Kisah Kyai Pamungkas: GILA KARENA MEMUJA PUSAKA
Siapapun yang berada di dalam lingkungan keluarga ini akan terpengaruh oleh energi negatif yang ada di dalam rumah. Energi tersebut timbul karena pengaruh kekuatan pusaka yang tersimpan di dalam rumah.
Pusaka tosan aji tidak hanya menjadi simbol kewibawaan seseorang ketika berada di tangan pemiliknya tetapi juga menjadi piandel bagi seseorang ketika dirinya bermasyarakat dan bersosialisasi. Kepiandelan ini tak lepas dari sifat pusaka itu sendiri yang memiliki nilai sosial dan spiritual. Di jaman kerajaan, nilai sosial dan kederajatan kaum ningrat dapat dilihat dari pusaka yang dimilikinya. Oleh sebab itu, di kalangan para bangsawan keraton, pusaka tosan aji menjadi salah satu simbol kederajatan para kaum ningrat.
Nilai sosial ini lambat laun semakin bergeser, dari sifat semula tosan aji yang dipergunakan untuk berperang, berubah menjadi nilai sosial, dan sekarang ini menjadi simbol spiritual! antara pemilik pusaka dengan Sang Maha Pencipta. Nilai spiritual terbangun karena peran Empu ketika pertama kali membentuk tosan aji. Berpagai macam sesaji yang mewujudkan rasa syukur, sekaligus peran Empu dalam menjalankan laku prihatin ketika pertama kali membuat pusaka tosan aji, menjadi landasan yang membentuk nilai luhur antara manusia dengan Sang Maha PenciptaNya.
Namun di era modern sekarang ini, masing-masing pemilik tosan aji akan memiliki sudut pandang yang berlainan. Bagi para kolektor dan penggemar tosan aji, pusaka tosan aji tidak dipandang dari sisi mistis, namun lebih mengedepankan nilai seni, serta karya dari empu pembuatnya. Oleh karena itu meski pusaka tersebut memiliki kedigdayaan, tetapi apabila tak memiliki nilai karya seni yang tinggi, juga tidak akan laku dijual. Bagi para kolektor, nifai karya seni seorang empu dan era tosan aji dibuat menjadi hal yang paling utama. Meski tak dipungkiri, beberapa kolektor juga berminat terhadap keampuhan pusaka tosa aji, tetapi tidak sepenuhnya hal itu yang paling diutamakan.
Sudut pandang kolektor berbeda dengar sudut pandang para empu yang biasa membuat tosan aji. Para empu tidak hanya memandang dari sudut sebuah karya seni, namun lebih komplek lagi nilai spiritual dan gaib juga menjadi landasan para empu ketika dirinya membuat tosan aji. Oleh sebab itu seorang empu lebih memahami segala hal yang melekat di dalam pusaka tosan aji. Tidak hanya dari sisi ilmiah, namun karya seni dan gaib di dalam sebuah tosan aji akan mampu dikupas secara gamblang oleh seorang Empu.
Dari dua sudut pandang yang berbeda antara empu dengan Kolektor, terdapat satu lagi sudut pandang para penggemar tosan aji yang lebih mengutamakan sisi gaib. Mayoritas pandangan ini ada di dalam diri masyarakat, yang masih memegang teguh tradisi kuno dan penganut ajaran keilmuan gaib. Cara pemahaman mereka lebih banyak bersifat klenik, yang masih sangat mendewakan pusaka menjadi bagian dari kehidupan pribadinya.
Kepercayaan yang sangat berlebihan ini lambat laun bisa menjadi boomerang bagi para pemilik pusaka. Pernilik Pusaka tosan aji yang mengedepankan sisi gaib, biasanya memandang pusaka sebagai sebuah junjungan yang harus dihormati dan diberi makan penunggunya setiap malam tertentu. Tak jarang perniliknya bersedia mengorbankan ayam cemani, atau kambing kendit untuk sesaji persembahan bagi pusaka piandelnya. Meskipun tak semua orang yang mempercayai gaib berlaku seperti itu.
