Cerita Featured Kisah Kyai Pamungkas Uncategorised Uncategorized

Kisah Kyai Pamungkas: BERISTRIKAN JIN JEMBATAN ANCOL

Kisah Kyai Pamungkas: BERISTRIKAN JIN JEMBATAN ANCOL

Bebagai seniman kecil, Gatmir sadar betul bahwa melukis potret para pengunjung Pasar Seni Ancol, adalah salah satu dari cara untuk mempertahankan hidup. Setiap hari kerjanya adalah mencari orang-orang yang ingin dilukis. Namun diluar dugaan, pada suatu malam, datang seorang gadis cantik minta dilukis. Gadis itu ternyata bukan manusia biasa. Dia sudah menjadi arwah dan kematiannya terjadi pada tahun 1944 lalu, di masa kemerdekaan NKRI. Inilah kisahnya…

 

Lingkungan Ancol jadi heboh setelah terjadi penampakan Si Ayu pada malam Jumat Kliwon, 6 April beberapa waktu lalu. Si Ayu adalah gadis manis, seksi dan lembut yang muncul dari jembatan sebelah barat Dunia Fantasi. Si Ayu adalah arwah gadis cantik putri Betawi yang diperkosa oleh tiga jagoan Tanjungpriuk pada tahun 1940-an lalu.

 

Peristiwa pemunculan arwah gadis cantik itu membuat tiga pegawai kapal pesiar yang parkir di dermaga Marina, pingsan dan dirawat di rumah sakit. Korban penampakan hantu Si Ayu itu adalah Hamid, Usman dan Manan. Ketiganya sedang menjaga kapal Yach di dermaga utara jembatan Ancol. Kapal-kapal itu parkir di Sungai Terusan dan tiga pegawai itu main gaple di kapal The Dream Yacht.

 

Setelah mengganggu pegawai kapal di Marina, Si Ayu Jembatan Ancol juga mengganggu beberapa pelukis di Pasar Seni Jaya Ancol. Para seniman yang mayoritas lulusan STSRI-ASRI Yogyakarta itu dibuat takut oleh penampakan itu. Bahkan belakangan banyak pelukis yang tidak mau melukis malam. Sore-sore kios buru-buru ditutup karena takut. Sebab selain muncul dengan wajah cantik, hantu Jembatan Ancol itu sering pula muncul dengan wajah buruk. Kemarin, malah pelukis H.Hermansyah melihat hantu itu maujud dengan hidung bolong. Tidak ada hidung, mata dan mulutnya seperti kera.

 

Sementara pelukis lain, Gatmir, lajang berwajah tampan lulusan jurusan Seni Grafis ASRI itu lebih beruntung. Gatmir malah didatangi Si Ayu untuk minta dilukis. Si Ayu mejeng di depan kanvas Gatmir dengan wajahnya yang cantik, seksi dan wangi. Lain dari itu, dia muncul dengan suara lembut dan mesra. Bahkan Gatmir tidak tahu sama sekali kalau Si Ayu itu adalah jenis mahluk halus dari dimensi lain.

 

Alkisah, setelah selama lima bulan belum terjual satu pun lukisan, Gatmir jadi stres berat. Padahal dari menjual karya seni garapannya itulah dia bisa hidup. Baik makan, pakaian, alat-alat lukis dan perumahan, semua tergantung dari penjualan lukisan itu. Belakangan memang pasar seni sangat sepi. Manajemen tidak mampu mendatangkan turis mancanegara maupun domestik masuk ke Ancol. Kalau pun banyak wisatawan yang datang, tapi tidak belanja ke Pasar Seni. Mereka lebih memilih Dunia Fantasi dan Gelanggang Samudera dan Sea World.

 

Saat pikiran gundah gulana, Gatmir mencoba melarikan diri dengan melukis potret. Padahal dia jarang sekali melukis potret, apalagi sifatnya hanya merekayasa. Dia menggambar seorang wanita imajiner di atas kanvas dengan sisa-sisa cat minyak yang dimiliki. Lukisan wanita yang dibuat adalah wanita yang tercantik dan terseksi menurut pandangannya. Selain wajah, Gatmir juga melukis seluruh tubuh wanita tanpa sehelai benangpun.

 

Lukisan potret itu selesai pukul 24.00 tengah malam. Hasilnya karya gambar itu sangat menakjubkan. Wajah wanita yang digambarkannya sangat cantik, seksi dan anggun. Tapi wajah wanita di kanvas itu terlihat syahdu, bersedih dan gundah gulana. Namun Gatmir sangat menikmati karyanya itu. Berulang kali dia pandangi kreasinya itu hingga matanya terkantuk-kantuk.

