Cerita Kisah Kyai Pamungkas

Kisah Kyai Pamungkas: MISTERI BATU KUJANG

Kisah Kyai Pamungkas:
MISTERI BATU KUJANG

WARTA BERKISAH, SEKITAR JUTAAN TAHUN LALU, PADA PERMULAAN ZAMAN PLEYISTOSIN,AKIBAT HEBATNYA SEJUMLAH KEGIATAN VULKANIK DI KAWASAN UTARA BANDUNG, MAKA SEMPAT TERBENTUK SUATU KUMPULAN GUNUNG BERAPI YANG SANGAT BESAR….

MENURUT prakiraan, areal tersebut, konon memiliki panjang dasar sekitar 20 km dengan ketinggian antara 2000 hingga 3000 m, dengan sebuah kaldera pada bagian puncaknya. Namun, akibat terjadinya patahan di sekitar kawasan Cibago, Lembang, gunung raksasa yang sempat dikenal sebagai Gunung Sunda, pada akhirnya pun runtuh.

Seiring dengan perjalanan waktu, hingga, pada sekitar sebelas ribu tahun yang lalu, tepatnya pada Zaman Hosen, anak kaldera dari bekas Gunung Sunda itu akhirnya terlahir sebagai gunung api yang baru di mana keberadaannya menutupi bagian sebelah barat dari sisa-sisa gugusan gunung lama itu.

Karena bentuknya yang unik dan mirip dengan sebuah perahu raksasa yang terbalik, tak pelak, pada akhirnya orang lebih mengenal dengan sebutan Gunung Tangkuban Perahu. Dan oleh penduduk sekitar, kemunculan Gunung Tangkuban Perahu ini dikait-kaitkan dengan legenda Sangkuriang.

Dari berbagai catatan yang ada, tepatnya sejak dari terbentuk sampai dengan saat ini, Gunung Tangkuban Perahu baru tiga kali meletus. Di mana sebagai akibat dari letusan kedua yang terjadi pada sekitar 6000-an tahun , lalu, membuahkan dampak yang teramat buruk. Tak dapat dipungkiri, akibat dari limpahan | lava dan bebatuan yang dimuntahkannya, maka, seluruh daratan Bandung tergenang karena tersumbatnya alur sungai Citarum yang mengalir kearah barat.

Dan hingga ribuan tahun, daratan Bandung pun sempat berubah menjadi sebuah danau raksasa. Baru sekitar 3000 atau 4000 tahun yang lalu, akibat bebatuan yang menyumbat aliran sungai Citarum tergerus dan hancur, maka, kawasan Bandung pun kembali mengering dan menjadi daratan yang subur dan bahkan, kini, Bandung menjadi salah satu kota yang terkenal dengan kesejukan dan keasriannya.

Sementara, dari bekas sisa-sisa berdirinya Gunung Sunda itu, disebutkan para ahli, di samping Gunung Tangkuban Perahu yang masih aktif juga terdapat sederetan gugusan pegunungan lain yang hingga kini masih berdiri dengan kokoh memagari kawasan utara Bandung. Dan jika kita mau merunut dengan saksama dari arah timur, nama-nama gunung yang dikenal sampai sekarang. Yakni, Gunung Manglayang, Gunung Mangparang, Gunung Kasur, Gunung Sanggara, Gunung Bukit tunggul, Gunung Palasari, Gunung Tangkuban perahu dan Gunung Burangrang.

Dan cerita ini dimulai pada sekitar abad ke-16, atau ketika pihak Kolonial Belanda menancapkan kekuasaannya di negeri ini. Kala itu, sang penjajah berniat untuk membuka hutan yang berada persis di tengah-tengah kawasan yang pada dahulu kala diperkirakan menjadi bagian puncak dari Gunung Sunda yang legendaris itu.

