini, dia bercerita banyak mengenai keluhan rumah tangganya. Mungkin jika saat itu aku bisa membantunya, nasib Haryo tak seperti ini Tapi sayang, aku sendiri tak mampu,” tutur Soma lagi.

 

“Apa boleh buat Mas Soma, orang miskin seperti aku ini sama sekali tak di pandang oleh masyarakat. Diremehkan dan diejek-ejek, bagi mereka aku ini tak ada baiknya Aku bisa masak nasi, mereka mencurigai dianggap habis mencuri. Bahkan ada ayam hilang pun aku yang disangka. Kasihan istri dan anakku, dia tertekan menanggung penderitaan ini. Oleh karena itu, aku pesan padamu mas, apa pun yang terjadi pada diriku, jangan kau ceritakan kepada siapapun termasuk istriku sendiri. Tolong mas, ingat-ingat pesanku ini,” desak Haryo.

 

Malam itu perbincangan dua saudara ini sangat tegang dan penuh rahasia. “Jika nanti terjadi sesuatu hal mengenai diriku, tolong bantu mereka. Pokoknya aku titipkan urusan keluargaku kepadamu. Hanya kamu yang aku percayai. Aku mohon kepadamu mas,” pintanya lagi.

 

Malam semakin larut, Haryono pamit untuk pulang. Mungkin jika saja Soma bisa melihat wajah Haryo dengan jelas, wajahnya begitu tegang dan memerah. Memendam segala gejolak yang ada di hatinya. Ada perasaan takut, ragu dan bimbang. Tapi dilain sisi, dia harus melakukan hal itu jika tak ingin melihat keluarganya sengsara seumur hidup.

 

Sejak perbincangan pada malam itu, Haryono beberapa hari tak nanpak. Padahal biasanya pada sore menjelang malam, dia selalu nongkrong untuk sekedar ngobrol dan bercanda. Menurut Marni, dia sedang ke rumah saudaranya yang berada di Dieng di daerah Wonosobo. Mendengar hal itu, Soma spontan terkejut teringat dengan niat Haryo, seolah tak percaya dengan apa yang didengarnya.

 

“Kemana dik? Wono… Wonosobo, ke tempat siapa?” tanyaku pura-pura tak mengetahuinya.

 

“Ke rumah saudaranya, sedang ada hajatan di sana. Mungkin sekalian mau mengurus tanah warisan,” tutur isterinya meyakinkan.

 

Soma bengong, kini dia yang seperti orang pikun. Dalam hati, “apakah benar Haryo nekat nyupang pesugihan nyawa kontan di sana, seperti yang diceritakannya beberapa waktu yang lalu? Akh… Mudah-mudahan saja pikiranku salah. Dan dia benar-benar ke tempat saudaranya itu,” batin Soma.

 

“Tapi setelah mendengar cerita Marni, hatiku terus dihantui dengan berbagai pertanyaan dan perasaan, Mas,” tukas Soma kemudian pada penulis. Wajar saja karena Soma lah satu-satunya orang yang tahu ke mana Haryo sebenarnya pergi. Dan tak disangka-sangka pagi sekali Haryo datang ke rumah Soma.

 

“Mas, aku baru saja sampai. Kemari jadi ke tempat itu, tempat yang aku ceritakan beberapa hari yang lalu dan aku berhasil,” celetuk Haryo sambil tersenyum.

 

“Mendengar ucapan Haryo, aku seperu tergambar petir. Badanku terasa lemas, dan tak bisa berbuat apa-apa. Aku hanya melongo dengan segudang cerita mistis yang begitu menyeramkan,” kenang Soma pada penulis. Rupanya Haryo benar-benar nekat. Niat gilanya untuk meminta bantuan ibis benar-benar dijalankan.

 

“Tapi semua itu berkat bantuan juru kunci goa di sana, Mas,” ucap Soma lagi Menurut Haryo, sesampainya di tempat itu, dia mencari sang juru kunci untuk menghubungkannya dengan penguasa gaib di sana. Dengan segala persyaratan, seperti kembang setaman, menyan putih. minyak wangi dan telor ayam kampung serta kelapa hijau. Lalu Haryo dipersilahkan untuk menatap sebuah baskom (tempat air) yang terlebih dahulu telah diisi air. Jika air dalam baskom itu bergoyang-goyang, itu tandanya laku nyupangnya berhasil dan dikabulkan.

 

Sehingga tak begitu lama iblis goa tersebut akan keluar, dengan media sang juru kunci tersebut. Sehingga juru kunci akan jatuh tak sadarkan diri. Lalu kita bernegosiasi dengan tubuh tua sang kuncen yang telah dimasuki roh penunggu gunung tersebut. Di gaat itulah kita bisa tawar menawar mengenai uang yang bisa kita bawa pulang. Bisa diartikan pula, menjual nyawanya sendiri pada iblis di sana. Lalu jika telah disepakati iblis tersebut mengeluarkan sebuah koper yang berigi uang untuk dibawa pulang oleh kita.

