Cerita Featured Kisah Kyai Pamungkas Uncategorised Uncategorized

Kisah Kyai Pamungkas: PESUGIHAN CURUG CITAMBUR

Kisah Kyai Pamungkas: PESUGIHAN CURUG CITAMBUR

Di kabupaten Ciamis, ada banyak tempat yang dikeramatkan masyarakat sekitar. Salah satu diantaranya adalah Curug Citambur. Curug atau air terjun ini, berada di tengah hutan jati yang usianya sudah puluhan tahun. Mungkin sebentar lagi pohon-pohon jati itu akan segera ditebang. Sejak tahun 1980 tempat keramat ini paling banyak didatangi oleh para pelaku ritual ketimbang tempat-tempat keramat Jainnya. Ini terbukti dari buku tamu yang ada di rumah juru kunci, Pak Bejo, yang meninggal pada usia 185 tahun. Menurut cerita, jasad pak Bejo sekarang hidup di alam gaib jadi pengikut keramat Curug – Citambur.

 

Sepeninggalan pak Bejo, juru kunci Curug Citambur dilanjutkan oleh putranya, Sarijo, yang kini sudah pikun dan tak sanggup lagi melanjutkan tugas juru kuncinya. Akhirnya tugas Sarijo sebagai juru kunci pun dilanjutkan oleh Waluyo, cucu pak Bejo. Artinya pejabat yuru kunci di keramat ini sudah tiga kali turun temurun.

 

Keramat Curug Citambur berawal ketika jaman penjajahan dulu. Kala itu sedang ramai-ramainya penyebaran agama Islam. Tapi ada sebuah kerajaan yang seluruh penduduknya menganut agama hindu. Kerajaan tersebut tidak mau masuk Islam. Akhirnya sang ratu, Nyi Mas Putri Gandawati dan Nyimas Putri Nagawati, serta seluruh pengikut dan kerajaannya Mokswa. Kedua putri irilah:yang sering muncul di keramat ini untuk menemui para pelaku ritual dengan paras yang sangat cantik dan tidak menakutkan. Jadi berbeda dengan tempat-tempat keramat lainnya karena mahluk ghaib ini adalah orang-orang yang mokswa dan bukan orang mati.

 

Sebut saja namanya Nunung, dia telah melakukan perjalanan ritual 4 bulan lamanya. Cukup lama ia melakukan ritual, maklum selama ritual Nunung selalu dikendalikan oleh suaminya. Padahal sudah tiga kali Nunung ditemui oleh ghaib Eyang Putri Anom (Putri Nyimas Nagawati), namun ja belum bisa menyanggupi perjanjian dengan mahluk ghaib itu. Jika saja Nunung, tidak terlalu berterus terang pada suaminya dalam setiap ritual mungkin ia sudah mendapat keputusan yang sangat berarti.

 

Nunung adalah salah seorang pelaku yang sangat beruntung diantara sekian banyak pelaku lainnya. Sayangnya Nunung terlalu jujur pada Yono, suaminnya, sehingga menghambat prosesproses selanjutnya. Tidak salah jika Nunung selalu jujur pada suaminya itu lantaran segala seguatunya Yono yang tanggung jawab.

 

Selidik punya selidik ternyata Nunung ini adalah istri ketiga Yono. Yono takut kehilangan Nunung Jantaran dari ketiga istrinya itu hanya Nunung yang paling berani melakukan ritual nekad seperti itu. Sementara istri-istri yang lainnya penakut, itulah pengakuan Yono.

 

Dalam ritual pertama, Nunung berdua dengan Yono masuk keramat bareng bersama pelaku-pelaku ritual lainnya. Saat tengah mala, Nunung melihat penampakan lelaki tampan. Tiba-tiba sosok gaib itu menghampiri Nunung dan langsung duduk di hadapannya. Entah apa yang mereka bicarakan Selang beberapa lama sosok gaib itu langsung mencumbui Nunung hingga nafasnya ngos-ngosan.

