Cerita Featured Kisah Kyai Pamungkas Uncategorised Uncategorized

Kisah Kyai Pamungkas: KEMISKINAN DAN BISIKAN GAIB YANG MENYESATKAN

Kisah Kyai Pamungkas: KEMISKINAN DAN BISIKAN GAIB YANG MENYESATKAN

KARENA KEMISKINAN SEORANG AYAH TEGA MERACUNI KETIGA ANAKNYA SEBELUM AKHIRNYA IA SENDIRI BUNUH DIRI. KEKESATAN SANG AYAH INI KARENA TERPENGARUH OLEH BISIKAN GAIB SEORANG NENEK MISTERIUS…

 

Basyaruddin (36), warga Sibolga, Tapanuli Tengah, Sulawesi Utara, memutuskan bunuh diri bersama tiga orang anak kandungnya yang masih duduk di bangku SD Perbuatan Basyaruddin ini disebutkan ada kaitannya dengan bisikan gaib yang diterimanya selama ini dari seorang nenek misterius. Beginilah kisahnya…

 

Sejak Basyaruddin dipecat dari pekerjaannya di pelabuhan Sibolga sebagai buruh bongkar muat, lelaki ini menjadi seorang pengangguran. Bayangkan, ketika masih bekerja saja beban ekonomi ditanggungnya bersama seorang istri dengan ketiga orang anaknya sudah sangat berat. Apalagi setelah Basyaruddin menganggur sang istri sedang mengandung anak keempatnya. Himpitan ekonomi semakin berat dirasakannya, ditambah lagi adanya kebijakan dari pemerintah menaikan BBM disusul dengan meroketnya harga-harga kebutuhan pokok. Semuanya ini seolah-olah melengkapi derita kemiskinan yang harus ditanggung Basyaruddin.

 

Lini, istri tercinta, hanya bisa mengeluh tanpa mau berusaha mengatasi kondisi ekonomi keluarganya. Apalagi Lini tidak seperti istri-istri tetangganya yang punya inisiatif mencari uang di tengah ketidakmampuan suami memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Lini hanya bisa mengeluh dan memojokkan suaminya. Basyaruddin sosok suami penyabar itu hanya diam membisu-mendengar semua keluhan atau omelan panjang sang istri.

 

Basyaruddin bukan tidak berusaha mencari pekerjaan. Kemana-mana dia sudah pergi. Ke rumah teman atau sanak saudaranya untuk mendapatkan pekerjaan. Tapi pekerjaan tetap tidak ada, Basyaruddin hanya mendapat pekerjaan serabutan. Upah yang diterimanya kadang hanya pas untuk membeli beras dan minyak tanah. Tidak jarang ia pulang kerumah dengan tangan hampa.

 

Mendengar anak-anaknya menagis kelaparan dan minta uang jajan hatinya merasa sangat sedih. Sebagai seorang bapak ia merasa dirinya tidak berguna.

 

“Aku hanya bisa membuat anak tapi tidak bisa memberi mereka makan,” bisik hatinya kecewa.

 

Pikiran Basyaruddin menjadi kalut. Ibarat benang kusut ia tidak dapat mengurainya. Sudah berulangkali dicari simpul benang tadi, tapi tidak juga ditemukan solusi untuk mengurainya.

 

Setiap malam ia tidak dapat tidur nyenyak. Basyaruddin sepanjang malam terus berjaga. Pada saat pikirannya sedang kosong ia mendengar suara bisikan di telinga kirinya. Ya, ia mendengar jelas suara itu.

 

“Basyaruddin apa kau masih merasa punya harga diri sebagai suami dari istrimu dan ayah dari anak-anakmu?” kata suara seorang nenek bertanya kepadanya.

 

“Kau sudah kehilangan harga diri di hadapan istri dan anak-anakmu?”

 

“Lantas aku harus bagaimana?” tanya Basyaruddin

 

“Bunuh diri!” kata suara tanpa wujud itu, menyarankannya.

 

“Bagaimana dengan istri dan anak-anakku?”

 

“Racuni mereka lalu kau bunuh diri dengan memakan racun yang kau berikan pada isteri dan anak-anakmu!”

 

Mendengar saran dari suara gaib itu Basyaruddin terdiam. Ia sejenak merenung.

 

“Benar juga sarannya,” bisik hatinya.