 

“Suara serta mata juru kunci itu berbeda dengan sebelumnya. Entah dari mana pula asalnya, tiba-tiba di tangannya sudah memegang sebuah koper uang sesuai dengan permintaanku. Semua permintaanku dikabulkan dan aku boleh pulang untuk mengantarkan uang mi dengan diantar oleh pengawalku Tapi ingat, kau harus mengikhlaskan janji yang kita sepakan bersama. Yaitu ragamu menjadi genduri dan pwamu menjadi pembantuku di sini,” cerita Haryo menirukan iblis yang berada di raga juru kunci tersebut.

 

“Kau benar-benar sudah gelap hati dan mata, Har. Demi uang mau melakukan apa saja, kau tak berpikir segala resikonya nanti,” ucapku memberi pengarahan walau sudah terlambat.

 

“Aku sudah tahu resikonya, Mas. Nyawaku akan diminta oleh dhanyang penghuni gunung itum sebagai konsekwensi atas harta yang aku munta,” jawa Haryo.

 

“Bukan itu saja, tapi kau akan dijadikan budak serta selalu mendapatkan perlakuan yang teramat pedih dan iblis tersebut. Dan di akhirat nanti kau akan menjadi golongan syetan terkutuk,” ucapku lagi dengan galau. Ternyata Haryo benar-benar sudah tak menghuraukannya. Dia hanya bisa tersenyum, benar-benar telah dirasukt iblis.

 

“Kedatanganku kali ini hanya untuk mengingatkanmu lagi, Mas. Segala yang aku lakukan jangan kau ceritakan pada siapapun, termasuk isteriku. Dan tolong, ingatkan pula Mami, untuk menggunakan uang satu koper ini yang aku bilang hasil menjual warian keluargaku di desa dengan baik agar kematianku tidak sia-sia.”

 

“Setelah berucap, Haryo langsung pergi meninggalkanku. Aku hanya bisa menggelengkan kepala dengan apa yang dibuat Haryo, Mas Yah, mudah-mudahan saja dia mendapat ampunan, serta hasil usaha nekatnya benar-benar bisa dimanfaatkan oleh Mami,” tukas Soma pada penulis.

 

Masih di hari yang sama. hanya berselang beberapa jam saja Kegaduhan terjadi, warga berlanan menuju rumah Haryo. Mami mendadak pingsan, Haryo tewas tertabrak mobil saat hendak membeli material bangunan, yang akan digunakan untuk membangun rumahnya. Tubuh kurusnya hancur bahkan nyaris tak bisa dikenali.

 

“Ya Tuhan… Inikah akibat tindakan nekatnya itu? Benar-benar spontan,” ucapku dalam hati. Soma sebenarnya tahu hal ini akan terjadi. tapi dalam pikirannya tak secepat ini. Nyawa Haryo benar-benar kontan diambil oleh ibis penunggu gunung itu. Seketika itu pula dia harus memenuhi janjinya menjadi budak iblis.

 

Memang menurut cerita dan beberapa sumber yang penulis peroleh, pesugihan nyawa kontan sangatlah ganas. Saat dia telah sepakat dengan iblis penghuni tempat itu, nyawa dia sebenarnya langsung ditarik dari tubuh orang tersebut. Lalu raganya yang nampak oleh orang awam, dimasuki sosok jin jahat atau syetan, hanya untuk mengantarkan uang yang dia minta itu.

 

Setelah uang diterima oleh keluarga, iblis yang berada dalam tubuhnya langsung kembah ke tempat asalnya. Sehingga raga orang tersebut kosong dan jatuh mati di mana raga itu ditinggal oleh jin tersebut. Ketika itu raga Haryo sedang berada di jalan sehingga orang mengetahuinya kalau dia tertabrak mobil. Padahal sebelum tertabrak mobil sejatinya dia juga telah mati terlebih dahulu, akibat raganya tersebut sudah tak memiliki sukma.

 

Bahkan menurut sumber lain yang kami peroleh, sebenarnya raga yang telah mati, baik itu hancur atau tidak, akan diambil pula oleh para iblis di tempat tersebut. Dengan cepat iblis menukar raga dengan pelepah pisang. Sehingga yang terbujur di rumah korban hanyalah pohon pisang. Semua itu hanya tipu daya iblis terhadap mata kita. Lalu dengan beramai-ramai para iblis menyantap tubuh korban. Sedang sukmanya dijadikan budak peliharaan yang akan disiksa siang dan malam.

 

“Tapi aku tak tahu apa yang terjadi dengan Haryo di sana, Mas. Yang jelas sosoknya sering pulang menemui keluarganya, bahkan aku. Tak hanya itu, warga di sinipun kerap ada yang melihat kepulangannya dengan sosok yang hancur dan menangis tersedu-sedu. Bahkan terkadang menjerit serta meminta tolong dan ampun,” cerita Soma lagi.

 

Benar adanya, kini Mami sudah bisa hidup sejajar dengan yang lain. Bahkan lebih dari sekedar cukup. Karena disamping rumahnya yang nampak mewah, dia juga memiliki toko dari penggilingan padi di desanya dn uang yang menurutnya warisan Haryo mendiang suaminya. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: bomoh.online
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)


Related posts

Kisah Kyai Pamungkas: 16 TAHUN MENDERITA SANTET BISU

KyaiPamungkas

Cara Mengendalikan Kekuatan Dalam Diri Sendiri

adminbomoh

BANYAK FENOMENA ANEH DI BUMI, PERTANDA KIAMAT SUDAH DEKAT?

KyaiPamungkas
error: Content is protected !!