Cerita Featured Kisah Kyai Pamungkas Uncategorised Uncategorized

Kisah Kyai Pamungkas: AKIBAT RITUAL PINDAH J4NIN

Kisah Kyai Pamungkas: AKIBAT RITUAL PINDAH J4NIN

Demi mewujudkan mimpi punya momongan dia rela melakukan ritual gaib agar hamil. Tapi, saat kehamilan itu datang, si suami ternyata mengaku mandul. Lantas, apa jadinya…?

 

Sebagai seorang wanita yang normal wajar saja kalau aku sangat bahagia, setelah laki-laki yang aku idam-idamkan betul-betul mau menikahiku. Dan memang benar, kebahagiaan itu pun betul-betul hadir dalam jiwaku. Suami yang aku sayangi juga sangat perhatian.

 

Setelah pernikahan kami yang meriah, aku pun diajak bulan madu di sebuah tempat yang sangat indah. Semua permintaanku selalu dituruti oleh Iwan, suamiku. Aku sangat dimanja olehnya. Namun ada satu permintaan suamiku, yakni memberikan waktu yang lama untukku, sebab setelah tiga bulan berbulan madu, ia harus kembali berangkat untuk berlayar. Ia adalah seorang pelaut pada sebuah kapal barang antar negara di kawasan Asia.

 

Aku masih ingat waktu itu, di malam bulan purnama yang sangat Indah itu, hari terakhir aku menikmati bulan maduku. Dan pagi harinya tatkala dingin masih menyelimuti kota Surabaya, aku harus mengantar suamiku ke pelabuhan. Desiran semilir angin laut mempermainkan rambut panjangku yang tergerai, namun perasaan gelisah karena hendak berpisah dengan orang yang aku sayang, justru lebih mempermainkan hatiku.

 

Ombak pun masih menghantam lambung-lambung kapal yang berjajar di dermaga, burung camar bersahutan di antara tiangtiang kesedihanku. Air mata mengalir di kedua pipiku. Begitu juga Iwan suamiku, hatinya pun tidak sekekar tubuhnya. Meskipun tidak sampai menetes keluar, matanya tampak berkaca-kaca.

 

“Jangan khawatir sayang, aku pasti segera kembali, untuk meneruskan kebahagiaan kita yang terpenggal,” ucap Iwan lirih, hampir saja suaranya kalah oleh hembusan angin laut.

 

Air mataku semakin deras mengalir di kedua pipiku, aku tidak mampu berkata apa-apa kecuali semakin mempererat pelukanku, sebagai pengganti unakapan hati vangd seakan tidak merelakan ia pergi.

 

“Sayang, kamu pesan apa? Sesampainya di Singapura aku akan membelikan oleh-oleh yang kamu minta,” ucap Iwan untuk yang kedua kali.

 

Aku tidak pula menanggapi, kecuali hanya dengan dekapan yang tetap rapat. Namun di balik itu aku juga berpikir kalau semua yang dilakukan oleh suamiku itu juga untuk kebahagiaanku. Secara perlahan kulepaskan dekapanku, segera kuseka air mata yang masih mengalir di kedua pipiku, kutatap lelaki kekar dengan kumis tipis yang ada di hadapanku itu.

 

“Iya mas, selamat jalan dan hati-hati diperjalanan. Aku nggak minta apa-apa, cuma sering-seringlah telepon aku,” ucapku dengan tersengal-sengal menahan isak tangis.

 

Mas Iwan tersenyum padaku, segera dilepaskan rangkulannya yang kemudian disambung dengan kecupan halus di keningku. Secara perlahan ia melangkahkan kakinya menapaki tanggal kapal. Di atas dek kapal itulah ia melambaikan tangannya sebagai tanda perpisahan denganku. Aku juga membalasnya dengan lambaian tangan dan senyumku.

 

Perlahan namun pasti, kapal yang membawa Iwan pergi jauh ke tengah lautan meninggalkan aku yang termenung di pelabuhan. Baru setelah betul-betul tak terlihat lagi lambaian tangan Mas Iwan, aku pergi meninggalkan pelabuhan untuk pulang ke rumah, menunggu suamiku pulang untuk merajut kembali kebahagiaan yang terpenggal.

 

Setelah tiga bulan aku menunggu dengan setia, suamiku yang bekerja sebagai pelaut, akhirnya hari bahagia itupun datang juga. Mas Iwan pulang kembali ke kampung halaman. Kamipun sangat bahagia karena bisa meneruskan kembali hari-hari indah yang pernah aku jalani.

 

Seperti dulu lagi, suatu hari kamipun berpisah kembali, karena Mas Iwan berangkat ke negeri seberang. Dan itupun selalu berlanjut seperti tidak ada batas akhirnya, datang dan pergi untuk beberapa waktu adalah bagian dari kehidupanku. Bahkan setelah dua tahun pernikahanku dengan Mas Iwan aku lewati, kehidupanku tak pernah berubah. Karena lama ditinggal Iwan berlayar, timbul juga perasaan sepi yang menyelimutiku, namun aku berusaha tetap bertahan.