 

Apa yang disarankan suara gaib itu masuk akalnya. Basyaruddin tidak mempersoalkan siapa yng sebenarnya sosok gaib yang membisikkan kata-kata di telingannya. Tapi ia tidak sengan menuruti saran dari suara gaib itu.

 

Sejak Basyaruddin menerima bisikan gaib di telinganya ia kelihatan aneh oleh teman-temannya. Kadang-kadang ia terlihat bicara sendiri. Rupanya, suara gaib itu di waktu-waktu tertentu sering berada di sisi Basyaruddin.

 

“Siapa temanmu bicara, Din?” tanya Pandopotan. Lelaki ini penasaran melihat Basyaruddin sering dilihatnya bicara sendiri.

 

Basyaruddin kemudian menceritakan terus terang mapa sebenarnya teman bicaranya itu.

 

“Barangkali bisikan gaib itu setan, Din. Jika dia malaikat mana mungkin menyuruhmu bunuh diri?” komentar Pandopotan.

 

“Aku tidak memperdulikannya apakah dia itu setan atau malaikat. Tapi jika kupikar-pikir apa yang dikatannya itu benar juga,” jawab Basyaruddin .

 

“Benar bagaimana?”

 

“Apa artinya diriku ini jika telah kehilangan harga diri di mata masyarakat, istri dan anak-anakku?” tandas Basyaruddin mengeluh.

 

“Saran dan suara gaib itu tidak benar. Pastilah dia setan yang ingin memperdayaimu agar menuruti sarannya. Jika kau mengikuti sarannya kelak kau akan menjadi temannya di neraka. Kata ustadz orang yang mati bunuh diri tidak akan mencium bau surga. Ia akan kekal berada di dalam neraka,” Pandopotan terus mencoba menasihatinya

 

Basyaruddin hanya diam termenung Pikirannya menjadi bimbang. Pasalnya ia juga pernah sama-sama mengaji dengan Pandopotan di masjid. Ustadz memang penah menerangkan bahwa orang yang mati bunuh diri itu tidak akan mencium bau surga. Betapapun susahnya ludup harus dijalani sebab miskin dan kaya sesungguhnya rarupakan cobaan dari Allah SWT. Bahkan, ustadz menerangkan orang miskin yang beriman lebih dahulu masuk ke dalam surga dari pada orang kaya yang beriman. Nanti pertanyaan diajukan Allah kepada orang kaya ada dua pertanyaan. Pertanyan pertama hartanya di dapat dari mana, pertanyaan Kedua harta itu dibelanjakan kemana. Sedangkan orang miskin tidak akan diberikan kedua pertanyaan ini.

 

Namun, ajakan untuk bunuh din itu terus saja datang. Basyaruddin kian gelisah mendengar bisikan gaib yang terus menerus mendesaknya agar mengakhiri hidupnya dengan jalan bunuh diri.

 

“Beberapa bulan lagi istrimu melahirkan anak pertamu. Kau membutuhkan biaya persahnan untuk istrimu dan sekolah anakmu. Dari mana kau mendapatkan uang? Daripada memikirkan beban keridupan yang menghimpitmu bukankah lebih baik kau putuskan bunuh diri!” kata suara gaib itu merayunya.

 

Basyaruddin mencoba untuk tidak mengindahkan seruan gaib yang menyesatkan itu. Ia masih bisa bertahan hidup dengan kondisi kemiskinan yang menderanya. Ia berharap akan ada keajaiban datang dalam kehidupannya. Tapi keajaiban yang ditunggunya tidak juga kunjung datang.

 

Membayangkan kehidupan sulit akan datang yang harus dilaluinya, Basyaruddin merasa tidak sanggup untung menhadapinya. Semua harapan perubahan nasib yang didambakannya hanya ibarat mimpi belaka.

 

Dari hari ke hari impitan ekonomi kian berat menindihnya. Sampai-sampai ia udak bisa bernapas. Pekerjaan serabutan yang dilakoninya tidak dapat menutupi kebutuhan belanja dapur keluarganya. Akhirnya ia sampai pada perasaan putus asa. Keluhan dan omelan panjang istrinya kian menambah beban pikirannya. Basyaruddin telah berada di atas ambang kesabaran hidup dalam kemiskinan.