Pemahaman gaib yang berlebihan, tak jarang mempengaruhi kehidupan pemilik pusaka. Karena sifat gaib yang bersemayam di dalam pusaka bisa menyatu dengan pemiliknya. Dampak dan akibat yang ditimbulkan dari pengaruh tersebut bisa membuat pemilik pusaka stress, gila, rumah tangga berantakan, hingga berujung pada kematian bunuh diri. Secara ilmiah hal ini tak bisa dikaji dan dipelajari, namun di dalam kehidupan masyarakat kita, tak sedikit pemilik pusaka tosan aji yang akhirnya menjadi gila dan stres akibat memuja pusaka yang sangat berlebihan.
Kejadian tersebut pernah terjadi pada salah satu keluarga yang menetap di daerah Nganjuk, Jawa Timur. Karena gemar mencari dan mengoleksi pusaka, seluruh anak dari pasangan keluarga, sebut Maksum dan Imrah menjadi stres, Bahkan dya orang anaknya meninggal dunja karena bunuh diri. Nasib naas yang menimpa keluarga Maksum dan imrah merang tidak bisa dibuktikan apa penyebabnya, namun berdasarkan pengakuan beberapa orang pintar yang pernah dirantai pertolongan, nasib malang yang menimpa keluarga Maksum karena pengaruh pusaka yang dimiliki oleh keluarga ini.
Dari kelima orang anaknya, hanya si bungsu yang tinggal di Kartasura, Kabupaten Sukoharjo yang tidak mengalami stres. Sedangkan dua orang anak lainya yang hidup serumah dengan Imran di Nganjuk sekarang menderita sakit stres. Maksum, ayah mereka sejak tahun 2010 telah meninggaikan keluarganya untuk selama lamanya tanpa sebab yang pasti.
Menurut pengakuan Sutoyo, saudara Maksum yang tinggal tak jauh dari rumah keluarga Imrah mengatakan, semasa masih muda Maksum dan imrah gemar berburu pusaka. Tidak hanya meminta kepada dukun dan orang yang dianggap pintar, tetapi kedua pasangan suami istri ini gemar menjalani ritual di tempat tempat keramat untuk memperoleh pusaka.
“Banyak sekali pusaka yang dimiliki oleh Maksum dan imrah, bahkan tiap anak di beri sebilah pusaka sebagai piandel. Namun apa hendak dikata, pemberian pusaka kepada anak-anaknya tidak menyebabkan mereka bahagia, tetapi malah berakibat strees dan gila,” jelas Sutoyo.
“Dua orang anaknya bahkan ada yang meninggal dunia karena bunuh diri. Siapapun yang berada di dalarn lingkungan keluarga ini akan terpengaruh oleh energi negat’ve yang ada di dalam rumah. Energi tersebuttimbul karena pengaruh kekuatan pusaka yang disimpan di dalam rumah,” imbuhnya.
Menurut cerita, keluarga pasangan Maksum dan Imrah sebenarnya baik-baik saja, tetapi sejak keduanya gemar mencari pusaka, tambat laun kehidupan keluarganya mulai berubah. Rumah yang dulu tertata rapi, kini mulai tidak karuan isinya. Selain kotor dan tak layak huni, rumah yang di tempati tak lebih baik dari kandang kambing. Meski menantunya yang juga suami si bungsu sudah membangunkan rumah layak huni untuk orang tuanya, tetapi orang tua dan kakaknya tetap saja tidak mau pindah ketempat yang lebih layak.
“Perangai keseharian keluarga Imrah ini menurut orang pintar yang pernah dimintai pertolongan, akibat terpengaruh banyaknya pusaka yang disimpan di dalam rumah,” ujar Sutyo.
