Cerita Featured Kisah Kyai Pamungkas Uncategorised Uncategorized

Kisah Kyai Pamungkas: PENGAKUAN PARA PENGEJAR HARTA GAIB

Kisah Kyai Pamungkas: PENGAKUAN PARA PENGEJAR HARTA GAIB

BENARKAH ADA SEBENTUK ILMU KEBATINAN YANG BISA DIGUNAKAN UNTUK MENYEDOT BENDA-BENDA DARI ALAM GAIB? BAGI MEREKA YANG BELUM PERNAH MENYAKSIKAN DENGAN MATA KEPALA SENDIRI, BARANGKALI JAWABAN DARI PERTANYAAN ITU PASTILAH SEBUAH KATA SINIS: MUSTAHIL!

 

TAPI, TIDAKLAH DEMIKIAN BAGI MEREKA YANG PERNAH MENYAKSIKAN, APALAGI MENJALANKAN LANGSUNG RITUALNYA, SAJIAN BERIKUT INI MERUPAKAN REKAMAN KESAKSIAN DARI BEBERAPA ORANG YANG PERNAH JADI PELAKU RITUS YANG OLEH SEMENTARA ORANG DIANGGAP SANGAT MUSYKIL TERSEBUT…

 

PENYEDOTAN benda-benda dari alam gaib, baik berupa emas, intan, benda-benda pusaka, atau bahkan uang, selama ini memang menjadi cerita yang sangat kontroversial, Kontroversi dimaksud tentu saja hanya berlaku bagi orang-orang yang tidak pernah menyaksikannya dengan mata kepala sendiri, Sementara, bagi mereka yang pernah melakoninya, atau setidaknya menjadi saksi mata, pastilah amat meyakini kebenaran cerita-cerita semacam itu.

 

Ambil contoh seperti yang dipraktekkan oleh paranormal desa yang akrab disapa Babe Jaan. Sosok yang satu ini hampir di setiap malam keramat selalu melakukan penyedotan benda-benda dari alam gaib, khususnya berupa emas. Namun, tak selamanya usaha ini mendatangkan hasil.

 

“Tergantung kemampuan kita melakukan negosiasi dengan bangsa gaib yang menjaganya, ungkap pria tinggi besar itu saat ditemui penulis.

 

Karena penasaran, malam Jum’at Kliwon bertepatan dengan tanggal 17 Januari lalu, penulis nekat mengikuti secara langsung ritual penyedotan benda gaib yang dilakukan oleh Babe Jaan. Ritual ini dilangsungkan di sebuah areal gumuk yang di atasnya tumbuh sebatang pohon randu, yang usianya konon sudah ratusan tahun.

 

“Di areal tanah ini dulunya ada rumah tuan tanah keturunan Cina. Semua keluarga tuan tanah itu dibantai saat terjadi peristiwa gedoran di masa awal-awal kemerdekaan. Menurut cerita, si tuan tanah mengubur perhiasan-perhiasannya di gumuk ini,” cerita Babe Jaan saat siang hari kami mensurvey lokasi tersebut.

 

Malamnya, seorang diri dia melakukan ritual tersebut. Pasalnya, penulis sekali lagi tidak boleh turut serta. “Kalau ada yang menemani, itu namanya bukan ritual. Pasti tidak akan berhasil!” Tandas Babe Jaan.

 

Akhirnya, penulis hanya menunggu di mobil bersama orang kepercayaan Babe Jaan. Sekitar pukul 12 malam, Babe melangsungkan ritualnya. Pukul 9.30 dinihari dia baru muncul dengan wajah yang agak kuyu.

 

“Ini yang saya dapat!” Katanya sambil menunjukkan seuntai gelang di tangannya. Gelang tersebut masih tampak kotor dipaluri debu tanah merah. Dari motifnya yang nampak klasik, mau tak mau penulis harus percaya bahwa benda tersebut memang berasal dari alam gaib. Apalagi, sebelum memulai ritualnya Babe Jaan meminta penulis memeriksa seluruh pakaian yang dikenakannya. Maksudnya agar penulis percaya bahwa dia memang tidak membekal benda berupa apa pun di dalam saku pakaian, atau tempat lain yang memungkinkan untuk menyembunyikan sesuatu.