 

Malam itu Pasar Seni sangat sepi. Seniman pemilik kios semuanya tertidur di kios masing-masing. Semuanya ketakutan begadang karena issue kemunculan Si Ayu yang seram dan menakutkan itu. Bagi pemilik kios yang punya rumah di luar pasar seni, mereka lebih memilih pulang ke rumah masing-masing dan berkumpul dengan keluarga daripada menempati kios yang angker itu.

 

Malam itu memang tidak seperti biasanya sepi di tengah malam. Lazimnya banyak seniman yang kongko-kongko di kios masing-masing. Ada yang main catur, main gitar, main gaple dan ada pula yang berkarya sampai pagi. Karena semua ketakutan, maka semua menutup kios dan balik ke rumah mereka di luar kawasan ancol. Untuk Gatmir, memang dia tidak takut pada isue itu karena dia tidak percaya adanya hantu. Apalagi Hantu Jembatan Ancol yang heboh itu.

 

Malam itu langit nampak mendung. Awan hitam berarak di atas pantai utara melaju ke arah selatan. Hujan gerimis tibatiba merebak. Menetes dengan suaranya yang khas di atas sirap kios-kios pasar seni. Sementara deburan ombak Pantai Binaria terdngar jelas dari Pasar Seni. Sebab beberapa hari terakhir, gelombang laut meninggi. Selain akibat pemanasan global, ombak laut juga diterjang angin barat yang keras dengan kecepatan 300 km per-jam.

 

Beberapa saat setelah menghisap jinggo kretek dalam-dalam sembari menikmati lukisannya, seseorang yang dari tadi mengamati menyapanya.

 

“Lukisan potret ilu bagus sekali Mas, kalau boleh tahu, Siapa dia?” tanya seorang wanita tiba-tiba berujar, mengagetkan Gatimir yang sedang melamun. Belum sempat menjawab karena terkesima, wanita itu langsung menjulurkan tangan kanan menyalami Gatmir. “

 

Perkenalkan nama saya Ayu Wardani, penghuni kompleks sebelah Ancol ini!” kata si wanita.

 

Gatmir berdiri lalu memberikan sebuah bangku kecil untuk duduk tamu tengah malam itu. Tidak sedikitpun rasa curiga menyergap ke diri Gatmir. Gatmir yakin bahwa Ayu Wardani adalah penghuni komplek perumahan elit Pantai Modern, selebah barat Jaya Ancol. Dari penampilan, tutur kata dan kecantikannya, menunjukkan bahwa Ayu Wardani adalah wanita berkelas. Paling tidak, pikir Gatmir, Ayu itu tetangga Tommy Winata, pemilik Bank Artha Graha yang tingga di daerah elit dan mewah itu.

 

“Saya minta Anda melukis saya dengan busana ini. Berapa saya mesti bayar?” sorong Ayu Wardani yang membuat Gatmir agak gelagapan. Dengan bahasa diplomatis yang diada-ada, Gatmir mengungkapkan bahwa soal harga adalah soal kerelaan Ayu saja, yang jelas Gatmir mengaku tergetar melihat keindahan sosok Ayu yang membuat kejutan di tengah malam buta itu.

 

“Jika perlu, tidak dibayarpun, saya ihlas. Kebetulan masih ada sisa satu kanvas dan beberapa tube cat merk Rembrant yang ada, dari pemberian teman kemarin!” imbuh Gatmir.

 

Dengan suara yang lantang dan hati yang tulus, Ayu Wardani berujar dan mengagetkan Gatmir untuk kesekian kalinya. “Anda saya bayar Rp 100 juta. Dalam tas ini ada 200 juta dan kita bagi dua!” desis Ayu sambil mengeluarkan uang cash dari tasnya pecahan 100 ribuan bernilai Rp 100 juta!

 

Dalam keadaan hati yang goncang, Gatmir meraih uang itu dan meletakkannya dalam lemari kecil di kios bagian dalam.

 

Setelah itu Gatmir melukis Ayu Wardani dengan serius. Walau kurang tenang karena kecantikan Ayu dan uang 100 juta, Gatmir yang dalam keadaan sulit uang itu berusaha konsenrasi penuh dan profesional.

 

Alhasil, pukul 00.2 dinihari lukiasn itu telah selesai dan hasilnya sangat luar biasa. Kecantikan dan kemolekan tubuh Ayu jauh melebihi lukisan pertamanya yang juga indah.

 

Setelah mengamati wajah dan bentuk tubuh dengan busana putih kemilau dalam lukisan Gatmir, Ayu menjabat tangan Gatmir pertanda puas.

