Cerita Featured Kisah Kyai Pamungkas Uncategorised Uncategorized

Kisah Kyai Pamungkas: MALING SAKTI

Kisah Kyai Pamungkas: MALING SAKTI

Kisah nyata berikut ini amat menarik untuk diketengahkan guna melengkapinya. Memang, berbagai macam ilmu gaib, khususnya yang beraliran hitam, amat berdekatan dengan dunia kejahatan. Kenyataan ini tak bisa dipungkiri lagi.

 

Sering tersiar kabar, beberapa residivis atau bromocorah yang menjadi buronan polisi sulit sekali ditangkap. Padahal tak jarang mereka orang-orang yang cukup dikenal di lingkungannya, bahkan mereka kerap berkeliaran di tempat umum. Tapi anehnya, saat hendak ditangkap mereka dengan mudah dapat meloloskan diri.

 

Di sini peran ilmu kesaktian yang kebanyakan beraliran hitam itu memang sangat vital. Banyak penjahat yang diam-diam membekali dirinya dengan ilmu kesaktian. Salah satu contoh dari fenomena ini belum lama terjadi di suatu daerah di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.

 

Beberapa desa sempat dihebohkan dengan kejahatan pencurian. Ada yang kehilangan gabah lima karung, perhiasan emas, kambing, dan barang-barang berharga lainnya.

 

Sebenarnya, warga sudah mencurigai dan mengetahui siapa pencurinya. Sebut saja namanya Marno. Dia memang seorang pengangguran dan sedang menghadapi masalah keuangan yang berat. Maklum saja, dia suka berjudi dan main perempuan. Dia juga dililit utang jutaan rupiah di bank, karena

usahanya dalam bidang transportasi bangkrut.

 

Isteri dan anak Marno pun purik ke rumah orangtuanya, karena sudah tak betah hidup bersama pria brangasan itu.

 

Karena dia sering dikejar tagihan utang, membuat Marno kemudian mengambil jalan pintas. Dia mencuri barang-barang berharga di rumah warga desa sekitar tempat tinggalnya. Barang curiannya kemudian dijual ke luar desa atau luar daerah.

 

Dalam melancarkan aksinya, Marno tergolong sangat lihai dan pintar. Dia tidak memandang waktu dalam melakukan pencurian. Kadang malam hari, kadang siang hari. Yang jelas, dia memanfaatkan situasi sepi pada rumah korbannya.

 

Anehnya lagi, saat dia melakukan aksinya tak ada seorangpun yang pernah mengetahuinya. Hal inilah yang menyebabkan korban dan warga sulit mendakwa kalau Marno sebagai pencurinya.

 

Orang-orang mencurigai, sebelum melakukan pencurian di rumah korban, laki-laki itu sering terlihat mondar-mandir di jalan depan rumah korban. Namun kesaksian itu tidak bisa dijadikan dasar tuduhan. Polisi sendiri yang mendapat laporan pencurian tidak bisa berbuat banyak, karena mereka tidak mendapatkan bukti dan saksi untuk menangkap pelaku.

 

Akhirnya, untuk mengantisipasi agar tidak terjadi dagi peristiwa serupa, para warga diimbau untuk lebih waspada dan menggiatkan pengawasan di lingkungannya.

 

Para warga pun mulai menggiatkan kegiatan siskamling. Para pemuda, khususnya, tiap malam melakukan ronda dan melek sampai pagi. Namun hal ini ternyata tidak mampu menangkal kejadian pencurian.

 

Selang seminggu kemudian, disalah satu rumah warga ada yang kehilangan seekor kambing. Padahal rumah itu tak jauh dari pos ronda tempat petugas siskamling berkumpul.

 

Rupanya, si pencuri cukup pintar. Dia melakukan aksinya menjelang Subuh. Saat itu beberapa peronda tertidur di pos. Pemilik kambing sendiri masih tertidur pulas, karena dia terlalu percaya pada para petugas ronda.

 

Demikianlah, ulah sang pencuri yang pandai memanfaatkan situasi dan kelengahan warga desa. Masyarakat pun semakin resah dengan peristiwa pencurian yang terus berlangsung. Diantara mereka sampai ada yang bersikap berlebihan dengan mengandangkan hewan ternaknya di dalam rumah agar tidak diambil pencuri, Ibaratnya, mereka tidur sekamar dengan ternaknya.

 

Bahkan ada yang berjaga sepanjang malam di rumahnya sendiri, membuat mereka jadi kurang tidur, sehingga hal ini menurunkan produktifitas kerja. Kondisi ini tentu saja sangat memprihatinkan.