 

“Be, apa itu gelang emas?”Tanya penulis, penasaran.

 

“Saya tidak tahu. Tapi mudah-mudahan saja ini emas. Lumayan buat beli beras,” jawab Babe Jaan setengah bercanda.

 

Untuk mengobati rasa penasaran penulis, esok paginya Babe Jaan langsung menyuruh penulis menjual sendiri gelang itu. Kebetulan, penulis punya kenalan pemilik toko jual beli emas di Pasar Sepatan, Tangerang, Banten. Kepada sang teman penulis membawa gelang tersebut, yang setelah diuji ternyata memang emas murni. Beratnya pas 10 gram.

 

“Dari mana kau dapat gelang ini, Teman?” Tanya sahabat penulis yang sedikit aneh melihat model gelang itu.

 

“Warisan dari almarhumah Ibuku. Kebetulan aku butuh uang, ya aku jual saja” jawab penulis, berbohong. Maksudnya tak lain supaya penulis tidak mendapatkan pertanyaan yang berbelit-belit. Kalau penulis jelaskan yang sesungguhnya, bisa jadi dia malah urung membeli gelang tersebut.

 

Begitulah salah satu pengalaman yang dilakoni sendiri oleh penulis. Kabarnya, Babe Jaan memang sering melakukan ritual ini kalau sedang kepepet.

 

“Terus terang saya tidak pernah mendapatkan hasil yang besar. Paling-paling cukup buat beli beras dan rokok,” aku paranormal yang tinggal di Desa Rajeg Mulya, Kec. Rajeg, Kab. Tangerang, Banten itu, setengat berkelekar.

 

Menurutnya, untuk mendapatkan hasil yang besar, maka modalnya juga harus besar. Modal dimaksud adalah uang cash yang digunakan untuk membeli buhur dan sesajen lainnya. “Harga buhurnya bisa puluhan juta rupiah. Jujur saja, saya tidak bisa membelinya,” tandas sosok yang juga dikenal sebagai ahli pelet itu.

 

Walau berulang kali didesak penulis, Babe Jaan tak bersedia mengungkapkan jenis ilmu apa yang dia gunakan untuk melakukan penyedotan benda gaib. Hanya yang pasti, memang banyak ilmu batin yang potensial bisa difungsikan untuk tujuan semacam ini. Soal berhasil atau tidak, tentu saja amat tergantung pada tingkat kekhusyukan, sarana, juga lokasi ritual.

 

Di mata para Ahli Hikmah, seperti contohnya: Saipudin, ritual penyedotan benda dari alam gaib memang bukan omong kosong belaka. “Dalam Kitab Syamsul Marif karangan Syech Ali Albuni bahkan dijelaskan tentang sebuah ritual melakukan penyedotan uang atau emas,” tandas paranormal muda itu.

 

Lebih jauh dibeberkan oleh Saipudin, dalam pasal berkenaan dengan masalah penyedotan benda dari alam gaib ini Kitab Syamsul Ma’rif menjelaskan, bahwa seseorang bisa melakukannya dengan mengamalkan Surat Al Jin sebanyak 3000 ribu kali, yang harus diselesaikan dalam waktu tiga malam berturut-turut tanpa henti. Artinya, si pelaku ritual tidak boleh meninggalkan tempat berkhalwatnya selama waktu tersebut. Di samping itu, kamar atau lokasi yang menjadi tempat berkhalwat juga tidak boleh kemasukan sinar lampu atau cahaya apa pun. Juga tidak diperbolehkan ada suara-suara manusia.

