Kisah Kyai Pamungkas: KERIS SAKTI SETAN KOBER
Di suatu desa, tepatnya di Kartasura, Sukoharjo, ada seseorang yang mengaku memiliki keris Setan Kober. Dialah Abu Wardiman. Tetapi benarkan kerisnya itu yang sejak zaman kerajaan dulu membuat geger…?
Menilik dari ciri fisik serta keampuhannya memang tak diragukan lagi. Lalu seperti apakah keampuhan dari-keris tersebut di tangan Abu?
“Aku tahu kalau keris itu adalah sebuah pusaka yang ampuh serta berkaromah tinggi. Oleh karena itu akupun hampir tak pemah membawanya untuk sebuah kepentingan, takut karena welek (kutuk). Tapi walau demikian, khodam dari Setan Kober selalu membantuku dalam segala urusan. Ini terbukti lancarnya segala perkejaan yang aku tekuni yaitu menjadi kasepuhan, menolong sesama manusia,” cerita Abu, saat penulis berkunjung ke rumahnya.
Mengenai keampuhan Setan Kober, orang tua yang sudah banyak makan asam garam dunia gaib ini menjelaskan. Penah suatu ketika rumahnya disatroni oleh maling yang berjumlah tiga orang. Tapi aneh saat komplotan maling itu memasuki halaman rumahnya, tiba-tiba mereka pingsan. Setelah siuman, lalu diintrogasi. Mereka menceritakan apa yang dilihatnya saat memasuki halaman rumah.
“Mereka melihat rumah saya dipenuhi oleh puluhan sosok yang tinggi besar dengan tenjang dada. Salah satunya adalah sosok orang tua yang begitu wibawa dengan menaiki kuda hitam,” kenang Abu.
Menurutnya, sosok penuh wibawa dengan kuda hitam itulah Kyai Setan Kober, khodam yang berada di dalam kerisnya. Sedangkan puluhan sosok yang telanjang dada adalah prajurit atau anak buahnya. Menurutnya pula, dirinya Sudah sering berkomunikasi baik secara langsung maupun batin dengan khodam tersebut.
Diceritakan pula. Belum lama ini, anaknya tenggelam di sungai Bengawan Solo. Selama satu hari penduduk beserta keluarganya sibuk mencari di sepanjang aliran sungai, tapi hasilnya nihil.
“Akhirnya gaya meminta khodam Setan Kober. Aku diguruh menghadangnya justru di atas aliran sungai, anakku seolah tidak terbawa air, tapi justru berjalan memapas aliran sungai dua ratus meter dari tempat dia jatuh, akhirnya kami temukan dengan selamat. Aneh dan tak bisa dinalar, memang,” tambahnya.
Cerita aneh lainnya dituturkan oleh Abu Wardiman. Setiap malam Jum’at Kliwon dia harus memberikan sesaji berupa minyak wangi, kembang telon serta pisang raja. Sedang pada malam 1 Syura dia harus mensucikan keris itu dengan air sumur dari empat penjuru. Hal ini sudah dilakukan sejak hampir sepuluh tahun yang lalu, yaitu sejak Kyai Setan Kober ikut dengan dirinya.
Lantas, dari manakah Abu mendapatkan pusaka ampuh yang konon dulu menjadi pegangan tokoh-tokoh besar seperto Raden Kuncung, Kamandaka, Sunan Kudus serta Arya Panangsang itu? Berikut cerita lengkap yang kami peroleh dari mantan abdi dalem keraton tersebut.
Diceritakan, suatu ketika Abu Wardiman pernah sakit parah, lalu dirawat di rumah sakit. Tapi berbulan-bulan dia tak kunjung sembuh juga, bahkan menurut pengakuannya dia penah mengalami mati suri selama satu hari satu malam. Lalu menurutnya pada saat mati suri itu dia berjalan untuk meninggalkan alam maya. Namun tiba-tiba dia dibentak oleh sosok orang tua berjubah.