 

“Terima kasih, lukisan ini bagus sekali, lebih bagus dari lukisan Anda pertama tadi. Karena saya tidak bisa bawa lukisan ini, besok tolong antar lukisan ini ke alamat saya. Ini alamat saya!” ungkap Ayu sambil menyodorkan kartu nama warna hitam bertuliskan tinda emas di atasnya.

 

“Baik, besok saya antar. Lagi pula malam ini catnya belum kering!” imbuh Gatmir.

 

Sebelum pergi meninggalkan Gatmir, wajah Ayu Wardani didekatkan ke pipi Gatmir dan mencium pelukis itu. Gatmir tersentak lagi dan gemetar karena tidak menduga gadis cantik dan wangi itu mau menciumnya di saat dia merasa sangat kotor dan bau.

 

“Tanks you and see you tomorrow! Anda saya Antar sampai di parkiran ya?” usul Gatmir yang langsung ditampik, ditolak oleh Ayu.

 

“Jangan, Anda di sini saja, saya pantangan untuk diantar. Maaf, maafkan saya karena saya tidak bisa diantar ya?!” sungutnya.

 

Gatmir berdiri saja di depan kios saat Ayu Wardani meninggalkannya. Gadis ayu dengan busana mewah itu melesat di antara kios-kios yang ada di petak Pasar Seni. Dalam hitungan detik, Gatmir yang mengintip ke mana arah Ayu, kehilangan jejak. Dengan cepat Ayu menghulang di kegelapan malam Jaya Ancol. Pikir Gatmur, gadis itu pastilah ke parkiran mobil dan mengambil mobilnya yang mewah.

 

Gatmir tak dapat tidur memukirkan Ayu Wardani. Dia terbayang-bayang wajah Ayu saat dilukis dan saat mencium pipinya dengan lembut. Tutur kata yang santun, suara yang merdu memanja, semuanya membuat batin Gatmir bergejolak. Pikirnya. dia lagi jatuh cinta, ya jatuh hati pada gadis cantik yang unik dan aneh dengan datang ke Pasar Seni tengah malam itu

 

“Oh Tuhan, aku benar-benar menyukai perempuan itu dan jadikan kami ya Allah, pasangan yang saling mencintai dan pasangan yang saling membutuhkan.Amin!” doa Gatmir, setelah sholat subuh pagi itu. Habis membaca doa-doa subuh, Gatmir tertidur.

 

Bangun tidur, saat keluar kamar kios, Gatmir bingung karena banyak ternan-teman pelukis yang berkerumun di dekat lukisan Ayu Wardani. Mereka terkagum berat pada karya Gatmir yang dianggap mereka sebagai karya terbaik Gatmir selama jadi pelukis.

 

“Lukisan ini adalah karya master piece, karya terbaikmu, Gatmir!” puji Dra.Titis Jabarudin, pelukis Sanggar Bambu teman satu alumni Gatmir di ASRI Yogya. Selain Titis banyak pelukis dan pematung yang mengagumi karya itu. Mereka pernah kenal tapi tidak tahu siapa model bernama Ayu Wardani itu. Wajah itu dekat pada mereka, tapi tidak tahu gambar itu gambar siapa.

 

Tidak berlama-lama menerima pujian teman-teman, Gatmir langsung mandi dan berpakaian bagus dan baru. Dia belanjakan uang 100 juta untuk cat, membayar hutang, memberi bantuan teman dan menabung. Habis semua urusan selesai, Gatmir membungkus lukisan ukuran 150 X 110 cm itu dengan kertas kuning. Setelah selesai dibungkus dan diikat, Gatmir menyewa taksi untuk mengantarkan karyanya itu ke alamat Ayu Wardani.

 

Sesampainya di kompeks perumahan elit Pantai Modern, Gatmir panik karena alamat yang tertera itu tidak dikenal. Tidak ada satu pun warga yang ditanya yang mengetahui alamat yang tertulis. Alamat itu berbunyi: Ayu Wardani, Jalan Jembatan Ancol No.I3 Pantai Modern, Jakarta Utara.

 

“Tidak mungkin pengorder ini berbohong kok, dia sudah bayar lukisan ini dan saya tinggal mengantarkan saja” kata Gatmir, pada seorang petugas jaga pada sebuah rumah mewah, tatkala orang itu mencurigai bahwa pengoder itu bohong dan hanya mau dilukis gratis oleh yang bersangkutan.

 

Pada saat bersitegang dengan penjaga, seorang Satpam senior menghampiri dengan sepeda motor Yamaha RX King. Petugas senior yang biasa dipanggil Pakde Kirno itu menarik alamat dari tangan Gatmir dan menjelaskan.