 

“Nah, kalau aturan ini dijalankan dengan benar, maka pada malam terakhir akan datang sosok jin yang bernama Syech Maulana Yusuf. Dia akan menemui kita dengan tatakrama Islam. Setelah itu pada intinya dia akan menanyakan apa keperluan kita yang bisa dibantu olehnya,” papar Saipudin.

 

Syech Ali Albuni, tambah Saipudi, menjanjikan keberhasilan ritual ini asal dijalankan dengan khusyuk dan istikomah. “Bahkan, dalam Kitab Syamsul Ma’if dijelaskan bahwa ada seorang saleh di Irak yang pernah berhasil menjalankan ritual ini. Orang tersebut mendapatkan 3000 keping uang dinar, yang sudah barang tentu ketika itu sangat berharga,” Ujar paranormal flamboyan itu lebih jauh.

 

Untuk mendapatkan sesuatu yang berharga memang selalu dibutuhkan kerja keras, ketekunan, dan sudah tentu juga pengorbanan. Tak terkecuali pula hal ini berlaku dalam urusan yang beraroma gaib.

 

MEMBURU SEBONGKAH EMAS

 

Kesaksian ini dituturkan oleh Pakde, demikian pria 54 tahun itu akrab disapa. Karena penasaran, pria yang pemah menjabat sebagai salah satu kepala desa di kota Medan ini praktek berbau gaib.

 

Saat itu Pakde dar teman-temannya berkenalan dengan seorang paranormal. Sebut saja inisialnya Her, Her mengaku seorang pengembara yang terdampar di kota Medan. Aslinya dia berasal dari sebuah kampung di Pulau Jawa. Sehari-hari Her berprofesi sebagai dukun yang mampu menyembuhkan berbagai penyakit, juga kerap menarik benda-benda dari alam gaib.

 

Suatu ketika, karena kasihan Pakde mempersilakan Her bermalam di kediamannya Pakde memberinya pakaian dan juga makan. Sambil begadang, malam itu, mereka ngobrol seputar hal-hai gaib.

 

Malam itu, Her memberikan sebuah batu yang menurutnya dia peroleh dari alam gaib. Batu itu berwarna merah, dan bisa membuat seseorang kebal jika menggenggamnya.

 

Bahkan, saat itu juga langsung didemonstrasikan keampuhannya. Dengan sebuah silet, rambut salah seorang yang hadir di ruang tamu disayat, tapi tak ada yang putus walau sehelai pun.

 

Her menumpang selama beberapa minggu di rumah Pakde. Sejak saat itu pula mereka kerap mendiskusikan hal-hal berbau gaib. Tapi yang paling menarik adalah ketika Her menawarkan kepada Pakde dan teman-temannya untuk melakukan perburuan bendabenda gaib. Tak seorang pun ada yang menolak ajakan ini.

 

Ceritanya, Her pun segera melakukan ritual di dalam sebuah ruangan khusus. Tak seorangpun tahu apa yang dikerjakannya. Selama lebih kurang seminggu, Her dibiarkan sendirian. Baru setelah selesai, Her menceritakah ritualnya.

 

“Menurut Her, dia meminta pada gaib yang selama ini menyertainya untuk mengambil harta gaib. Tapi gaib meminta persyaratan tertentu seperti kemenyan dan kembang, juga buhur, dan sebuah kotak tertutup yang diisi sepotong kayu kembang, cerita Pakde. Permintaan itu disanggupinya.

 

Singkat cerita, tak seorangpun diizinkan untuk membuka kotak tersebut. Kelak kayu yang di dalamnya akan berubah menjadi bongkahan emas. Proses itu membutuhkan waktu dua bulan lamanya.

 

Selama menunggu Her beberapa kali pamit pulang ke tanah Jawa. Pakde memberinya izin sekaligus memberikan sekadar uang untuk transport.

 

Waktu berlalu, hari yang ditunggu pun tiba. Her membuka kotak tersebut. Ternyata, hasilnya nihil. Kayu itu belum berubah menjadi bongkahan emas.