Apa yang terjadi? Di tengah-tengah kesibukan menebangi pepohonan dan menyingkirkannya, penduduk setempat yang tengah bekerja dengan secara paksa malahan menemukan sejumlah makam-makam, tepatnya petilasan, yang diperkirakan sudah berumur amat tua. Ternyata tak hanya itu, mereka juga menemukan dua buah situs batu yang salah satunya berbentuk cukup aneh. Menyerupai pegangan Kujang, senjata khas Tatar Pasundan di mana posisinya tengah menancap ke tanah dengan kemiringan sekitar 45 derajat.

Lokasi persis ditemukannya makam-makam atau petilasan serta dua situs batu yang masing-masingnya berbentuk pegangan Kujang dan mirip dengan lonceng itu adalah di kawasan hutan antara himpitan dua buah gunung sisa-sisa Gunung Sunda. Yakni di antara Gunung Bukit Tunggul dan Gunung Palasari, dan termasuk dalam kawasan perkampungan Sunten Jaya, desa Cibodas, kabupaten Bandung.

Usut punya usut, penemuan para warga itu menjadi pekerja paksa dan pihak anda tatkala hendak menyulap hutan tersebut untuk dijadikan lahan perkebunan kopi, menurut keyakinan segenap warga sekitar, makam-makam tua atau petilasan memiliki keterkaitan cerita yang sangat erat dengan tokoh kerajaan yang paling tua dan legendaris di Tatar Sunda. Yakni, kerajaan Galuh Pakuan yang berpusat di Ciamis dan sekaligus menjadi cikal bakal berdirinya kerajaan besar Padjajaran, dengan dua rajanya yang legendaris Sri Baduga Maharaja dan Prabu Siliwangi. Dituturkan, pada sekitar abad 13, Raja Galuh Pakuan yang kala itu dipangku Prabu Sunan Dalem Marga Taka alias Prabu Wanara atau Ciung Wanara, karena kelelahan setelah melakukan perjalanan panjang dari kawasan barat negeri Pasundan, akhirnya, mereka pun memutuskan untuk menetap dan membuat persinggahan sementara di kawasan hutan yang dahulu merupakan sisa dari Gunung Sunda. Setelah persinggahan yang cukup lama itu dirasa cukup, maka, mereka pun memutuskan untuk melanjutkan kembali perjalanan pulang ke Ciamis. Bukan tak mungkin, sebagai kenang-kenangan, maka, baginda raja dan semua aria para pengikut setianya menandai tempat yang pernah disinggahinya itu dengan petilasan.

Sampai kini, setidaknya ada 16 buah petilasan yang telah diketemukan dan diyakini sebagai bekas bermukimnya para leluhur asal negeri Galuh Pakuan itu. Dan kesemuanya tersebar pada sekitar hutan, gunung dan perkampungan yang berjarak sekitar 16 km arah timur kawasan Lembang. Di samping masih terpelihara, masing-masing petilasan juga acap didatangi oleh para peziarah yang datang dari berbagai tempat dengan tujuan yang juga amat beragam. Sayangnya, baik masyarakat setempat atau sang juru kunci dari sebuah batu yang menancap mirip dengan pegangan Kujang, di mana mereka lebih mengenalinya dengan sebutan BATU KUJANG, mengaku kurang banyak tahu ceritanya. Menurut mereka, kebanyakan peziarah yang datang, umumnya lebih memburu kekeramatan makam-makam atau petilasan tersebut ketimbang sejarahnya.

Namun, dari cerita yang berhasil Paranormal-Indonesia.com endus, konon, Batu Kujang yang ada di perkampungan desa Cibodas itu, telah ada jauh sebelum raja dan aria dari kerajaan Galuh Pakuan itu datang dan singgah di sana. Silang pendapat pun terjadi. Banyak yang meyakini, Batu Kujang yang kini ada dan menancap kuatdi belakang petilasan keramat Eyang Sunan Sembah Dalem Marga Taka itu, sebenarnya merupakan suatu pertanda bahwa di masa lalu di sana sempat ada sebuah gunung yang berdiri kokoh. Tapi ada juga pendapat lain yang menyatakan, tempat Batu Kujang yang tingginya lebih dari satu meter itu menancap, persis pada titik bekas puncak dari sebuah gunung yang oleh sebagian orang diyakini sebagai cikal bakal penamaan dan kelahiran Suku Sunda.