 

Sosok gaib tersebut tak lain adalah Mbah Raden, panglima kerajaan. Ketika Nunung dicumbui makhluk gaib itu, pelaku ritual lainnya menyaksikan posisi tubuh Nunung yang tak karuan. Tangannya tidak mau diam sementara tubuhnya terus-terusan bergerak, bahkan suaminya pun tahu keadaan seperti itu namun didiamkan saja. Lama kelamaan tubuh. sosok ghaib tersebut mengeluarkan bau yang tidak sedap dan menyengat. Seketika itu pula Nunung menepis tubuh sosok pria tampan tersebut yang terus mencumbuinya. Ternyata sosok ghaib tersebut menyukai Nunung bahkan ingin menikahinya. Sementara Nunung tidak bisa menjawab ajakan itu lantaran ingat pada suaminya.

 

Esok paginya Nunung menceritakan apa yang terjadi terhadap dirinya pada Yono. Namun dengan wajah yang agak cemberut Yono melarangnya, jika Nunung hendak dilamar oleh mahluk ghaib tersebut ritual itupun tidak dilanjutkan. Setelah diberi wejangan oleh juru kunci siang itu juga sepasang suami istri pulang kerumahnya di Sumedang.

 

Begitu sampai di rumah, malamnya Nunung kembali melakukan ritual di kamar khusus. Tak memakan waktu lama, Mbah Raden itu muncul bersama Eyang Putri Anom di hadapan Nunung Hasil komunikasi itu mengatakan kalo Mbah Raden hendak menikahi Nunung dan harus ada persetujuan dari suaminya. Tapi Nunung kembali menolak ajakan itu.

 

Sebulan kemudian, Nunung bersama suaminya kembali ritual. Maksudnya hendak pindah jalur mungkin masih bisa diterima Eyang Putri Anom Nagawati. Ternyata Nunung bisa diterima dan malam itu diapun ritual sendirian agar lebih leluasa. Sementara suaminya menunggu di suatu tempat yang masih dalam kawasan tempat keramat.

 

“Kenapa kau datang lagi ke Istanaku Nung? bukankah kau sudah menolak ajakan Panglimaku!” Sergah makhluk gaib.

 

“Betul Eyang Putri Anom, aku menolak ajakannnya lantaran suamiku tidak mengijinka!” jawab Nunung dengan dada yang makin bergemuruh.

 

Tiba-tiba puser Nunung dipegang oleh Eyang Putri Anom. Seketika itu dari kemaluan Nuriung keluar cairan berwama merah darah. Lalu mahluk gaib itu memperlihatkan segumpal darah yang sudah berbentuk yang tak lain janin bayi bakal calon manusia dan janin itupun disimpan dalam bokor mas.

 

“Nunung dalam jangka lima tahun ke depan kau akan aku beri rejeki harap kau bersabar!” Tutur Eyang Putri Anom

 

“Tidak bisakah dalam waktu dekat ini, Eyang Puteri?” jawab Nunung.

 

“Baik, kalo kau tidak sabar,” Kemudian makhluk gaib itu mengambil sebutir telur yang ada dalam sesajian. Lalu telur itu diusap-usap ke sekujur tubuh Nunung. Secepat kilat telur itu dipecahkan di hadapan Nunung.

 

Brak…! Aneh, dalam pecahan telur tersebut tampak kedua anak kandung Nunung sedang tertidur pulas.

 

“Pilih diantara kedua anakmu yang akan kau serahkan padaku..!” Eyang Puteri lalu memperlihatkan telur itu lebih dekat.

 

“Maaf Eyang Putri hamba berani melakukan ritual ini untuk menafkahi anak-anaku tidak mungkin aku menyerakannya,” jawab Nunung setengah menolak.

 

“Baiklah, kalo kau masih mempertahankan juga terimalah ini!” Tegas Eyang Putri.

 

Ternyata sebuah kardus yang dipenuhi uang sekitar 201 Gepok atau 2 M lebih.

 

“Ingat Nunung, uang ini bisa kau ambil sekarang juga tapi dengan satu syarat, usiamu cuma sekitar 6 bulan ke depan setelah uang itu kau terima.”

 

Nunung terdim, tak tahu apa yang harus ia lakukan.

 

“Kenapa kau diam?” Eyang Putri kemudian bertanya setengah membentak.

 

“Betul Eyang Putri, tapi cuma sebentar hamba bisa menikmati uang pemberian itu. Apa tidak bisa lebih lama hamba hidup di alam manusia?” Tanya Nunung.

 

“Tidak bisa Nung, itu aturan yang sudah berlaku dikerajaanku dan aku akan beri keputusan beberapa hari kedepan untuk kau beri jawaban, mengerti.”