“Dia bilang aku belum waktunya untuk mengunjungi alam itu, karena masih banyak tugas-tugas yang harus aku kerjakan. Bahkan sosok berjubah itu mau menemani serta menuntunku jika aku mau kembali pada perjalanan awal,” ceritanya.
Tak lain dan tak bukan sosok berjubah itu adalah khodam dari keris Setan Kober yang sedang melanglang jagad mencari majikan atau tuan untuk diasuhnya.
“Bagaimana cara kau menemaniku dalam perjalan awalku, sedang aku sendiri tak mempu untuk berjalan menelusuri pernjalanan kembali!” tanya Abu pada sosok misterius tersebut.
“Kau pasti bisa dan kuat! Cobalah untuk menengok ke belakang, kemudian jika badanmu terasa enteng berjalanlah berbalik. Suatu saat pergilah ke musium Keraton Kartasura. Mintakah restu pada dhanyang penguasa di sana, karena di tempat itu banyak para pendahuluku yang bermukim. Di dalam benteng museum Keraton Kartasura itulah aku tinggal,” ucap sosok penuh wibawa itu memberitahu Abu Wardiman. Dia pun melanjutkan ceritanya.
“Dan benar, setelah aku mencoba menengok ke belakang, ternyata orang banyak berkerumun mengelilingi tubuhku yang terbaring. Bahkan aku sudah di tempatkan di balai-balai rumah, bukan lagi di rumah sakit. Menurut istriku aku dibawa pulang karena sudah dinyatakan mati.”
Sungguh di juar dugaan orang, Abu justru semakin sehat sejak berkunjung di alam lain itu. Dia terus berpikir, hingga akhinya mengambil kesimpulan, kalau sosok gaib itu ingin ikut dengannya, dan dia harus mengambilnya di petilasan Keraton Kartasura dengan ijin para penguasa serta dhanyang di tempat itu. Apalagi kali ini pusaka yang akan dia ambil bukanlah sembarangan pusaka, tapi merupakan tumbal kejayaan sebuah kerajaan.
Setelah tujuh hari lamanya menjalani ritual, tepat tengah makam pada Jum’at Kliwon, Abu Wardiman berangkat untuk menjalani ritual lanjutan di pasanggrahan petilagan keraton. Tak begitu lama kemudian, nampaklah sebersit cahaya biru kekuningan tersembul di antara puing-puing batu makam belakang karaton. Sebelum diambil untuk dibawanya pulang, Abu terlebih dahulu menyembahnya secara adat beberapa kali, guna memberi penghormatan pada leluhur yang pernah mengusai benda tersebut.
Alhasil, dia pun kembali ke rumah dengan benda pusaka itu.
“Aku benar-benar tak menduga kalau khodam pusaka dari Kyai Setan Kober yang akan ikut serta denganku. Karena aku tahu betapa ampuhnya pusaka perunggalan ini. Dan sejak aku membawanya pulang kerumah hatiku merasa tenang dan damai. Bukan hanya itu, sejak saat itu pula aku dikenal sebagai orang yang memiliki kesaktian dan keampuhan. Ini terbukti beberapa kali hal-hal yang ganjil dan aneh menimpa diriku, dan aku selalu lolos serta bisa menyelesaikannya.”
Begitulah cerita Abu Wardiman tentang asal dirinya memperoleh keris ampuh itu.
Lalu, siapa saja tokoh-tokoh utama yang pernah memiliki keris Setan Kober itu dan dari mana asal muasalnya?
Dikisahkan sebelum bedan (babad Banyumas) terjadi, sekitar tahun 1276, seorang Demang dari Kademangan Toyareka mendapat tugas dari rajanya untuk menentramkan kawulanya yang sedang menderita akibat bedah atau runtuhnya Kadipaten Banyumas yang disebabkan oleh serangan musuh. Karena tugas ini dirasa berat sehingga sang Demang tersebut memerlukan sebuah senjata yang ampuh untuk melindungi diri serta kawulanya.