 

“Gaib meminta penundaan, minta syarat lagi,” katanya.

 

Syarat yagn diminta lebih berat lagi, yakni Buhur Yamani, Minyak Zafaron, dan Minyak Ponibasalwah yang asli. Harganya puluhan jutaan rupiah. Tapi, sekali lagi Pakde menyanggupinya.

 

Her pun mempersilakan Pakde mencari sendiri sarana yang dibutuhkan di toko-toko perlengkapan hikmah. Karena bingung, Pakde malah meminta Her mencarinya. Her setuju.

 

Her pamit keesokan hari dengan tujuan membeli sesaji tersebut di tanah Jawa. Menurutnya, di kota Medan tidak ada barang yang asli.

 

Ternyata kepergian Her merupakan kali terakhir. Setelah dua minggu tak ada kabar, Pakde mulai curiga. Iseng-iseng kotak itu dibukanya, Ternyata, tak ada bongkahan emas di dalamnya, selain kayu kering yang sudah mulai lembab dan berjamur. Pakde tertawa sendiri. Mungkin mentertawakan dirinya yang merasa ditipu mentah-mentah.

 

BERTARUNG DENGAN JIN

 

Kesaksian berikut ini dituturkan oleh Tjoa San Too. Dia mengaku tertarik pada dunia gaib sejak kecil, saat masih tinggal di Pekanbaru, Riau.

 

Saat merantau di Palembang, Tjoa berkenalan dengan seorang tua bernama Haji Nawi yang tinggal di Kenten. Hubungannya dengan Pak Haji sangat akrab, bahkan Tjoa pernah lama menetap di rumahnya.

 

Selama di rumah Haji Nawi, Tjoa yang mualaf ini mendapat banyak pelajaran ilmu-ilmu mistik. Di antaranya adalah ilmu mistik penggunaan khodam dan jin untuk keperluan penarikan benda gaib.

 

Dua tahun berguru pada Haji Nawi, setelah kembali beberapa tahun tinggaf’di Pekanbaru, Tjoa merantau ke Jakarta menjadi praktisi pengisi khodam, pesugihan dan penarikan benda gaib.

 

Khusus menarik benda gaib, Tjoa memposisikan penarikan di rumah-rumah, gedung tua dan tempat-tempat keramat.

 

“Pengalaman pertama menarik benda gaib yang saya lakukan adalah penarikan emas peninggalan kerajaan Sriwijaya di Pulau Kemaro, Sungai Musi, kabupaten Musi Banyu Asin. Kala itu ada emas yang saya dapat, berbentuk mahkota bergambar naga,” kenangnya.

 

Terakhir, Tjoa melakukan ritual penarikan benda gaib di keramat Nimas Melati, Serpong, Kabupaten Tangerang. Di keramat ini dia mendapatkan keris yang konon dari kerajaan Pajajaran.

 

Ritual itu dilakukan pada malam 1 Suro lalu yang bertepatan dengan tahun baru 1 Muharam. Jin-jin penunggu benda-benda di keramat itu sangat kuat, banyak dan besarbesar. Dan keris yang terangkat terlihat terbang memutari ruang dalam keramat itu dan baru bisa ditaklukkan setelah Tjoa bergelut selama 50 menit. Tubuh Tjoa jungkir balik dan terpontang panting menabrak dinding.

 

“Benda-benda yang kita angkat tidak selalu mudah bisa kita ambil. Pada waktu tertentu, kita bisa dibuat jungkir balik oleh kekuatan jin penunggunya,” ungkap Tjoa.

 

KALENG DAN KERTAS KOSONG

 

Ini adalah kesaksian Haryadi di Bogor, Jawa Barat. Tahun 2001 lalu, dia berkenalan dengan seorang dukun tua di Ciomas. Mbah Kardi, sebut saja begitu namanya.