 

Ditarmmbah lagi bisikan gaib itu terus saja mendengung-dengung di telingnya. Nenek misterius itu setiap hari terus menerus membujuknya agar membunuh seluruh anggota keluarganya, kemudian setelah itu ia sendiri bunuh diri. Selain itu Basyaruddin tidak dihadapkan pada berbagai pilihan lain. Bertahan dalam kondisi miskin ia tidak sanggup mananggungnya. Celakanya ia berpendapat bunuh diri satu-satunya pilihan mengakhiri penderitaan hidup dalam kemiskinan

 

“Apakah kau ingin hidup miskin dan menderita selamanya? Apakah kau tidak ingin mengakhirinya?” tanya bisikan gaib di telinga kanannya.

 

Mendengar bisikan gaib dari seorang nenek di telinga kanannya Basyaruddin hanya diam membisu. Sejenak ia renungkan katakata bisikan gaib itu.

 

Berulangkali ja mengulangi kata-kata bisikan itu, “Apakah kau ingin hidup miskin dan menderita selamanya? Apa kau tidak ingin mengakhirinya?” bisik hati Basyaruddin.

 

“Aku tidak ingin hidup miskin selamanya. Aku ingin terbebas dari pernderitaan dan kemiskinan!” gumannya menjawab bisikan gaib tadi.

 

“Kalau kau ingin terbebas dari penderitaan dan kemiskinan satu-satunya jalan bagimu adalah bunuh diri. Kau akan melihat surga yang indah di sana,” kata bisikan gaib itu. Pemilik bisikan gaib itu seolah dapat membaca isi hati Basyaruddin.

 

Basyaruddin mulai terpengaruh dengan bisikan gaib itu. “Jika tidak bunuh diri bagaimana aku bisa mengakhiri penderitaan hidupku?” guman hatinya.

 

“Sudah lakukan saja saran dari nenek!” kata bisikan gaib itu mendesaknya.

 

Tapi Basyaruddin tidak serta merta menuruti bisikan gaib itu. Meskipun pikirannya sudah dapat dipengaruhi oleh pemilik bisikan gaib tapi ia masih bimbang melakukannya. Niat melakukan perbuatan bunuh diri sementara ia endapkan dalam hati. Hingga akhirnya Basyaruddin benar-benar tidak lagi sanggup menghadapi kemiskinan yang mendera hidupnya. Ia menyerah pada realita setelah tidak berdaya menghadapinya. Keputusannya untuk membunuh seluruh anggota keluarganya kemudian di akhiri dengan bunuh diri sudah mantap. Kini ia tinggal memilih waktu yang paling tepat untuk melakukannya.

 

Basyaruddin memilih hari minggu melaksanakan niatnya. Padahariituia diajak temannya bekerja mengecet ruko yang barusan siap di bangun. Pekerjaan borongan itu dapat mereka selesaikan pukul 4 sore. Setelah mendapat upah dari pekerjannya Basyaruddin membeli ikan gulai pari di warung nasi pinggir jalan. Kemudia ia memberli dua bungkus racun tikus.

 

Niatnya untuk membunuh seluruh anggota keluarganya sudah bulat. Setelah itu ia pun akan mengakhiri hidupnya.

 

“Ayah bawa apa?” tanya salah seorang anaknya setibanya ayah mereka yang datang membawa bungkusan kantong plastik.

 

“Ayah bawa gulai ikan pari!” jawabnya.

 

Ketiga anaknya bergegas duduk di meja makan.

 

“Ibumu mana?” tanyanya. Waktu itu, Basyaruddin tidak melihat Lini, istrinya berada di rumah.

 

“Ibu pergi brbelanja di warung,” kata anak ketiganya

 

“Kita makan duluan gulai ikan parinya. Nanti kita sisakan buat Ibu,” ujar Basyaruddin memutuskan.

 

Sebelum ia membuka bungkusan gulai ikan pari itu, satu persatu dipandanginya wajah-wajah anaknya yang tidak berdosa. Ketiga anaknya merasa heran melihat sikap ayahnya itu.

 

“Ayah kenapa?” tanya anak ketiganya. Basyaruddin hanya menggeleng.

 

“Tidak apa-apa!” jawabnya. Gulai ikan pari itu ia pindahkan ke dalam rantang. Satu piring ia sisakan buat istrinya.