 

“Baiklah Eyang Putri,” jawab Nunung.

 

Esok harinya, Nunung berpikir keras apa yang harus dia lakukan. Dia bingung dengan uang dalam kardus itu. Akhirnya dia menemui seorang paranormal yang dianggapnya tahu hal-hal gaib. Malam itu juga paranormal tersebut menggelar ritual di rumah, namun ja tak berani memasuki kamar khususnya. Sementara Nunung berada di dalam kamar tersebut sambil menunggu uang dalam kardus dan menghadap sesaji alakadarnya.

 

Dengan kemampuan ilmunya Paranormal itupun terus memanggil Eyang Putri Anom Nangawati. Tiba-tiba dari luar rumah muncul sebuah cahaya biru memasuki rumah Nunung.

 

“Kenapa kau ikut campur urusan pnibadiku?” Tanya Eyang Putri Anom Nagawati.

 

“Eyang Putri, tolong saudariku ini minta diberi keputusan secepatnya dan jangan permainkan dengan janji-janji muluk-mulukmu!” tutur paranormal itu dengan pongah pula.

 

“Aku akan beri keputusan detik ini juga pada saudarimu itu. Tapi ingat nyawamu sebagai penggantinya!” Tegas pula jawaban dari Eyang Putri. Tak ada komentar sedikitpun dari paranormal tersebut.

 

Lalu cahaya itu masuk ke dalam kamar khusus milik Nunung. Entah bagaimana awalnya tiba-tiba tubuh Nunung bergetar lalu seluruh sesaji yang sudah disiapkan itu acak-acakan. Beberapa gelas berisi kopi tumpah, gelasnya menggelinding kesana-kemari. Tiba-tiba Brak… Suara daun pintu seperti terkena benda keras. Tak ayal lagi pintu itupun hancur.

 

Apa yang menjadi penyebab semua itu. Tak lain adalah perilaku si paranormal yang terlalu sombong dan sok mengatur sehingga membuat Eyang Putri Anom Nagawati marah.

 

“Hai Nung, sudah beberapa kali aku beri kesempatan padamu kenapa kau selalu menolak? Ini kesempatan terakhir buatmu jika kau terima! Uang dalam kardus ini berarti umur kamu selama di alam manusia tinggal 6 bulan saja. Uang itu bisa kau pergunakan pada hari Jum’at Kliwon. Orang suruhanmu itu akan aku ambil karena telah ikut campur urusanku ini!” Tegas Eyang Putri Anom.

 

“Mohon maaf Eyang Putri Anom lantaran hamba terus-terusan didesak oleh keluarga untuk segera bayar hutang makanya hamba menyuruh sesepuh itu,” jawab Nunung.

 

“Ingat Nung, aku yang memberi semua keputusan, jangan coba-coba mengaturku,” tegas Eyang Puteri setengah membentak.

 

“Baiklah Eyang Putri. Tapi jangan ambil nyawa sesepuh itu hamba bakal kena masalah nantinya,” Nunung merasa ketakutan.

 

Setelah kejadian itu Nunung dan suaminya bingung menggunakan uang pemberian dari Eyang Putri Anom. Mereka takut diambil sebagai tumbal.

 

Setelah beberapa minggu, uang dalam kardus itu dipindahkan ke rumah mertua Nunung, maksudnya hendak diritualkan secara sembunyi-sembunyi lantaran di belakang Nunung dan suaminya masih banyak orang yang tergabung dalam acara ritual tersebut.

 

Malam itu Nunung benar-benar ritual kembali. Dengan sangat khusu, Nunung terus membaca amalan yang sudah diberikan oleh juru kuna. Sekitar pukul 21.30, Eyang Putri Anom Nagawati muncul kembali di kamar itu.

 

“Ada apa lagi kau memanggilku?” Tanyanya singkat dan jelas.

 

“Sembah baktiku pada Eyang Putn Anom Nagawati, sengaja aku mengundang lantaran aku merasa bingung harus ambil keputusan yang mana,” jawab Nunung kemudian.

 

“Baiklah, jika kau merasa ragu ambilah ini. Ingat kau serahkan benda ini pada seseorang yang mau melanjutkan ritualmu, paham!”