 

“Hari itu Minggu, aku ingat betul karena aku sedang liburan ke rumah temanku yang bemama Rahmat di Batutulis, Bogor. Singkat cerita, ketika aku dan Rahmat tengah sibuk di kolam pemancingan, tanpa kami sadari, seorang tua berbadan kurus datang menghampiri. Ajaib, sejak kedatangan kakek berambut putih itu, kailku dan Rahmat seperti dikejar-kejar ikan. Setiap kali aku melempar umpan, selalu dimakan ikan. Aku senang karena aku bisa mendapatkan ikan yang banyak. Lebih senang lagi saat aku menarik ikan itu dari tengah kolam,” cerita Haryadi.

 

Sambil asyik memancing Mbah Kardi kemudian bercerita tentang keajaiban-keajaiban lain di dunia ini. Dia menceritakan kisah Bung Karno, mantan Presiden RI pertama yang katanya dulu sering berkunjung ke Ciomas.

 

Kata Mbah Kardi, Bung Karno kerap berkunjung ke Ciomas untuk menitipkan berbagai jenis benda berharga pada penghuni gaib Gunung Salak. Ciomas memang berada tepat di kaki Gunung Salak, Bogor.

 

Dijelaskan pula, harta itu ada yang berupa lantakan emas, platinum, koin emas hingga benda-benda pusaka milik raja-raja Nusantara zaman dulu.

 

“Seperti terhipnotis, aku dan Rahmat begitu takjub mendengarkan ceritanya. Semua yang diceritakan Mbah Kardi aku dengar dengan baik. Bahkan kata Mbah Kardi, sudah banyak orang yang mendapatkan harta karun peninggalan raja-raja Nusantara itu. Sudah banyak pula orang yang sukses dan kaya mendadak berkat harta karun itu,” kisah Haryadi panjang lebar.

 

Singkat cerita, Mbah Kardi mengajak Haryadi dan Rahmat untuk membuktikan kebenaran. “Entah kekuatan apa yang dimiliki Mbah Kardi, aku dan Rahmat benar-benar tertarik dengan ajakannya,” kenangnya pula.

 

Seminggu kemudian, Haryadi dan Rahmat pergi ke Ciomas mencari rumah Mbah Kardi. Tidak terlalu sulit. Setelah bertanya pada beberapa orang, akhirnya mereka berhasil menemukan rumah orang tua ini. Ternyata rumahnya cukup sederhana dan berada persis di pinggir kampung. Jauh dari tetangga.

 

Setelah bercerita panjang lebar, Mbah Kardi lalu menyodorkan berbagai syarat untuk mengambil harta karun itu. Menurutnya dibutuhkan berbagai ubo rampe dan sesajian untuk dipersembahkan pada penjaga gaibnya. Di antaranya adalah apel jin, Madat Turki, Kain Emas, dan Lisong.

 

“Seperti terhipnotis, aku dan Rahmat kembali menyetujui syarat itu. Kami memberikan uang jutaan rupiah untuk membeli syarat-syarat tersebut,” sambung Haryadi.

 

Setelah itu, Haryadi dan Rahmat pulang ke rumah masing-masing dengan membawa sejuta harapan. Mereka berharap akan menjadi orang kaya mendadak.

 

Seperti yang dijanjikan, malam Jumat itu, Haryadi dan Rahmat kembali datang ke Mbah Kardi. Tak menunggu waktu lama, setelah sedikit ngobrol, Mbah Kardi mengajak mereka menuju rumpun bambu di pinggir hutan Gunung Salak.

 

Malam itu sekitar pukul 10. Keadaan amat gelap. Hanya senter dan sedikit cahaya lilin yang menerangi hutan di sekeliling mereka. Mbah Kardi meminta mereka tenang, sebab ritual akan dimulai.

 

Sesaat kemudian ritual keramat pun dimulai. Setelah satu jam lebih ritual itu, tibatiba datang angin kencang menerpa rumpun bambu. “Lilin yang sebelumnya menyala pun mati. Pemandangan langsung gelap, aku dan Rahmat kelabakan mencari senter,” kenang Hariyadi.