 

Ketiga anaknya sudah tidak sabar menyantap gulai ikan pari. Mereka berebut mengambilnya dari dalam rantang. Basyaruddin masuk ke dalam kamar tidur anaknya. Ia mencari pulpen untuk menuliskan pesan terakhir untuk istrinya. Ketika ia kembali ke meja makan ketiga anaknya mengelepar-gelepar seperti ayam disembelih, sampai kemudian mereka diam kaku tidak bernyawa…

 

Tanpa pikir panjang Basyaruddin menghirup gulai ikan pari yang tersisa di rantang. Sesaat kemudian ia meregang nyawa dan akhirnya meninggal dunia. Dari mulut ketiga anaknya dan dari mulut Basyaruddin keluar air liur berbusa membasahi baju mereka.

 

Di luar rumah Lini, sang istri memanggil-manggil nama anaknya, tapi tidak ada sahutan. Lini mencari anaknya di kamar tapi tidak ada. Ketika ia mencari di dapur dan melihat di meja makan, ia menyaksikan ketig. anaknya dan suami tercintanya kaku tidak bernyawa. Ia pun menjerit histeris.

 

Suara jeritannya mengundang tetangga berhamburan ke rumahnya untuk mengetahy apa yang sesungguhnya terjadi.

 

“Mengapa Abang lakukan semua ini. Mengapa, Bang?” teriaknya histeris.

 

Para tetangga yang melihat Basyaruddin bersama ketiga anaknya meninggal dunia di meja makan sangat terkejut. Mereka semua menduga kalau Basyaruddin dan ketiga anaknya keracunan makanan. Tapi dugaan itu terjawab dengan ditemukannya secarik kerta yang ditulis Basyaruddin. Ibu RT bersama puluhan warga sama-sama membaca pesan terakhir yang ditulis Basyaruddin. Beginilah bunyinya:

 

“Abang terpaksa melakukan semua ini Lin. Alasan Abang bunuh diri dan membunuh ketiga anak kita karena Abang tidak ingin di kemudian hari ketiga anak kita hidup miskin menderita seperti orangtuanya. Abang sudah tidak sanggup melihat anak-anak kita setiap hari menangis karena kelaparan. Jika Abang bunuh diri sendiri bagaimana nasib ketiga anaka kita setelah ayahnya tiada. Oleh karena itu Abang memberi racun tikus digulai yang mereka makan agar bersama-sama dengan ayahnya meninggal dunia. Semula abang berencana ingin mati bersama seluruh anggota keluarga tapi ketika Abang pulang kau tidak ada di rumah. Abang berubah pikiran sebagaiknya kau tidak usah mati bersama Abang. Apalagi saat ini kau sedang mengandung buah hati kita. Jaga baik-baik bayi dalam kandunganmu. Maafkan Abang Lin!”

 

Demikian isi pesan terakhir yang sempat di tulis Basyaruddin.

 

Selesai mendengar isi surat yang dibacakan Ibu RT, Lini berusha meraih sisa gulai ikan yang terletak di atas meja makan. Ia ingin mati bersama suami dan anak-anaknya tercinta. Tapi niatnya itu dapat dicegah oleh warga yang berada di dekatnya

 

“Jangan lakukan itu Lin, kasihan bayi dalam kandunganmu. Istighfar pada Allah, Nak!” kata Ibu Ustadzah menasehatinya. Lini sadar. Berulangkali ia mengucapkan Asma Allah.

 

“Terimakasih Bu Ustadzah. Ibu telah menyelamatkan jiwa saya!” katanya sambil memeluk Ibu Ustadzah.

 

“Bersabarlah dalam menghadapi cobaan yang diberikan Allah. Dan sesungguhnya akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekeurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-oarng yang sabar. Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempuma dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk,” kata Ibu Ustadzah mengutip firman Allah Surat Al-Baqarah ayat 155-157.

 

Begitulah sebuah kisah drama kemanusiaan yang sangat menyentuh perasaan. Semoga saja kita semua senantiasa menjadi manusia-manusia yang diberikan jalan terang dan petunjuk oleh Allah SWT. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: bomoh.online
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)


Related posts

Kisah Kyai Pamungkas: TRAGEDI TELUR RAJA JIN ULAR CISELA

adminbomoh

Kisah Kyai Pamungkas: BERBURU BERKAH DI MAKAM SYEKH ABD GOPUR

adminbomoh

Kisah Kyai Pamungkas: SNIPER DIHANTUI ARWAH KORBANNYA

KyaiPamungkas
error: Content is protected !!