Sang Demang akhirnya memutuskan untuk bertapa di suatu gunung yaitu Gunung Slamet, dengan harapan selamat serta memperoleh sesuatu yang diharapkannya, yaitu pusaka ampuh.
Setelah beberapa minggu lamanya akhirnya dia mendapatkan sesuatu yang diharapkan, yaitu sebuah pusaka sakti yang bernama Kyai Setan Kober, Konon, siapa saja yang memegang pusaka ini dia akan menjadi orang nomor satu.
Keampuhan dari pusaka ini sudah sangat tersohor, sehingga siapa saja yang membawanya akan ditakuti lawan dan disegani kawan.
Setelah mendapat pusaka, sang Demang kembali ke kademangan, Dikarenakan sudah tua, Demang tersebut tak kuat, untuk mengabadikan dirinya kekeraton lagi, sehingga memerintahkan kemenakannya yaitu Raden Kuncung untuk mengabdi dengan dibekali keris sakti tersebut. Padahal sang Demang juga sebenarnya juga memiliki anak laki-laki yang sama dewasanya dengan Raden Kuncung, yaitu Kaligenteng. Karena anak kandungnya sendiri nakal serta ugal-ugalan, walaupun sebenarnya dia juga kaku, maka sang Demang mempercayakannya kepada Raden Kawung.
Akibatnya, Kahyenteng marah dan murka. Dia ingin merebut keris yang berada di tangan saudara sepupunya dengan alasan dialah yang berhak mewangi keris itu. Peperangan terjadi antara Raden Kuncung dengan Radeng Kaligenteng. Dan karena keampuhan keris Setan Kober Raden Kaligenteng kalah, menjadi seekor ular raksasa. Atas perintah ayahandanya, dia bisa berubah kembah menjadi manusia jika bertapa selama empat puluh tahun di Gunung Slamet, tempat asal Kyai Setan Kober. Dengan menangis sambid melata, Raden Kahgenteng berjalan menunya Gunung Slamet. Jejak tubuh dan Kahgenteng yang dilewatinya hingga kini membentuk suatu sungai yang dalam dan panjang. masyarakat sekitar menyebutnya dengan sungai Kali Genteng.
Dari sinilah kesaktian keris Setan Kober melegenda.
Kemudian sejarah kembali mencarat, keris tersebut dimiliki oleh seorang tokoh dari Kerajaan Pasirluhur yang bernama Raden Kamandaka. Dengan keris ini pula Kamandaka berhasil mengalahkan Prabu Pulebahas dari kerajaan Nusawungu.
Tokoh sakti lain yang pemah memiliki keris Setan Kober yaitu Arya Penangsang. Dia tokoh sakti dari Kerajaan Demak Bintara. Tapi sayang, dia nahas oleh tombak Kyai Plered milik Sultan Hadiwijaya. Dan sejak saat itulah keris Setan Kober jarang diberitakan mengenai keberadaannya. Mungkin tersimpan di musium keraton.
Tapi aneh, mengapa sekarang bisa berada di tangan Abu Wardiman. Mungkinkah keris itu sudah hengkang dari musium karena kurang terurus dan mencari majikan baru? Ataukah ada keris Setan Kober lainnya?
Tapi yang jelas, keris dengan luk (lekukan) sebelas itu, tergenggam erat di tangan Abu saat penulis berkunjung ke rumahnya. Mengenai benar atau tidaknya, dan asli serta bukan, hanyalah para ahlinya yang lebih mumpuni. Dan yang harus kita pahami, warisan budaya leluhur tetap kita hargai, tak boleh terlena dengan keimanan kita terhadap Tuhan. Semoga kajian kecil ini bisa ia diambil hikmahnya. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: bomoh.online
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)