 

“Alamat ini ada tapi adanya di alam gaib!” ujarnya.

 

“Alam gaib, maksud bapak?” desak Gatmir, penasaran

 

“Alamat ini ada di situ, jembatan Ancol beneran, tapi tidak ada rumah dan tidak ada orangnya di situ. Namanya jembatan, ya pastilah tidak ada rumah dan tidak ada manusia hidup yang tinggal di situ. Yang ada adalah mantan manusia, arwah, roh yang sudah di alam lain, dimensinya berbeda dengan kita!” ungkap Pakde Kirno, yang belakangan diketahui seorang praktisi supranatural dan mampu berbicara dengan jin, kuntilanak dan roh halus.

 

Pada saat Gatmir masih penasaran, Pakde Kirno minta lukisan Gatmir itu dibuka. Dengan suka rela Gatmir membuka karyanya dan menunjukkan lukisan itu pada Pakde Kirno. Setelah melihat dengan mata melotot, Pakde Kirno berujar.

 

“Tidak salah lagi, ini foto Si Ayu Wardani, gadis yang sudah menjadi roh di Jembatan Ancol. Dia sudah hidup di alam lain dan sering maujud di Jembatan Ancol. Kalau mau jumpa dan mengantarkan lukisan ini padanya, datanglah ke rumah saya, lalu kita ritual pada malam Jumat Kliwon atau malam Selasa Pon, malam hanggara kasih bulan depan. Bawa dulu lukisan ini dan simpan di kios mu saja!Tolong jangan dipajang dan jangan dilihat oleh umum dulu!” harap Pakde Kirno.

 

“Kalau boleh tahu, apakah Ayu Wardani sudah memberikan sejumlah uang sebagai porskot lukisan ini?” tanya Pakde. Gatmir mengangguk dan memberi tahu nilai uang 100 juta pemberian Ayu.

 

“Uang itu berubah menjadi daun atau kerta biasa?” desak Pakde, penasaran. Setelah dijawab Gatmir bahwa uang yang diterima adalah uang sungguhan dan tidak berubah, Pakde menjelaskan.

 

“Bila uang itu uang sungguhan dan tidak berubah menjadi daun, itu berarti sudah menjadi rijekimu, rejeki manusia berdasarkan pemberian Allah melalui mahluk gaib. Bila bukan rejeki, uang itu seringkali berubah menjadi daun atau kertas kosong!” terang Pakde Kirno.

 

Batin Gatmir gundah gulana. Bayangannya jauh ke sosok Ayu Wardani yang lembut dan jelita. Rasa cemas, rasa kalut membuncah bergolak dalam batinnya menjadi satu. Ayu yang diharapkan dan terus dipikirkan, ternyata mahluk alam lain. Hantu yang selama ini meresahkan warga Jakarta Utara.

 

“Ayu Wardani sayang, kenapa kau bukan manusia biasa? Aku merindukanmu dan aku sangat menyukaimu. Ayu Wardani, rasa lembut sentuhanmu, bau wangi yang menyebar di tubuhmu, rasanya masih tercium di hidungku hingga sekarang. Ayu Wardani, aku ingin bertemu dan melihatmu sekali lagi, sekalian aku memberikan lukisan ini, kalau kau mau. Kalau tidak, aku lebih senang lukisan ini untuk kusimpan sampai mati, sampai kapanpun dan aku bersumpah tidak akan menjualnya harga berapapun. Ayu, datanglah kepadaku dengan wujudmu yang seperti pertama kali kulihat dan saat kita berpisah. Datanglah Ayu, datanglah padaku!” pinta Gatmir, terus,berkomat kamit tengah malam Selasa Pon di jembatan Ancol.

 

Di sebelah Gatmir, berdiri berkomat kamit dengan cara ritualnya, Pakde Kirno, paranormal yang juga Kepala Satpam di Perumahan Pantai Modern. Di bibir jembatan telah tersedia umbu rampe, alat ritual terdiri dari kembang tujuh taman, madat Turki, kemenyan Arab dan parfum Elizabeth Arden. Alat-alat yang jadi kesukaan jin itu dibawa oleh Pakde berdasarkan uang pemberian Gatmir, yang didatangkan dari tanah Abang dan Jatinegara.

 

Ritual dimulai pukul 23.30, kemunculan Ayu Wardani baru terjadi di pukul 00.02 dinihari. Dari arah timur jembatan, muncul sosok putih dalam kegelapan. Mulainya wujud itu seperti asap, perlahan tapi pasti berubah maujud menjadi sosok perempuan rambut panjang, tinggi dan cantik.