 

“Tenang, biarkan saja tidak usah bergerak. Penjaga harta karun itu akan datang!” Cetus Mbah Kardi seperti ditirukan Haryadi.

 

Mendengar perintah itu, Haryadi dan Rahmat kembali duduk di belakang Mbah Kardi. Meski dengan dada yang terus berdegup kencang, mereka tak berani bergerak karena takut.

 

Sesaat kemudian, mereka mendengar suara bergedebuk di depan pedupaan.

 

Mereka tak bisa melihat dengan jelas apa yang menimbulkan suara itu. Pemandangan amat gelap, bahkan untuk melihat tangan sendiri sendiri saja tak bisa.

 

“Ritual sudah selesai, dan kita akan melihat hasilnya. Cari senternya dan kita pulang,” ajak Mbah Kardi seperti ditirukan pemberi kesaksian.

 

Tentu saja Haryadi dan Rahmat langsung menyambutnya dengan senang. Setelah senter dinyalakan, Mbah Kardi nampak telah di depan pedupaan dan menggapai karung yang tadi mereka bawa.

 

“Memang ada yang aneh dengan karung itu. Semula karung itu kami bawa dalam keadaan kosong, tapi kini telah nampak berisi. Tapi aku tak tahu apa isi karung itu karena masih dalam genggaman Mbah Kardi, cerita Haryadi.

 

Kakek itu mengajak mereka segera pulang. Tiba di rumah orang tua itu, mereka langsung membuka karung, “Aku berharap emas batangan dan koin-koin emas terhampar di hadapan kami begitu karung itu ditumpahkan.

 

“Tapi apa yang kami harapkan nihil. Karung itu hanya berisi potongan kaleng-kaleng putih sebesar lengan dan kertas-kertas putih bersih,” papar Haryadi.

 

“Kita telah salah melakukan ritual, kamu dan Rahmat terlalu ribut. Buktinya, saat penghuni gaib tadi datang kamu malah sibuk mencari senter, itu kesalahan kalian,” tunjuk Mbah Kardi, Lagi-lagi seperti yang ditirukan oleh Haryadi.

 

Mbah Kardi mengajak Haryadi dan Rahmat mengulangi ritual pada malam Jumat berikutnya. “Untuk ritual ini kami harus kembali menyediakan syarat-syarat yang jumlahnya mencapai 10 juta rupiah.

 

“Aku dan Rahmat tidak keberatan. Kami akan patungan,” papar Haryadi.

 

Celakanya, malam Jumat kemudian, hal yang sama terulang kembali. Padahal, mereka melakukan ritual di tempat berbeda, meski tak jauh dari tempat semula.

 

“Anehnya, meski ritual ini telah dijalani sebanyak 4 kali. Aku dan Rahmat tetap mau saat Mbah Kardi mengajak kami mengulanginya. Dan sekali lagi aku dan Rahmat harus merogoh kocek untuk membeli ubo rampe yang jumlahnya jutaan rupiah. Saat upacaran ritual itu berakhir, kembali kami hanya menemukan benda-benda tak berharga di dalam karung itu.” Cerita haryadi lebih jauh.

 

Entahlah, mungkin ini hanya sebuah trik atau memang Haryadi dan Rahmat yang telah melakukan kesalahan saat menjalankan ritual. “Yang pasti, Mbah Kardi selalu menyalahkan kami jika gagal,” sesal Rahmat yang mengaku telah menghabiskan uang puluhan juta rupiah gara-gara melakoni pekerjaan musykil ini. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: bomoh.online
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)


Related posts

Panggonan Wingit: BERSIH DIRI DI SENDANG JOMBLANG BETEK

KyaiPamungkas

Pendidikan Seks Kyai Pamungkas: MENJEPIT “BURUNG” SUAMI DI PAYUDARA

KyaiPamungkas

Panggonan Wingit: PESUGIHAN GUNUNG KABA

KyaiPamungkas
error: Content is protected !!