 

Sebenarnya, sudah beberapa kali warga sempat hendak menangkap Marno saat sedang beraksi. Tapi semuanya gagal. Hal ini bukan karena ketidakbecusan warga, tapi karena kelicinan Marno yang begitu lihai melepaskan diri.

 

Seperti malam itu, ketika seorang warga memergoki Marno sedang memutar lampu bohlam di pojok rumah warga, mungkin maksudnya agar keadaan di tempat itu gelap sehingga memudahkannya mengambil hewan ternak yang ada di kandang.

 

Warga yang mengetahui hal itu segera memanggil teman-temannya. Sepuluh orang warga kampung bergegas mendatangi tempat kejadian. Saat itu masih terlihat bayangan Marno di pojok rumah. Mereka langsung meneriaki maling.

 

Marno segera berlari. Kesepuluh warga mengejarnya. Mereka berpencar ke segala arah dengan maksud menghadang larinya Marno. Tapi aneh bin ajaib, mereka tidak mampu menangkap Marno.

 

Lelaki itu seperti hilang ditelan bumi. Sosoknya menghilang begitu saja. Hal ini tentu saja membuat warga merasa kecewa.

 

Peristiwa yang sama kembali terulang. Saat Marno kepergok oleh pemilik rumah sedang berada di kandang kambing hendak melepaskan tali ikatan. Pemilik rumah langsung meneriaki maling. Hampir seluruh penduduk kampung keluar dan mengejarnya. Kali ini Marno masuk ke areal ladang jagung. Menurut perhitungan, seharusnya Marno tertangkap karena ladang jagung yang tak seberapa luas telah dikepung oleh warga yang jumlahnya puluhan orang. Tapi ajaib, dia menghilang dan tidak diketahui ke mana arahnya.

 

Marno tidak sempat membawa barang curiannya, sehingga warga pun tidak bisa melaporkannya ke polisi, karena tidak ada barang bukti. Namun keanehan-keanehan yang terjadi selama usaha penangkapan Marno memunculkan spekulasi dan prasangka.

 

“Tampaknya percuma saja kita menangkap basah Marno saat dia sedang mencuri, karena kita tidak mungkin bisa melakukannya. Dia mudah sekali menghilang. Dia pasti punya ilmu kesaktian yang membuatnya tidak bisa ditangkap!” Ujar seorang warga.

 

“Kukira demikian. Dia sepertinya menyimpan ilmu yang membuatnya tidak bisa ditangkap!” Sahut yang lain.

 

“Lalu, bagaimana caranya agar dia bisa ditangkap?”

 

“Kita cari tahu, ilmu atau ajian apa yang dipakainya. Lalu kita selidiki kelemahannya. Yang namanya ilmu kesaktian, pasti ada juga pantangan dan kelemahannya. Apa di antara kalian ada yang tahu?”

 

“Kamu mungkin tahu, Parno? Kamu kan pernah jadi tenan dekatnya?” Tunjuk seseorang kepada Parno.

 

“Biarpun teman, tapi dia tidak pernah cerita sama aku tentang ilmu kesaktian yang dimilikinya. Aku cuma tahu, kalau dia pernah berguru pada orang pintar yang tinggal di luar desa kita ini,” jawab Parno.

 

“Kalau begitu, kita tanyakan sama gurunya itu, di mana kelemahan Marno agar kita bisa menangkapnya.”

 

“Tapi, apa mau orang pintar itu membuka rahasia kelemahan Marno. Itu kan sama saja melanggar kode etik perguruannya sendiri!” Bantah Parno.

 

“Ya, kita coba saja. Kita toh tidak bisa membiarkan Marno terus merajalela sehingga meresahkan kehidupan warga kampung ini. Kasihan orang-orang yang kehilangan harta bendanya. Mereka kebanyakan warga miskin!”

 

Begitulah. Setelah dirundingkan, akhirnya disepakati untuk mencari kelemahan Marno. Seorang tokoh masyarakat yang ditunjuk sebagai perwakilan datang menemui orang pintar yang pernah menjadi guru Marno.

 

Mula-mula diceritakan sepak terjang Marno di kampung halamannya. Orang pintar itu tampaknya ikut prihatin dan bisa memahami permintaan warga yang telah dirugikan oleh aksi Marno.