 

“Tidak salah lagi itu adalah Ayu Wardani!” pekik Gatmir kepada Pakde. Pakde tersentak dan mereka berdiri menyongsong kehadiran Ayu. Beruntung, malam itu di jembatan Ancol, jembatan yang berada di atas Sungai Pasir menghubungkan Pantai Modern dan Jaya Ancol itu sedang sepi sunyi. Tak ada kendaraan roda dua dan roda empat yang lewat, karena memang jaluritu jarang dilalui orang.

 

Pertemuan itu sangat mengharukan Pakde. Ayu Wardani menghambur ke arah Gatmir dan Gatmir berlari mengejar Ayu. Setelah bertemu, keduanya berpelukan erat dan masing-masing tidak mau melepaskan pelukan itu.

 

“Walau kita baru kenal, aku merasa kita sudah bersama selama puluhan tahun. Aku sudah tahu bahwa kau bukanlah | manusia biasa dan alammu berbeda. Tapi aku sangat merindukanmu, selalu memikirkanmu dan aku tidak mau berpisah lagi denganmu sampai kapanpun!” ungkap Gatmir, dengan kesungguhan hati.

 

“Gatmir, sungguh akupun begitu terhadapmu. Aku jatuh hati dan jatuh cinta padamu. Akupun tidak mau berpisatdenganmu sampai kapanpun. Tapi, salah seorang di antara kita harus mengalah, kalau kita mau terus bersama! Untuk aku, pastilah sudah menjadi takdirku bahwa aku hidup di alam roh dan tidak akan bisa masuk di alam manusia lagi. Sedangkan kau, kau berada di alam manusia tapi kau bisa masuk ke alamku, alam roh!” kata Ayu Wardani.

 

“Aku yang mengalah, aku berjanji aku akan masuk ke alammu. Alam roh! Tapi bagaimana caranya?” tanya Gatmir.

 

“Maafkan aku Gatmir, aku tidak bisa mengambilmu begitu saja, tunggu saatnya Allah mengambilmu. Bila kau mau masuk ke alamku, artinya kau harus mati. Tapi mati mu adalah takdir Allah dan Beliaulah yang mengatur semuanya itu. Jangan bunu diri, karena bunuh diri adalah dosa besar dan kau akan sengsara di alam roh, disiksa oleh malaikat-malaikat suruhan Allah!” ungkap Ayu Wardani.

 

Pakde menengahi keduanya. Pakde minta agar mereka jangan hidup di satu alam. Alam mereka dibiarkan berbeda, tap setiap bulan, pada waktu-waktu tertentu, mereka janjian bertemu rutin di suatu tempat. Jangan di jembatan itu, tapi di Pantai Binaria di saat bulan punama ke 14 yang terang benderang. Kunci pertemuan Pakde akan berikan pada Gatmir, yaitu sebuah batu akik Jade Blue dan kembang tujuh taman, madat Turki serta minyak Elizabeth Arden. Gatmir dan Ayu Wardani sepakat pada solusi Pakde itu. Keduanya berpelukan lagi dan lalu berpisah pukul 00 subuh.

 

Hingga tahun 2008 ini, Gatmir dan Ayu Wardani terus bertemu satu kali dalam satu bulan. Setiap purnama ke 14, pukul 24.00 tengah malam, Gatmir beranjak ke Pantai Binaria dan bertemu dengan Ayu Wardani. Mereka melepaskan rindu, rasa romantisme penuh kasih saying di pinggir laut yang bergemuruh ombak. Maka itu hingga sekarang gatmir tidak menikah walau usianya sudah 54 tahun. Gatmir mempunyai istri gaib, kekasih hati mahluk alam lain yang sangat dicinta dan mencintainya. Sementara itu, walau lukisannya tak pernah laku, Gatmir tak pernah kehabisan uang. Depositonya di Bank terus bertambah dan berkembang, berangkat dari pemberian supramistis Ayu Wardani. Ayu mampu mengelola uang alamnya menjadi uang betulan yang bisa berbentuk rupiah, dolar dan euro. Kenyataan ini sulit diterima akal sehat, tapi bagi Gatmir tidak. Karena hal itu telah dialaminya dari dulu hingga saat ini. (Kisah misterius ini dialami Gati sebutlah begitu, cerita untuk penulis). Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: bomoh.online
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)


Related posts

Ngaji Psikologi Bersama Kyai Pamungkas: SANDARAN HIDUP

KyaiPamungkas

Kisah Kyai Pamungkas: MISTERI TIKUNGAN KARANG ANYAR

adminbomoh

LAKU CATUR MURTI: TASAWUF ALA JAWA

KyaiPamungkas
error: Content is protected !!