 

“Maksud Eyang Putri?” Tanya Nunung lag.

 

“Sudah seringkali aku beri kesempatan kepadamu, tapi kau tak penah mau ambil kesempatan. Untuk itu kau mesti bersabar tunggu setelah bayimu berumur lima tahun aku akan beri rejeki yang cukup untukmu. Jangan lupa serahkan benda ini pada orang yang kau percaya untuk melanjutkan ritualmu.”

 

“Baiklah Eyang Putri, dalam waktu cepat hamba akan cari orang.”

 

“Ingat kau harus potong kambing itu sebagai tanda bahwa kau mundur dari perjanjianku ini,” jelas Eyang Puteri, lalu sosok gaib itu pun menghilang.

 

Memang segala tindak-tanduk Nunung pasti akan diketahui Eyang Nyimas Putri Anom Nagawati. Apalagi campur tangan paranormal paling tidak disukai. Masih beruntung mereka tetap hidup, jika saja makluk gaib itu marah dan membantingnya, seperti dia membating pintuku, tentu saja nyawa Nunung sudah melayang.

 

Sebulan kemudian Nunung datang lagi ke rumah juru kunci. Ternyata dia sudah mendapat calon pelaku ritual yang bersedia melanjutkan ritual Nunung. Sebut saya namanya Wili, dia sanggup melakukan ritual dan berani menanggung segala resikonya.

 

Setelah ngobrol panjang lebar, hari itu juga Nunung, Yono dan Wili berangkat menuju tempat keramat dengan jalan kaki sambil menuntun kambing. Sesampainya di keramat, pak Waluyo langsung memulai ritualnya.

 

“Sembah bakti Nunung pada Eyang Putn Anom Nagawati dan Mbah Raden. Saya melaksanakan titah Eyang untuk penyerahan seekor kambing sebagai bukti permimtaan Eyang Putri dilaksanakan hari ini. Mudah-mudahan malam ini Eyang Putri dan Mbah Raden cepat Hadir dan memberi keputusan pada kami.”

 

Sekitar pukul 20.00 WIB, aba-aba muncul dua cahaya sebesar bola tenis dari atas curug Tepat dihadapan Curug cahaya itupun berhenti lalu berubah wujud menjadi manusia nan cantik dan pengawal pribadinya seekor harimau. Dialah Eyang Putri Anom Nagawati dan Mbah Raden yang sering menggoda para pelaku ritual agar lari dari tempat keramat.

 

“Inikah orang yang akan melanjutkan ritualmu Nung?” Tanya Eyang Putri sambil menatap Nunung.

 

“Betul Eyang Putri,” jawab Nunung tertunduk.

 

“Apa kau sanggup dengan segala resiko yang akan kau tanggung nanti?” Tanya mahluk gaib itu kemudian sambil mengarahkan pandangannya pada Wil.

 

“Sanggup Eyang Putri,” Wili menjawab cukup jelas dan sangat lantang.

 

“Baiklah, jika kau sanggup terimalah benda ini. Ingat siapa yang memegang benda ini dialah yang akan diserahkan padaku sebagai pengikutku,” tutur makhluk itu dengan tegas.

 

Tiga bulan kemudian Wili datang lagi ke rumah Juru Kunci dengan mobil barunya sambil membawa seorang calon pelaku ritual. Menurut pengakuan Wili dininya sudah sukses namun tidak menceritakan berapa hasil pemberian dan Eyang Putri Anom Nagawati. Sementara Nunung pun mendapat bagian dari Wili.

 

Memang ritual dikeramat ini pelaku bisa negosiasi dengan makhluk ghaibnya langsung. Pernah suatu hari ada seorang pelaku yang menyerahkan orang tuanya untuk dijadikan tumbal. Nauzubillah. Namun hingga ku orang tua yang ditumbalkan tersebut masih hidup. Sementara orang yang melakukan ritual itu malah mati lantaran mobilnya tabrakan. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: bomoh.online
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)


Related posts

Ngaji Psikologi Bersama Kyai Pamungkas: Apa Penyebab Utama Depresi?

KyaiPamungkas

Kisah Kyai Pamungkas: Khodam Itu Hadir di Hongkong

adminbomoh

Kisah Kyai Pamungkas: Pohon Keramat di Makam Ki Ageng Selo

adminbomoh
error: Content is protected !!