 

“Sebenarnya saya tidak pernah mengharapkan ilmu yang saya ajarkan kepada murid-murid saya disalahgunakan. Niat awal menularkan ilmu itu adalah untuk membela diri dan melindungi diri dari kejahatan, tapi ternyata…” Orang pintar itu tidak meneruskan kalimatnya karena diliputi rasa penyesalan.

 

“Jadi, bagaimana menghentikan aksinya agar tidak lagi meresahkan warga masyarakat, Pak?” Tanya sang perwakilan.

 

“Sebenarnya bisa saja saya mencabut ilmunya dengan cara duel satu lawan satu. Tapi hal itu berisiko besar, karena akan mencabut nyawa salah satu dari kami. Karena yang kalah akan binasa. Tapi hal itu sepertinya tidak etis dan kurang bijaksana. Dia telah melakukan pelanggaran hukum formal, jadi biar hukum formal yang menentukan nasibnya!”

 

“Tapi kita kesulitan untuk menangkapnya saat beraksi, Pak?”

 

“Terus terang, tidak ada cara yang paling ampuh menangkap Marno, kecuali karena kelengahan dan keteledorannya sendiri. Ilmu yang dimilikinya itu disebut sebagai Ajian Welut Putih. Yang namanya belut sangat licin dan mudah menyusup di dalam tanah atau kegelapan. Tidak ada pantangan dan kelemahan dari ilmu itu. Karena ibaratnya seperti sebuah pisau.

 

Tergantung dia sendiri bagaimana cara mengggunakan pisau itu. Tidak mungkin dia menancapkan pisau itu kelambungnya sendiri. Tapi bila ditancapkan pada batu, tentu tidak mempan. Begitu pula jika pisau itu hilang atau lepas dari tangannya…”

 

“Maksudnya, Pak?”

 

“Suruh para warga menabur garam di sekitar rumahnya, karena belut tidak bisa bergerak cepat jika menginjak garam. Pasang lampu di kandang-kandang ternak, karena hal itu memungkinkan Marno terlihat saat melakukan aksi pencurian ternak. Dan satu lagi, Marno akan kehilangan ilmu yang dimilikinya bila dia menginjak tempat-tempat keramat seperti Ringin Putih, kuburan wali, petilasan suci, dan sejenisnya. Karena hakikatnya ilmu yang dimilikinya berasal dari makhluk alam gaib sebangsa jin. Dan mereka selalu berkelompok di tempat-tempat keramat.

 

Tanpa melakukan ritual tertentu, ilmu kesaktian seseorang akan diserap kembali ke alam gaib itu. Jadi saya yakin, suatu ketika Marno akan lengah dan terpeleset dengan ulahnya sendiri. Atau kalau kebetulan kalian mengejarnya, giring dia ke tempat keramat.

 

“Dengan hilangnya ilmu kesaktian yang dimilikinya, dengan mudah dia akan tertangkap tangan saat mencuri!”

 

Apa yang dijelaskan orang pintar itu lalu diteruskan kepada para warga. Mereka ramai-ramai menebar garam di sekitar rumah mereka. Begitulah, dalam beberapa hari di kampung itu tidak lagi ada pencurian.

 

Sadar dirinya tidak bisa bebas beraksi, Marno kemudian mengalihkan aksinya di kampung sebelah. Tapi kali ini dia terkena batunya. Dia memang berhasil mencuri seekor kambing dan menjualnya kepada blantik di desa lain. Tapi kali ini ada yang melihat aksinya dan melaporkan kepada polisi. Dengan mudah polisi menangkapnya, karena barang bukti dan saksinya ada. Bahkan setelah diinterogasi dia mau mengakui semua pencurian yang telah dilakukannya selama ini.

 

Beberapa warga pun sempat heran, karena dengan mudah dia tertangkap. Usut punya usut, menurut kesaksian warga, saat melakukan aksinya pada Subuh hari, Marno sempat bersembunyi di komplek Ringin Putih yang sangat dikeramatkan di desa itu. Dia juga sempat mematikan lampu kandang kambing yang dicurinya, sehingga ada warga yang melihat aksinya.

 

Entah, apakah semua itu benar. Yang jelas, tidak ada penjahat yang selamat dari kejahatannya. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: bomoh.online
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)


Related posts

Kisah Kyai Pamungkas: ISTRIKU JADI RATU SILUMAN DI HUTAN BLANK PEUTEK

KyaiPamungkas

Panggonan Wingit: KEMARAHAN PENUNGGU GAIB PLTU REMBANG

KyaiPamungkas

Kisah Kyai Pamungkas: PESUGIHAN LEMBU GIRENG

KyaiPamungkas
error: Content is protected !!