 

Setelah biasa menjalani kehiduparm seperti itu ternyata kerinduanku pada suamiku tidak lagi seberat tahun pertama aku menikah. Setelah lewat dua tahun pernikahanku itu, justru kerinduanku berubah. Kini aku mulai rindu hadirnya seorang bayi mungil di pangkuanku. Maklumlah, setelah dua tahun menikah ternyata aku belum juga dikaruniai seorang anak.

 

Pada suatu malam, tatkala Mas Iwan berada di sisiku aku mencoba membicarakan tentang kegelisahanku yang belum juga dikaruniai seorang anak. Iwan tampak memahami perasaanku, iapun berusaha menghiburku.

 

“Kamu harus bersabar, mungkin saja Tuhan belum menghendaki,” hibur suamiku.

 

Karena diucapkan dengan perasaan penuh kasih sayang, membuat aku terhibur, meskipun belum memiliki momongan. Namun setiap aku ngomong tentang anak-anak yang aku impi-impikan itu, jawaban Iwan selalu sama, menyuruhku bersabar. Namun sesungguhnya hati ini sudah tidak sabar lagi menantinya, hingga suatu hari aku datang pada seorang dokter untuk memeriksakan keadaanku. Dari hasil pemeriksaan dokter, ternyata aku tidak mengalami kelainan apapun. Bahkan aku dinyatakan sehat dan subur untuk menjadi seorang ibu. Namun begitu, aku tidak pernah menaruh kecurigaan bahwa suamikulah yang mandul. Akupun tidak pernah menyarankan agar suamiku periksa ke dokter. Aku terlalu sayang untuk menyinggung perasaannya, sehingga semuanya kujalani kehidupan apa adanya.

 

Tidak sabar lagi memiliki seorang anak, berbagai usaha kulakukan secara diam-diam tanpa sepengetahuan suamiku. Beberapa dokter spesialis kandungan, bahkan beberapa paranormal aku datangi. Namun sekian dokter kudatangi dan beberapa orang pintar kusamperi belum juga ada hasilnya.

 

Hingga, akhirnya di suatu pagi aku kedatangan seorang ibu setengah baya yang tidak aku kenal. Ia paham betul permasalahan yang sedang aku alami. Entah siapa yang menceritakannya, aku sendiri tidak tahu. Yang jelas, ia menawarkan jalan alternatif agar aku bisa hamil dan memiliki anak.

 

“Benar kok, nanti kamu pasti punya anak. Kamu bisa hamil dan melahirkan seperti wanita pada umumnya,” jelas wanita itu meyakinkanku.

 

Setengah percaya akupun menuruti sarannya, hingga akhirnya suatu han aku betul-betul berangkat menuju rumah seorang paranormal yang dimaksud wanita itu. Di hadapan paranormal muda asal Lasem itu semua kuceritakan apa adanya, Hingga akhirnya ia menyarankan agar aku mencari seorang wanita hamil yang janinnya boleh dipindahkan ke rahimku. Meskipun aku tidak yakin dengan Cara aneh yang akan dilakukan oleh paranormal itu, aku tetap saja melakukan permintaannya. Pada suatu malam yang telah kami sepakati aku mengajak seorang wanita hamil ke rumah paranormal itu. Wanita muda yang hamil itu tidak lain adalah Lisa, saudaraku yang kebetulan tidak keberatan memberikan janinnya padaku.

 

Malam Itu pula proses gaib pemindahan janin akan dilakukan oleh paranormal itu. Di tengah malam yang hening, aku dan Lisa dibawa ke halaman belakang rumah paranormal itu. Selain kami bertiga tidak ada yang tahu apa yang akan kami lakukan. Di malam itu hanya sebuah lilin kecil yang menerangi upacara mistis itu. Dingin pun mulai menusuk tulang, sementara di atas pohon mangga yang rindang, burung hantu berceloteh menambah suasana sakral yang akan kami jalani.

 

Suasana malam betul-betul hening, kulihat paranormal itu membaca mantera-mantera gaib di depan asap dupa yang baunya menyengat hidungku. Selesai berdoa kami berdua disuruh mandi dengan air kembang yang telah disediakan. Kulihat tubuh Lisa menggigil kedinginan, sementara diriku didera perasaan takut, apalagi setelah tubuh kami berdua dibaringkan di hamparan kain kafan, rasa takut itu semakin memuncak. Namun karena kuatnya keinginanku untuk memiliki bayi yang akan lahir dari rahimku, membuat aku semakin yakin bahwa ritua! yang kami jalani pasti akan membawa hasil.