Tiap anak diberi piandel pusaka satu persatu. Dari segi usia, orang yang berumur di bawah 40 tahun seharusnya tidak diperkenankan memiliki pusaka tosan aji, tetapi hal Itu tak pernah diperhatikan oleh orang tua mereka. Wewaler ini sebenarnya adalah adat yang sudah menjadi kebiasaan di dalam kehidupan masyarakat kuno. Bahwa orang yang berumur di bawah 40 tahun tdak boleh memiliki pusaka ataupun belajar ngilmu kebatinan.
Wewaler ini sebenarnya hanya untuk mengingatkan, bahwa seseorang yang berusia di bawah empat puluh tahun bathin dan jiwanya masih belum bisa tenang. Masih labil dan mudah terpengaruh kejiwaan. Oleh karena itu, wewaler kuno ini tidak boleh dilanggar agar seseorang tidak terkena siku.
Tetapi bagi Maksum dan Imrah, rupanya wewaler ini tidak berlaku hingga akibatnya sangat fatal. Ke empat orang anak mereka akhirnya menderita sakit stress, dua di antaranya mati karena bunuh diri. Dari dua orang anak yang tinggal serumah di daerah Nganjuk, satu perempuan tak pernah mandi selama setahun. Rambutnya yang dulu indah dan panjang sekarang berubah menjadi gimbal. Belum lagi anak laki laki satu-satunya, juga mengalami stres, Sakit yang diderita anak lelaki imrah semakin diperparah lagi, setelah dirinya belajar ilmu kesaktian. Menurut pengakuan Sutoyo, selain pusaka yang pernah diberikan oleh ayahnya, anak laki-laki itu menjadi stress karena sebuah amalan doa yang diberikan oleh gurunya. Dari kasak kusuk berita yang Ia dengar, amalan doa seharusnya diberikan kepada orang yang sudah cukup umur, tetapi karena keinginannya mempelajari ilmu gaib, amalan doa tersebut akhirnya diberikan. Padahal telah diwanti-wanti agar tidak diamalkan, disimpan dan dipelajari apabila sudah saatnya cukup umur.
“Meski seluruh pusaka sudah dilarung ke sungai, tetapi sakit yang diderita dua orang anak Imrah tak pernah kunjung sembuh,” kata Sutoyo.
Dari pengakuan para orang pintar yang pernah dimintai pertolongan oleh Sutoyo, meski seluruh pusaka sudah dilarung ke sungai tetapi ada satu pusaka yang muksa di dalam lemari. Pusaka Inilah yang masih terus memancarkan energi negatif di dalam rumah. Sebilah pusaka tersebut dulu tersimpan di dalam sebuah lemari pakaian, namun sejak meninggalnya Maksum pusaka tersebut juga turut hilang.
Hilangnya pusaka tidak lenyap kembali ke tempatnya semula, saat pertama kali pusaka diketemukan, tetapi keberadaan pusaka masih berada di dalam lemari pakaian, namun tidak bisa dilihat dengan kasat mata. Terbukti pada malam-malam tertentu, di dalam lemari pakaian seringkali terdengar suara riuh. Anehnya pada saat dibuka suara itu tak terdengar lagi suaranya.
“Meski seluruh isi lemari sudah dikosongkan, tiang kayu penyangga lemari juga diganti, tetapi pusaka itu tak pernah itemukan,” terang Sutoyo.
Pusaka inilah yang menjadi biang dan keterpurukan keluarga pasangan Maksum dan Imrah, Pusaka ini rupanya telah menyatu dengan Maksum, bahkan pada saat dirinya sudah tiada sekalipun, pusaka tersebut terus saja mengikuti keluarganya. Oleh karena itu di dalam kepercayaan adat masyarakat Jawa, udak sembarangan orang boleh menyimpan pusaka Sifat jahat yang ada di dalam pusaka tidak hanya terbentuk dari bahan baku besi pusaka tosan aji, tetapi gaib yang bersemayam di dalam pusaka juga mampu mempengaruhi perilaku pemilik dan keluarganya. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: bomoh.online
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)