Kisah Kyai Pamungkas: BERSEKUTU DENGAN JIN
Akibat diililit hutang, Erna Savitri, 43 tahun, terpaksa melakukan persekutuan gaib. Melalui dukun persugihan, Ki Cebo, wanita beranak enam ini berteman dengan jin kafir Gunung Salak. Dia mendapatkan sekarung uang. Erna Savitri pun kaya mendadak. Tapi, tumbalnya enam anak kesayangan, satu persatu mati mengenaskan…
Sejak suami meninggal. Otomotis aku menjadi ibu sekaligus ayah bagi ke enam anakku yang masih kecil. Karena tidak punya ketrampilan kerja, berjualan bakso adalah satu-satunya jalan yang dapat aku tempuh saat itu juragan bakso Indarto meminjamkan etalase padaku untuk berjualan di Pasar Ampera. Karena baksoku kurang laku dan omzetnya kecil, Indarto mengambil etalase ku dan tidak lagi memberi dagangan.
Karena anak-anak harus tetap makan, aku terpaksa jadi rentenir. Aku menjalankan uang Alit Arnawe, orang Bali yang memang berbisnis renten uang. Bunga pinjaman cukup besar, 100 persen per-tiga bulan. Yang pinjang uang sangat banyak padaku dan Alit Arnawe pun sangat senang. Tapi giliran penagihan, semuanya susah ditagih dan mengajukan seribu alasan. Bahkan ada yang sampai menangis tersedu-sedu saat kutagih.
Alit Arnawe pun marah dan aku pun jadi terhutang padanya. Jumlah hutangku, selama enam bulan kerja, Rp. 300 juta.
Dengan sikap yang keras Alit Arnawe memberhentikan aku. Bahkan aku dipaksa harus mengembalikan uang Rp 300 juta dalam waktu satu bulan. Jika tidak, aku akan diseret ke penjara. Tak tahan terus diteror, aku curhat pada bibiku di Bogor. Bibi memperkenalkan aku pada Mat cebol. “Kata orang Mat Cebol itu bisa membuat orang kaya raya, walau dia sendiri tidak bisa kaya,” kata Bibi Asih, padaku.
Dengan Mat Cebol aku masuk ke suatu goa. Dia melakukan ritual dengan banyak alat-alat perdupaan di situ. Selama lima jam, seperti mimpi, aku dipertemukan dengan enam laki-laki pendek.
“Kami berenam akan memberikan uang satu karung kepadamu, tapi kami butuh imbalan makan. Tahu makanan kami?” tanya mahluk yang paling tinggi, pemimpin kelompok padaku dan Mas Cebol. Mendengar pertanyaan itu, Mas Cebol menendang kakiku akan aku menjawab siap. Dengan hati setengah ragu aku pun menjawab siap. “Baik, ambil karung di pojok itu!” kata si pemimpin. Aku dan Mas Cebol menghambur dan mengambil karung yang dimaksud.
Hatiku berbunga-bunga begitu membuka karung dan semuanya uang pecahan Rp 100 ribu. Jumlahnya 100 milyar lebih. Mat Cebol kubagi separuhnya aku separuh yang lain. Aku pun menjadi orang kaya dan kami membeli rumah mewah di Alam Indah berkolam renang dan berkebun durian montong di belakangnya. Anak-anak ku sekolahkan di sekolah internasional dengan biaya ratusan juta per-orang. Sedangkan Mat Cebol, tetap tinggal di rumah gubuk dan hidup miskin. Aku tidak tahu sampai sekarang, uang banyak yang didapatkannya digunakan untuk apa. Yang jelas dia kelihatan sengsara dan lusuh.
Sebulan menempati rumah mewah, anak bungsuku, Olga, mati tertabrak truk gandeng di jalan raya Alam Indah. Olga mati di tempat dengan otak berantakan ke jalanan aspal. Dua bulan kemudian, Rika, anak ke limaku yang jatuh dari lantai tiga rumahku dan otaknya membuncah bersimba darah. Sebulan selanjutnya anakku ke empat, tergilas kereta api di stasiun Depok. Akhirnya, semua anakku tewas dengan cara-cara yang sadis dan mengerikan. Terakhir, tertimpa gedung roboh di sekolahannya.
Oh Tuhan, habislah semua anak-anakku yang kucintai selama ini.
“Semua otak anakmu jadi makanan jin kafir Gunung Salak dan itulah imbalan yang dimintanya waktu bikin perjanjian gaib. Ke depan nanti, kau yang akan mati seperti itu, bila kau tidak terus menerus memberinya makanan dari otak manusia. Caranya, kau harus mencari orang untuk jadi persembahan, bagaimanapun jalan yang harus kau tempuh!” kata Mas Cebol.
Mendengar pernyataan itu, aku sangat marah juga sangat ketakutan. Waktu bikin perjanjian, Mas Cebol tidak menyebut hal itu dan kupikir tumbalnya hanya hewan, bukan manusia. Apalagi anak-anakku yang sangat kucintai. Kini, bahkan aku sendiri yang akan diambilnya.
Akhirnya aku sangat menyesal dan menyesal sekali, mengapa hal itu kulakukan. Apalah guna kekayaan bila aku tak dapat menikmatinya. Bukan saja tidak bahagia tapi aku sangat menederita batin walau banyak uang dan kaya raya.
Dengan tekad baja, aku minta Kiyai Haji Tasmuni, tetanggaku, memutuskan hubunganku dengan jin kafir itu. Kiyai Tasmuni bersedia dan aku menjalani pengobatan ruqyah. “Kamu siap miskin lagi, bersedia?” Aku mengangguk dan siap miskin asal hubunganku dengan mahluk gaib itu selesai.
Setelah melakukan pengobatan ruqyah selama beberapa bulan, aku pun jadi miskin lagi. Hartaku satu persatu musnah dan uangku hilang dengar sendirinya di dalam lemari kamar.
Kini aku menjadi wanita yang hidup biasa saja, cukup makan dan cukup makan Aku bekerja sebagai juru masak pesantren Kiyai Tasmuni dan hidup berbahagia menjalani keislamanku sebaik-baiknya. Walau tidak baik betul, tapi setidaknya, setiap hari aku berusaha menjadi orang yang baik.
Arkian, ke enam makam anakku ditumbuhi oleh bunga liar berdaun jingga dan berbunga warna kuning yang harum mewangi. Hingga sekarang bunga itu selalu mekar dan menebarkan aroma segar bagi makam sekitarnya. Aku tak tahu apa arti semuanya ini. Tapi Kiyai Tasmuni hanya bilang, rajinlah mengirimi mereka al Fatihah, kita berharap agar mereka ada di surga Allah yang abadi. Aamiin.
(Erna Savitri menceritakan hal ini pada Salim Alhadad untuk penulis). Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: bomoh.online
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)