 

Setelah diberi tahu sesuatu hal yang berhubungan dengan ritual itu, kami berdua akhirnya dibungkus dengan kain kafan seperti layaknya mayat, cuma dalam kain itu ada tubuhku dan saudaraku itu. Cukup lama kami menjalani ritual aneh yang baru sekali kujalani dalam hidupku. Dan memang benar apa yang dikatakan oleh paranormal yang memimpin ritual pemindahan janin itu, Lisa merintih kesakitan. Namun kejadian itu tidak lama, sebab setelah itu Lisa tidak merasakan sakit lagi. Anehnya setelah rasa sakit itu hilang, perutnya yang semula membuncit tiba-tiba saja agak mengecil.

 

Akhirnya, ritual itupun berakhir tanpa ada kejadian aneh yang aku alami. Tetapi selesai melakukan ritual itu, justru akulah yang paling banyak diberi saran oleh Cahyo, paranormal yang melakukan pemindahan janin ke rahimku. Aku disarankan untuk sering-sering melakukan tes kehamilan. Dan memang benar, beberapa waktu kemudian aku betul-betul merasa hamil, bahkan setelah periksa kehamilan pada seorang dokter, akupun dinyatakan positif hamil. Begitu senangnya hatiku, sehingga saat suamiku pulang dari berlayar kutunjukkan perutku yang mulai membuncit itu. Tapi apa yang terjadi? Ternyata dengan kehamilanku itu suamiku justru marah. Ia bahkan menuduhku telah berbuat serong selama suamiku itu berlayar. Bahkan tidak hanya itu, ibu mertua dan adik-adik suamiku juga menuduhku seperti itu.

 

Mereka tetap saja tidak percaya semua yang aku ceritakan, sehingga akhirnya aku tahu semuanya dari ibu mertuaku.

 

“Santi… Santi, suami kamu itu mandul, kalau sekarang kamu hamil, kalau tidak serong dengan laki-laki lain, mana mungkin bisa hamil?” ucap ibu mertuaku dengan sinis. Betapa terkejutnya diriku, mendengar semua itu. Akupun tidak mampu berkata apa pun di hadapan mereka. Air mata pun menetes, namun bukan karena dihina dan dicemooh yang membuat semua itu. Tapi akibat kekecewaan terhadap suamiku, sebab lebih dari dua tahun menikah, ternyata ia tidak pernah menceritakan kenyataan yang ia alami. Akhirnya, di hadapan mereka aku menceritakan semuanya, Kalau kehamilanku itu sebenarnya karena ritual pemindahan janin yang pernah aku jalani. Mereka adalah orang-orang modern yang tidak percaya pada hal-hal gaib seperti itu, oleh karena itulah tuduhan mereka semakin membabi buta.

 

“Ah, perempuan murahan, pintar beralasan!” ucap ibu mertuaku.

 

Namun semuanya tidak aku hiraukan, kecuali ungkapan suamiku yang aku anggap menyakitkan hatiku. Ia malah menuduh aku telah berbuat serong dengan dukun itu. Bahkan ia juga menyewa preman untuk menganiaya paranormal itu. Oleh Cahyo, semuanya juga telah dijelaskan tentang ritual gaib itu, tetapi suamiku tetap saja tidak mempercayainya.

 

Akhirnya, akupun menerima kekalahan, tidak sanggup lagi mempertahankan keluargaku. Kesetiaan sebagai seorang isteri pelaut yang selalu kupertahankan hancur sia-sia. Saat perutku semakin membesar akhirnya aku bercerai dengan suamiku. Namun aku tetap bangga, karena mampu menjadi seorang isteri yang setia.

 

Aku sadar proses yang aku jalani memang tidak wajar, bahkan aku juga sadar kalau bayi yang ada dalam rahimku bukan benihku sendiri, tapi aku berjanji akan tetap menjaganya dengan baik. Oleh karena itulah aku tetap merawat kehamilanku dengan selalu datang pada Cahyo, sebab dialah satu-satunya orang yang bertanggungjawab atas keselamatan bayi yang kukandung, hingga tiba saatnya sang bayi lahir.

 

Dengan kejadian yang aku alami ini aku cuma berpesan kepada wanita, agar senantiasa menjaga dan merawat anak-anaknya dengan baik, Sebab bagi seorang ibu, anak adalah harta yang tak ternilai harganya. Diceritakan oleh Santi. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: bomoh.online
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)


Related posts

Ngaji Psikologi Bersama Kyai Pamungkas: Siap dengan Rencana Cadangan

KyaiPamungkas

Layanan Kyai Pamungkas: PASANGAN LARI DARI KOMITMEN

KyaiPamungkas

Ngaji Psikologi Bersama Kyai Pamungkas: THE POWER OF PROBLEM

KyaiPamungkas
error: Content is protected !!