“Meski kelihatannya Batu Kujang ini seperti sengaja ditancapkan dengan begitu saja. Namun coba Anda angkat dan goyang-goyangkan. Batu ini sedemikian kokohnya!” Demikian tutur salah seorang penduduk setempat yang sempat berkenan mengantarkan Paranormal-Indonesia.com ke lokasi yang tergolong cukup jauh dari perkampungan terdekat.

Untuk mencapainya, di samping mesti melalui jalan setapak, kita juga mesti kuat melewati jalan yang menanjak dan bertanah licin. Menurut cerita pak Ahmad yang berkenan memandu kami bolak-balik mendatangi lokasi setelah mendapatkan izin dari sesepuh di perkampungan tersebut, seandainya ada orang yang mampu mencabut batu yang lebarnya sekitar setengah meter itu, maka, dari baliknya akan didapatkan sejumlah barang-barang berharga. Harta karun!

“Sepertinya tidak akan ada seorang pun yang sanggup. Sebab, di samping mustahil bisa mengangkatnya, siapa pun juga yang bertujuan nyeleneh seperti itu tidak akan pernah mampu. Apalagi, di lingkungan sekitar sini dilindungi oleh dua ekor harimau gaib” tuturnya serius.

Kesakralan tempat itu memang masih terlihat dan terasakan oleh Paranormal-Indonesia.com, meksi cerita penuh misteri akan adanya harta karun di balik dasar tertancapnya Batu Kujang itu sempat beredar secara luas di masyarakat. Buktinya, para peziarah hanya memusatkan pikiran, melantunkan wirid dan berdo’a saat berziarah di depan petilasan Sunan Marga Taka yang memiliki panjang sekitar 4,5 meter yang disekelilingnya berpagarkan tiang-tiang tembok.

Manakala Paranormal-Indonesia.com menanyakan tentang keterkaitan makam atau petilasan Prabu Wanara, Batu Lonceng dan Batu Kujang dengan sejarah berdirinya Gunung Sunda yang pernah ada di seputaran Bandung itu, dengan penuh arti, Ibu Rukmini (77), sesepuh sekaligus juru kunci perkampungan yang ada diujung utara Bandung itu menimpalinya dengan seuntai cerita yang dialaminya.

Pada suatu malam, beberapa tahun lalu, dia mengaku sempat didatangi oleh seseorang yang mengaku berasal dari Gunung Sunda. Dan maksud kedatangannya, hanyalah sekadar menitipkan dua buah benda pusaka yang berupa batu berbentuk bulat dan berwarna hitam mengkilap. Masing-masing berukuran sekepalan tangan orang dewasa.

“Kedua batu itu harus disimpan dengan baik-baik, dan tak boleh dipersatukan dengan pusaka-pusaka lain yang telah dimiliki Ibu sebelumnya. Dan nanti, bila saatnya tiba, pusaka-pusaka itu akan segera diambil kembali!” Tandas perempuan berusia senja yang mengaku terpaksa menjadi juru kunci demi melanjutkan tugas sang suami yang telah meninggal beberapa tahun lalu.

Sayang, tatkala Paranormal-Indonesia.com meminta untuk bisa mengambil gambar kedua batu itu, sang juru kunci keberatan, karena kedua benda itu bukan miliknya. Yah … amanat atau kepercayaan yang kini mulai jarang ditemui, ternyata masih dipegang dengan kukuh oleh Ibu Rukmini. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: bomoh.online
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)


Related posts

Kisah Kyai Pamungkas: MISTERI TIKUNGAN KARANG ANYAR

adminbomoh

Kisah Kyai pamungkas: MENYELAMATKAN JABANG BAYI DARI CENGKERAMAN WEWE GOMBEL

adminbomoh

Kisah Kyai Pamungkas: ARWAH GENTAYANGAN STASIUN JOGJA

adminbomoh
error: Content is protected !!